36 Bab 36 Aku Bertemu Black Moon!

Declan memutar smartphone di mejanya sambil menimbang kata-kata Axel. Haruskah dia menelepon Kaylee atau tidak.

Bahkan jika dia menelponnya, reaksi seperti apa yang akan diberikan gadis itu?

Ditambah lagi, dia tidak menanyakan nomor kontak Roe atau Kaylee saat itu karena dia sudah memilikinya. Semua berkat ibunya, yang memberikan nomor kontak Kaylee Zouch tanpa perlu dia minta.

Saat itu, ibunya terus berusaha membujuknya untuk mendekati Kaylee, tetapi Declan sama sekali tidak tertarik, jadi dia tidak menghubunginya. Sekarang dia tertarik untuk mendekati gadis itu, dia tidak tahu harus berbuat apa.

Dia tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesan gadis itu kepadanya, dan dia tidak ingin membuat gadis itu lari begitu dia menelponnya secara tiba-tiba.

Yah, dia mendengar bahwa Kaylee adalah gadis yang manis dan sopan, jadi gadis itu tidak mungkin akan bersikap kasar dengan menutup teleponnya. Meskipun gadis itu tampak seperti kelinci yang ketakutan di matanya, Kaylee tidak akan bersikap ofensif terhadapnya.

Declan mengambil ponselnya dan mencari nama Miss Zouch di ponselnya. Setelah dia menunggu beberapa suara dering, panggilannya malah dialihkan ke kotak pesan suara membuatnya mengangkat alis.

Sepertinya dia harus bertemu gadis itu secara langsung.

Pada akhirnya, Declan memutuskan untuk pergi ke kediaman Zouch besok sore setelah dia selesai mengajari Nick.

Nick.

Declan menghela nafas saat pikirannya memikirkan nama pemuda ini.

"Jangan pikirkan dia. Kau adalah laki-laki normal, Declan. Pikirkan saja Kaylee. Kaylee..." Declan menyadari ini pertama kalinya dia menyebut nama gadis itu alih-alih Miss Zouch atau Miss Roe.

Anehnya, dia bisa merasakan kesemutan yang manis ketika lidahnya berguling untuk menyebut nama itu. Dia sungguh berharap pertemuannya dengan gadis itu bisa berjalan dengan baik besok.

Sedikit yang dia tahu, Nick… er… Kaylee mengunci diri di studionya hanya untuk memainkan lagu Black Moon sepanjang hari. Dia bahkan tidak ikut latihan dengan anggota tim orkestra lainnya.

Untungnya, bagiannya hanya sedikit, jadi tidak masalah jika Kaylee tidak ikut latihan. Karena itulah Kaylee memanjakan diri memainkan mahakarya idolanya sampai matahari terbenam tanpa dia sadari.

Meski begitu, Kaylee tidak pernah merasa bosan dan memainkan lagu itu berkali-kali seolah ingin mematenkan setiap melodi di jiwanya.

Dia sama sekali tidak menyadari bahwa nomor tak dikenal telah menghubunginya sementara ibunya dan Wendy telah meneleponnya puluhan hingga ratusan kali.

Ketika Kaylee merasa perutnya keroncongan, dan dia mulai merasa tidak bisa menahan rasa laparnya, barulah dia berhenti bermain piano. Dia menyimpan lusinan kertas dengan penuh perhatian serta berhati-hati agar tidak merusaknya. Dia memperlakukan lembaran musik itu seolah-olah dia sedang membersihkan benda berharga yang mudah pecah.

Tidak lama kemudian, Kaylee memutar kunci pintu studionya dan membuka pintu hanya untuk mendengar nada khawatir seseorang.

"Tenang, Brit. Aku pasti akan menemukannya."

"Wendy?"

Wendy memandang Kaylee dengan cemas, "Ah, aku menemukannya. Aku akan meneleponmu lagi." kemudian tatapannya berubah menjadi marah. "Kaylee Roesalie Zouch, kemana saja kamu seharian ini?!"

"Ha?"

"Dan kenapa penampilanmu seperti itu?"

Kaylee melirik tubuhnya sendiri dan menyadari bahwa dia tidak berubah, dan penampilannya masih dalam penyamarannya sebagai Nick.

"Ah, aku langsung ke sini dari kampus. Sepertinya aku lupa ganti baju. Aku lapar sekarang. Kau sudah makan?"

"Apakah aku sudah makan?? Apakah aku sudah makan?!" Wendy benar-benar ingin memberikan tatapan cemberut pada sahabatnya yang polos, tapi dia tidak bisa marah ketika melihat tatapan jujur ​​Kaylee, yang tidak tahu apa-apa dan menatapnya dengan bingung. "Aku belum makan. Lebih baik kau ganti baju dulu, baru kita cari makan."

"Baiklah. Tunggu sebentar."

Kaylee berbalik untuk mengambil pakaian wanita dari ranselnya dan menuju kamar mandi. Setelah berganti pakaian dan menghilangkan semua kulit ekstra di wajahnya, Kaylee berjalan ke arah Wendy, yang sekarang dalam suasana hati yang lebih baik.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau terlalu berapi-api?"

"Bukankah ini semua karenamu?"

"Apa yang sudah kulakukan?"

"Setidaknya aktifkan mode nada dering ponselmu, jadi kau tahu kami semua berusaha menghubungimu seharian ini."

Kaylee menggaruk lehernya, merasa bersalah karena lupa mematikan mode mute di ponselnya. Ia merogoh tas selempangnya untuk mengambil ponselnya.

Matanya terbelalak saat melihat angka 99+ miscall di ponselnya. Dan rata-rata, semua yang menghubunginya adalah ayanya, ibunya, dan Wendy. Karena terlalu banyak nama dari ketiga orang yang muncul, Kaylee memutuskan untuk keluar dari halaman miscall sehingga dia tidak melihat ada satu nomor tak dikenal yang menghubunginya.

"Kenapa kalian semua mencariku seakan aku diculik alien?"

"Tentu saja, karena ibumu yang khawatir."

Kaylee memutar bola matanya mendengar jawaban sahabatnya itu.

"Oh, ayolah. Aku tinggal di apartemenku sendiri sekarang. Kenapa aku merasa kalian semua masih memperlakukanku seperti anak kecil?"

"Bukankah kau memang anak kecil?"

"Tentu saja bukan. Apakah kau harus menggodaku di hari yang paling membuatku bahagia?"

"Apa? Hari bahagia apa?" Wendy baru menyadari bahwa sahabatnya telah tersenyum pada dirinya sendiri seperti orang gila. "Apakah sesuatu terjadi?"

"Kau ingat ketika aku berkata aku akan bertemu Black Moon suatu hari nanti, tapi kau pikir aku gila?"

"Ya."

"Apakah kau juga ingat ketika aku berbicara, aku bermimpi ingin memiliki suami seperti Black Moon, tetapi kau memarahiku karena aku tidak tahu seperti apa wajah Black Moon?"

"Ya jadi?"

"Coba tebak. Hari ini aku bertemu Black Moon."

"Tidak, aku tidak percaya padamu."

"Aku tahu kau akan mengatakan itu. Ini buktinya." Kaylee memberikan map kuning itu kepada Wendy dan matanya menangkap sebuah judul yang tidak dikenalnya. "Require to live? Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya."

"Jangan pedulikan judulnya. Coba nyanyikan tema pertama."

Wendy menggelengkan kepalanya sambil menuruti perintah temannya dan tiba-tiba menyadari bahwa melodi yang dia gumamkan adalah lagu yang sering dimainkan Kaylee!

"Ini... benar-benar karya Black Moon!?" seru Wendy tak percaya, lalu mendengus melihat mata Kaylee yang begitu penuh dengan kebahagiaan membuat Wendy mendecakkan lidah.

Aiya, Kaylee. Kau membuat kami semua khawatir karena kau memainkan lagu idolamu selama berjam-jam!?

Hampir memberi mereka terkena serangan jantung!

>>>>> from author

Kalian pasti bertanya kok reaksi orangtua Kaylee dan Wendy terlalu lebay. Ada alasannya ini.

Nanti kalian akan tahu secara perlahan

Happy reading XD

avataravatar
Next chapter