webnovel

LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO

Pendekar Ambo Tuwo adalah nama dari seorang pendekar sakti yang disegani dan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Dendam yang begitu membara dari seorang ratu jahat yang bernama Ratu Besse Rini Markonah telah membawanya untuk membalaskan dendamnya terhadap wanita keji itu atas kematian Ibunya. Dengan bantuan Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo, dia pun tumbuh menjadi seorang pendekar sakti yang siap membalaskan dendamnya. Bukan hanya membalas dendam atas kematian Ibunya, dia pun akan menyelamatkan bumi ini dari kekuasaan para makhluk jahat yang ingin menghancurkan kedamaian bumi ini. Mampukah dia menuntaskan dendamnya sekaligus menyelamatkan bumi ini dari kehancuran? Semua itu akan terjawab dalam cerita PENDEKAR AMBO TUWO SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO.

andi_astar · Fantasy
Not enough ratings
44 Chs

Bagian 24 Kebaikan Dan Ketulusan Hati Kakek La Bote Dan Nenek Indo Balobo Pada Sang Ratu

Hari demi hari kondisi Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani semakin membaik. Jika sebelumnya kondisi fisiknya sangat turun drastis disebabkan kerinduannya yang mendalam dan tertahankan oleh sang raja yang tidak pernah kunjung batang hidungnya menemuinya sehingga membuat nafsu makannya hilang yang membuat berat badannya turun drastis sehingga terlihat kering kerontang. Berkat bantuan dari seorang kakek dan nenek tua yang bernama Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo. Kedua orang tua inilah yang menjadi dewa dan dewi penolong sang ratu, di saat hidup sang ratu betul-betul dalam titik terendah dalam hidupnya. Kini sang ratu seakan menemukan semangat hidupnya kembali setelah sempat terpuruk oleh cintanya ke sang raja yang telah menduakannya dengan wanita lain.

" Nak, magiko nasalai lakkemmu? Aga memang salammu, Nak? " ( Nak, mengapa suamimu tega meninggalkanmu? Memangnya kesalahan apa yang telah kau perbuat? ) kata Nenek Indo Balobo kepada Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani. Dengan kepala tertunduk lesuh, sang ratu seakan-akan tidak mampu menunjukkan rasa sedihnya dan enggan untuk membagikan kesedihannya itu kepada orang lain, sekalipun itu kepada Nenek Indo Balobo, seorang wanita tua yang baik hati dan tulus membantu sang ratu.

" Dena marigaga demopodakka masalamu sibawa lakkemmu nasaba dewelo ucampuriki urusan pribadimu. " ( Tidak apa-apa jika kau tidak mau membagikan masalahmu bersama suamimu karena aku tidak mau mencampuri urusan pribadimu ) ujar sang nenek dengan sedikit bijak.

" Terima kasih banyak. Sebenarna ciana melo pikirkan iye masalaku nasaba mapeddi laddeni atikku kasi. " ( Terima kasih banyak. Sebenarnya aku sudah tidak mau memikirkan masalahku lagi ini karena hatiku sudah sakit jika mengunkitnya ) kata sang ratu dengan suara yang tersendat-sendat seakan-akan tidak sanggup menahan beban yang dipikulnya saat ini.

" Iye, Nak. Upahang laddesa kondisimu. Sabbara bawanno hadapi nasaba sabbarami sibawa keikhlasan mancadi pabbura peddi atimu sibawa lakkemmu. " ( Iya, Nak. Aku paham kondisimu. Sabar saja menghadapinya karena hanya dengan kesabaran dan keikhlasan yang bisa menjadi obat dari perasaan sakit hatimu terhadap suamimu ) nasihat dari Nenek Indo Balobo.

" Indo Balobo, beneku? kegako cintaku, sayangku, manisku? engkana ye pole. " ( Indo Balobo, istriku? kau di mana Cintaku, sayangku, manisku? suamimu ini telah datang ) ujar Kakek La Bote mencari-cari keberadaan iatrinya setelah dia baru kembali dari hutang untuk mencari beberapa kayu bakar dan binatang buruan sebagai bahan makanan untuk malam ini.

" Woi lakkekku, engkama iye ke kamarae sibawa sang ratu. " ( Woi suamiku, aku ada di sini di dalam kamar bersama sang ratu ) teriak Nenek Indo Balobo dari dalam kamar, " permisika Jolo, Nak. Nasappana kakekmu. Melo sih kapang ipasusu nappa pajai menga-menga mapada bembee melo ipasusu. " ( Aku permisi dulu, Nak. Kakekmu sudah mencariku. Mungkin dia mau disusuin dulu agar berhenti berhenti berteriak seperti seekor kambing yang ingin disusui ) ujar Nenek Indo Balobo yang diiringi tawa kecil dari Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani yang seakan tak mampu menahan tawa kecilnya menyaksikan kemesraan antara Kakek La Bote bersama Nenek Indo Balobo. '

Romantis ladde sedding ero tomatoae.' ( Romantis sekali mereka berdua ) ucap sang ratu dalam hati. Lalu sekilas kenangan sang ratu saat bersama dengan Raja Ambo Enre Ratulangi mendadak muncul lagi setelah menyaksikan keromantisan kakek dan nenek tersebut. Ucapan-ucapan yang diucapkan Kakek La Bote terhadap Nenek Indo Balobo mengingatkannya dengan kata-kata sayang yang selalu diucapkan sang raja kepadanya.

Air mata pun jatuh tak tertahankan lagi membasahi pipi manisnya. Segala upaya yang dia lakukan untuk melupakan kenangan dirinya bersama dengan raja kembali harus terungkit. Dengan mata yang berkaca-kaca, sang ratu pun lalu menyandarkan kepalanya pada sebuah bantal, lalu dia pun bersanandung untuk mengekspresikan kesedihannya

' Awwihhh....

Terri peddi atikku

Ucapu campa aroku

Uitamo tudang botting

Teppasammu tekkareba

Mallere wae matangku

Naulleku teppakkua

Magi mulesseri janci

Mutaro sajang rennu

Kegani maka utiwi sajang rennu atikku

Eloku sedding ro mate

Na tea lao nyawaku

Notaroa sajang rennu

Naulleku tapakkua

Kobaja sangngadie engka jera baru

Kuburu tenri bunga

Iya'na tau rilalenna

Utiwi lao peddikku

Utiwi limbang ri bajeng '

( Dalam Bahasa Indonesia )

' Aduhhhhh....

Menangis sedih hatiku

kuusap-usap dadaku

Saat kulihat dirimu duduk di pelaminan

Tanpa pesan dan tanpa berita

Bercucuran air mataku

Teganya kau lakukan itu padaku

Mengapa engkau menyalahi janji

Kau biarkan aku dalam kecewa

Kemanakah akan kubawa rasa kecewa di hatiku

Ingin rasanya aku mati saja

Namun nyawaku tak mau pergi

Kau biarkan aku dalam kecewa

Teganya kau lakukan itu padaku

Apabila besok atau lusa ada pusara baru

Kuburan yang tak bertabur bunga

Maka akulah yang bersemayam di dalamnya

Kubawa pergi pedihku

Kubawa menyebrang ke alam baqa...'

Sesaat setelah sang ratu menyanyikan lagu tersebut dengan deraian air mata yang tak terbendung lagi jatuh dari pipinya, dia pun tertidur untuk melupakan kesedihannya. Sementara itu di balik jendela kamar, Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo mengintip dari luar jendela setelah menyaksikan sang ratu bersenandung dengan suara yang sangat merdu dan cucuran air mata jatuh dari pipinya.

" Kasina peddi ladde atina pura isalae sibawa lakkenna. Sedih laddeka mitai. " ( Kasihan hatinya sangat sakit sekali setelah ditinggalkan oleh suaminya ) bisik sang kakek kepada istrinya.

" Hushhh, mokkono! " ( Hushhhh, kau diam saja! ) balas istrinya seraya suaminya pergi meninggalkan sang ratu tidur sendiri di kamar.

~~~~~

[ JUDUL LAGU: SAJANG RENNU ( KEKECEWAAN YANG AMAT SANGAT PEDIH )

CIPT: ALM. YUSUF ALAMUDI DAN H. JAFAR ABU

VOC: HJ. NIA MUCHTAR DAN BASRI ILHAM ]