webnovel

Legendary the Devil Knight (Indonesia)

(REWORK) Pada jaman dahulu, sebuah gerbang-gerbang muncul di dunia, gerbang itu adalah penghubung antara dunia iblis dan manusia. Ketika iblis mulai menyerang manusia, muncul lah para manusia yang melawan iblis itu yang disebut ksatria. Seorang anak laki-laki bernama Hans, bercita-cita ingin menjadi ksatria, dia tinggal Bersama Nenek Yunija dan teman-temannya yang bernama Mina dan Jira, dipinggiran desa yang kumuh dan miskin. Hans, Kemudian, Hans bertemu seseorang bernama Jack, yang menjadi gurunya. Setelah Hans mengetahui semua kebusukan dunia ini, dia mempunyai tujuan, untuk menyelamatkan dunia dari iblis maupun sejenisnya.

suryamiranata · Fantasy
Not enough ratings
20 Chs

Chapter 12 - Petualangan Jati Diri

Beberapa hari setelah Hans, Jira, dan Mina pergi meninggalkan rumah, Hana lalu bertanya kepada Ayahnya.

Hana : "Ayah apakah mereka akan baik-baik saja?"

Jack : "Ayah percaya kepada mereka"

"Jika sesuatu terjadi, Ayah sudah memberikan traker flies diam-diam kepada mereka"

Hana : "Apa itu Ayah?"

Jack : "Traker flies adalah sebuah alat pelacak sihir berbentuk serangga lalat yang dapat di kendalikan dari jauh, benda ini berfungsi untuk melacak keberadaan seseorang dan juga mampu mendeteksi keadaan seseorang tersebut"

"Setelah apa yang terjadi 2 minggu kebelakang kepadamu dan Hans, Ayah membelinya di pasar gelap"

Hana : "Uwh, apakah Ayah sebegitunya mengkhawatirkan aku?"

Jack : "Apakah kau sudah melatih apa yang kusuruh?"

Hana kemudian mengabaikan pertanyaan ayahnya, pergi begitu saja tanpa penyesalan.

Namun tiba-tiba saja 2 orang misterius, memakai jubah hitam dan memakai topeng datang, berdiri di sebuah ranting tepat di atas pohon. Mereka adalah dua orang dari organisasi Dendalion.

Kemudian salah satu orang misterius yang memakai topeng berlambang zodiak leo, berbicara kepada Jack.

"Kapten bagaimana kabarmu?"

Jack : "Yeaagh, sudah lama aku tidak melihatmu."

"Adam." (dengan nada santainya).

Kemudian mereka berdua turun dari pohon, dan berjalan ke arahnya. Salah satu dari yang memakai topeng berlambang Virgo menyambut pertemuan dengan rasa senang berlari dan melompat dengan memeluk Jack.

"Kapteeeeeen"

"Aku sangat merindukanmuuu"

Jack : "Hi, Noumi!!"

Jack yang membalas pelukannya dengan hangat sambil tersenyum.

Kemudian Adam yang berjalan santai, berbicara lagi.

Adam : "Kau sepertinya semakin tua saja"

Jack : "Haha, sepertinya kurang ajarmu masih saja seperti dulu"

"Ngomong-ngomong ada apa kalian kemari?"

"Jika kalian memintaku bergabung lagi, aku akan tetap menolaknya"

Hana yang baru saja akan masuk ke dalam rumah kemudian teralihkan oleh kedatangan 2 orang asing yang misterius itu, lalu bertanya-tanya kepada dirinya

"Siapa orang-orang itu?"

"kenapa mereka memanggil kapten kepada Ayahku?"

Adam : "Aku tidak akan memintamu lagi untuk bergabung"

"Karena sepertinya kau menjadi lemah, semakin usiamu bertambah"

"Pinjamkan aku senjatamu"

Jack : "Heh?"

Dengan kebingungan, Jack memberikan senjata belatinya, yang di simpan di pinggangnya kepada Adam.

Kemudian lelaki bertopeng leo bernama Adam itu, melemparkan belatinya jauh ke atas langit, sampai-sampai belati itu tidak terlihat sama sekali.

Adam lalu menggerakkan tangannya kanan, seperti mencengkam ke arah atas langit tepat dia melemparkan belatinya.

"Power of Rules"

Tangannya mengubah arah sambil mencekam belati itu dari jarak yang sangat jauh, mengubah arahnya ke arah yang di tunjukan.

Belati dengan kecepatan terlihat seperti cahaya hitam jatuh dari langit tepat Adam mengarahkan tangannya dengan cengkeramannya.

"Bang"

Suara teriakan yang kesakitan pun datang dari arah tempat itu, dan Adam berbicara.

Adam : "Sepertinya kau sedang di awasi."

"Kukira kau tidak akan terlibat dalam masalah lagi."

Mereka bertiga langsung menghampiri ke arah teriakan itu berasal.

Di sana terlihat seseorang tergeletak di tanah dengan kondisi tertusuk belati yang Adam luncurkan dengan tekniknya.

Orang itu memakai pakaian seragam yang sama dengan Semanta.

Noumi : "Sepertinya orang ini, dari divisi gagak hitam"

"Kapten, sepertinya kau dalam masalah"

Jack : "Kenapa kau seenaknya memanggilku kapten!"

Noumi : "Ah maaf, itu sudah kebiasaan dahulu"

"Haha"

Adam : "Apa yang kau lakukan, sampai-sampai di awasi seperti ini"

Jack : "Aku tidak tahu, ini terjadi setelah muridku pulang dengan terluka parah."

Awalnya aku menyadari ada seseorang yang mengawasi, namun orang ini berbeda dari dayanya.

Adam : "Apakah aku harus mengatasinya?"

Jack : "Tidak usah, ini bukan masalah besar"

"Sudah katakan apa urusanmu datang kesini"

Adam : "Astaga santailah."

"Kenapa kau tidak menyediakan teh hangat terlebih dahulu"

"Apakah kau tidak merindukanku?"

"Kita bernostalgia mantan Kapten Jack!"

Jack : "Aku tidak mau Hana melihat kalian!"

Sebaiknya kalian pergi jika tidak ada yang di bicarakan lagi"

"Aeegrh, dasar orang tua."

"Baiklah."

"Aku membutuhkan matamu, untuk membuka gerbang iblis tingkat tinggi"

Hana yang sedang mengintip melihat apa yang terjadi tiba-tiba saja di belakangnya sudah ada seseorang yang berbicara dengan nada santai.

Noumi : "Apa yang sedang kau lihat?

Dengan terkejut hana pun membalikkan badannya dengan kaku.

Hana : "Cepat sekali!" (dalam hatinya).

"Aku tidak menyadarinya dia sudah berada di belakangku"

Naomi : "Halo, ternyata kau sudah besar ya!"

"Aku, Naomi!"

"Salam kenal.. hehe"

Hana pun kebingungan dengan keramahan tingkah laku Naomi, dan membalasnya dengan sedikit canggung.

"Hi, aku Hana"

"Salam kenal juga"

Lalu dalam hatinya berbicara lagi.

"Apa-apaan dengan orang ini, memakai jubah panjang berwarna hitam dan topeng berlambang zodiak virgo, namun aku tahu dia seorang wanita dari suaranya"

"Apakah dia lebih tua dariku?"

Saat Jack sedang berbicara dengan Adam, Jack menyadari Naomi baru saja hilang dari hadapannya, kemudian menengok ke berbagai arah mencari Naomi berada.

Jack : "Sialan, Naomi menjauhlah darinya"

Naomi pun membalasnya dengan nada manja.

Naomi : "Aaah, Kapten kenapa kau tidak memperkenalkan aku kepadanya"

Jack dengan kesal berteriak kepada Hana

"Hana masuk cepat kedalam rumah"

Hana yang melihat Ayahnya marah, menurutinya berjalan ke arah rumah.

"Baiklah Ayah!"

Dan Naomi melambaikan tangannya untuk salam perpisahan

"Sampai jumpa lagi Hana."

Bernafas panjang berusaha untuk menenangkan diri, Jack berbicara kepada mereka berdua sambil menahan kekesalannya.

Jack : "Sudah kubilang jangan menunjukkan diri kalian dengan jubah dan topeng sialan itu!!"

Naomi : "Tuh, kan Adam Kapten mulai marah!"

Adam : "Naomi bisakah kau menutup mulutmu!"

"Aku seharusnya tidak membawanya kesini"

"Maafkan aku, Jack!"

Jack : "Ah sudahlah, lanjutkan pembeciaraan kita"

Kemudian situasinya menjadi lebih serius.

"Maksudmu apa, dengan gerbang tingkat tinggi?"

Adam : "Kita harus mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi Jack"

"Jika seseorang merencanakan gerbang iblis yang tidak bisa terlihat"

"Itu akan menjadi kehancuran bagi dunia kita"

Jack : "Kau tahu akan hal itu kan?"

"Gerbang-gerbang iblis itu tidak akan pernah ada habisnya"

"Ketika kita memusnahkan gerbang iblis, akan ada muncul lagi gerbang iblis lainya"

Adam : "Makannya dari itu Jack, aku harus mencari tahu di balik kemunculan gerbang iblis itu berasal, dan memusnahkan orang-orang dibaliknya, itulah kenapa organisasi ini dibentuk"

"Kemarin salah satu anggotaku bertemu elite bangsawan iblis yang sangat kuat"

"Aku tidak tahu kenapa gerbang iblis tingkat tinggi itu bisa muncul dan bisa dilihat olehnya"

"Untung saja anggotaku selamat, namun akibatnya luka yang dideritanya hingga kini masih membekas."

Jack : "Lalu kenapa kau ingin mencari gerbang iblis tingkat tinggi lainnya, jika kalian tidak bisa menanganinya?"

Adam : "Aku akan turun tangan langsung menanganinya!"

Jack : "Baiklah, aku akan membantu kali ini"

Adam : "Kau tahu kan cara menghubungiku?"

Jack : "Ya"

Adam : "Baiklah.. Aku mengandalkanmu Jack"

"Sampai jumpa lagi Jack"

Naomi : "Kapten bisakah kau memberiku pelukan sebelum berpisah?"

Jack : "Aerrgh.. Sudah sana enyahlah dari hadapanku!"

Naomi : "Seperti biasa kapten selalu mengabaikanku"

"Dadah kapten"

Kemudian mereka pun menghilang seperti kebohongan.

Jack kemudian memikirkan apa yang di bicarakannya tadi.

Jack : "Bangsawan iblis ya"

"Sudah lama."

***

Hans, berjalan menyusuri sebuah jalan, di sana hanya ada lahan yang kosong, tidak ada kehidupan. Lalu Hans beristirahat sejenak duduk di sebuah bukit.

"Kemana aku harus mencari kemampuanku?" (bertanya kepada dirinya sendiri sambil merenung, memikirkan apa yang akan menjadi kemampuannya).

Tiba-tiba saja Hans pun teringat Nenek Yunija, kesedihannya masih berlarut di dalam dirinya.

"Nenek apakah kamu sudah menemukan kedamaian?"

Hans teringat kembali, ketika berjanji untuk menjadi kesatria yang dijanjikan kepada Nenek.

"Yosh, tidak ada alasan, aku harus menjadi kesatria, untuk melindungi orang-orang yang lemah"

"Maka dari itu aku harus menjadi kuat!"

Kemudian berdiri sambil membersihkan celananya yang kotor dari tempat baru saja di dudukinya.

"Tidak ada waktu untuk bersantai"

Tiba-tiba Hans mendengar perutnya berkompromi seolah-olah mereka demo untuk meminta diisi.

"Ah sial, kalau dipikir-pikir, persediaan makanku sudah habis"

"Aku harus mencari makan terlebih dahulu"

Lalu Hans berjalan mendengar suara air, berjalan mengikutinya.

Sedangkan Mina yang kebingungan juga sekaligus ketakutan, berbalik arah.

"Ini tidak benar, aku tidak mau sendirian!"

Kemudian Mina pun berlari kembali ke belakang dengan cepat.

***

Hans tiba di sebuah desa, namun rumah-rumah di desa itu kosong tidak ada satu pun orang yang terlihat sama sekali. Hans berjalan perlahan melihat-lihat sekelilingnya dan bertanya-tanya apa yang terjadi di desa ini.

"Apakah terjadi sesuatu di desa ini?" (sambil berjalan melihat sekelilingnya).

Kemudian melihat jamur-jamur berwarna hitam yang membuat Hans menelan air liurnya.

"Dipikir-pikir aku belum makan sejak dari kemarin."

"Apa jamur ini bisa dimakan?"

"Aku akan mencobanya satu dulu!"

Hans pun tanpa ragu mencabut jamur tersebut dan memakannya, setelah merasakan jamur hitam itu dilidahnya.

"Ehm, ini tidak terlalu buruk"

Lalu Hans mencabut jamur-jamur itu lagi dan kemudian memakannya dengan lahap.

Hari pun tidak terasa sudah malam.

"Haruskah aku beristirahat di sini sejenak sambil menunggu pagi"

"Besok aku akan melanjutkan perjalananku lagi"

Setelah Hans merebahkan badannya di sebuah gubuk rumah setengah hancur.

Sambil memikirkan tujuan untuk hari esok, tiba-tiba Hans mendengar suar erungan dari kejauhanan, Hans pun dengan refleks berdiri.

"Aeggrh, suara apa itu?"

"Sangat mengerikan dibandingkan dengan Mirosa"

Kemudian Hans menyadari kedatangan beberapa makhluk dari kejauhan yang ditutupi bayangan, Hans hanya melihat beberapa mata yang merah bersinar begitu jelas.

Hans memundurkan kakinya perlahan menelan air liurnya, dan bertanya-tanya.

"Apakah itu monster?" (hatinya berdebar dengan cepat).

Hans mengeluarkan belati Mercurynya, bersiap untuk apa yang akan terjadi.

Makhluk itu semakin mendekat dengan suara gerungan yang menyeramkan, semakin mendekat makhluk itu, semakin jelas bentuknya, dalam jumlah yang lumayan sangat banyak terlihat serigala, dengan giginya yang panjang, air liurnya yang banyak menetes ke bawah tanah.

"Sialan!"

"Banyak sekali jumlahnya"

Lalu serigala itu menggerung, terdengar menyeramkan.

"Arrrrggghhh arrrrrgghrr"

"Baiklah"

"ini sangat cocok untuk mengetes belati baruku"

"Kali ini kalian salah memilih lawanmu, serigala bodoh!"

Serigala pun berlari dengan cepat ke arahnya sambil membuka rahang mulutnya, namun Hans sudah siap untuk itu, dengan melancarkan serangan belatinya kepada serigala yang baru saja menyerangnya.

"Sreeetz"

Dengan seketika serigala yang menyerang Hans terjatuh menyeret tanah dengan luka sayatan belati di badannya.

"Huh"

"Sini, datanglah padaku!!"

Kemudian serigala lainnya mulai terprovokasi oleh tindakan Hans, tidak tanggung lagi, mereka mengepung membuat lingkaran untuk menyerang secara bersamaan sekaligus, dan juga kecepatan serigala semakin bertambah cepat saat mereka berlari ke arah Hans, ketika menyerang, lalu serigala-serigala itu meloncat bersamaan sambil membuka rahang mulutnya, dan mengangkat kedua tangan mereka dengan cakar-cakarnya.

Hans pun tidak bisa menghindarinya, lalu terjatuh menghadapi serigala-serigala itu, sambil menahan giginya dengan belatinya, tangan satunya menahan gigitan serigala lainya, serigala yang lainya pun datang.

Namun Hans berhasil melepaskan diri dengan kekuatannya, berguling ke arah samping untuk menghindarinya, kemudian berdiri dengan kuda-kuda belatinya, namun tangannya terluka mengeluarkan darah.

Hans lalu terpikirkan apa yang Paman Jack katakan tentang daya kontrol yang bisa membuatnya sebagai bertahan.

Hans pun mulai mencoba, mengontrol daya dalam tubuhnya,

"Tenang Hans kamu pasti bisa"

Tanpa diberi waktu, serigala-serigala itu berlarian secara liar menyerang Hans lagi dengan tangan cakarnya.

"Arrrrgh" (meraung).

Mereka meraung seperti menikmati pertarungan.

Hans pun berusaha menghindari serangan-serangan yang mereka lancarkan, dengan meloncat ke satu titik dan ke satu titik lainnya untuk menghindari serangan cepat serigala-serigala itu, tapi Hans juga tidak lupa dengan serangan balasan, sambil menghindari cakaran mereka, Hans juga dengan kecepatannya berhasil merobek tubuh serigala itu satu per satu dengan belatinya.

Hans menyadari perbedaan kekuatan dengan serigala-serigala itu.

"Mereka tidak seberapa, jika dibandingkan monster babi"

"Namun jumlahnya yang banyak, itu yang menggangguku"

Serigala-serigala itu datang lagi menyerang Hans, namun Hans tidak kalah cepat dia berhasil menghindarinya satu per satu yang datang menyerangnya sambil menyerang balik mereka, namun kalai ini dari arah yang tidak terduga serigala itu datang dari atas udara.

kemudian tangan kiri Hans, menahannya,

"Aaaarggh" (berteriak kesakitan).

Hans dengan konsentrasi penuh memusatkan dayanya kepada tangannya yang telah di gigit, tiba-tiba saja Hans merasakan aura biru menyelimuti tangannya.

"Yaa, aku berhasil"

Kemudian dengan belatinya Hans mencolok mata serigala itu, lalu berlari dengan tubuh serigala itu sebagai perisai, mencabik cabik semua yang ada di depannya.

Serigala-serigala itu terlempar, terjatuh, dan merengek kesakitan.

"Baiklah, ayo sini!!"

"Sekarang aku mengerti"

Lalu serigala lainya menggerung lagi, menunjukkan ekspresi kemarahan, dengan liar mereka menyerang tanpa ampun.

Hans dengan lincah menghindari sambil menyerang mereka dengan belatinya, memanfaatkan pohon dikitarnya untuk melompat-melompat.

Hans yang tidak sadar melawan serigala-serigala itu, telah membawanya sampai ke pantai, tidak jauh dari desa itu.

Hans berlari menghindar dan menyarang lagi menuju laut.

"Sial mereka tidak ada habisnya"

Tubuhnya mulai merasakan kelelahan, dan mayat-mayat serigala itu tersebar dimana-mana.

Sampai dilaut serigala-serigala itu tidak berani lagi mengejar Hans, lalu terdiam ketika melihat laut di depannya itu, mereka hanya ketakutan sambil meloncat-loncat, ketika Hans berada di pesisir laut.

Hans yang melihat ke para serigala yang menyerangnya itu, terkejut sekaligus bersyukur, dengan nafas yang terengah-engah, kemudian duduk di pesisir air laut.

"Apakah serigala-serigala itu takut dengan air?" (bertanya-tanya).

Kemudian serigala-serigala itu meninggalkan Hans yang duduk di pesisir laut.

"Akhirnya serigala-serigala itu pergi!"

Tiba-tiba pandangan Hans memudar, seolah-olah dunia ini menjadi 2, seperti ilusi.

"Apa yang terjadi!"

Kemudian Hans merasakan pusing dikepalanya, dan merasakan perutnya mual yang luar biasa.

Hans pun memuntahkannya, sambil merangkak ke tepian pantai, dadanya mulai merasakan panas yang luar biasa, Hans memegang dadanya, tapi ketika Hans menengok ke belakang sebuah ombak besar mendatanginya.

"Buaaar"

Ombak itu menelan Hans membawanya jatuh ke dalam laut, kemudian dengan sisa tenaganya Hans pun berusaha mencapai ke permukaan namun itu seperti tindakan yang sia-sia dengan kondisinya yang sekarang.

"Aku tidak boleh mati di sini!!"

Hans dengan pandangannya yang semakin pudar, tidak ada sisa tenaga lagi yang diandalkan, Hans pun terhanyut dengan tubuhnya yang tak berdaya, terhanyut semakin dalam membawanya jatuh semakin dalam.

Tiba-tiba saja ada sebuah monster ikan berukuran besar membuka lebar mulutnya yang besar.

Hans dengan tubuh ya yang tak berdaya, hanya bisa pasrah begitu saja.

Ikan besar itu lalu melahapnya, kemudian pergi menyusuri dasar bawah laut.