1 Beginning

Cinta sejati adalah dia yang akan menemani, walaupun banyak rintangan yang menghalangi.

***

Taman hiburan kota B

Taman luas dengan wahana permainan terlihat ramai, bukan hanya karena pengunjungnya, tapi ini juga karena sedang diadakan sebuah pesta ulang tahun salah satu anak pengusaha sukses di kota B.

Dekorasi di tempat berlangsungnya acara kontras dengan bagian lainnya dan pengunjung taman bahkan tidak bisa untuk tidak menoleh, meski hanya untuk melihat sekilas kemudian berdecak kagum.

Ya..., bagaimana tidak akan berdecak kagum, kalau saat melihat yang didapat adalah keluarga pebisnis yang wajahnya rajin nongol dipemberitaan.

Langkah kaki bersahutan terdengar, saat ramainya anak-anak yang bermain di tempat pesta dilaksanakan.

Suara tawa juga suara obrolan satu dengan yang lainnya juga terdengar, saat para orang tua berbincang dengan kelompoknya.

Di antara para tamu ini ada pasangan yang sedang berbahagia, pasangan ini juga lah yang mengadakan pesta untuk anak laki-laki pertama mereka.

Anak laki-laki dengan nama lengkap Gerald Arsenio Grahem yang tumbuh sehat, pintar juga tampan dengan kulit putih turunan sang ibu-Caitlyn.

Gerald juga sudah bersekolah di kindergarten dan dengan kepintaranya, putra pertama Grahem bahkan menjadi murid yang disayangi para guru pembimbing baik di sekolah atau tempat les tambahan.

Gerald tipe anak pendiam, membuatnya tampak seperti sang ayah yang hanya akan banyak berbicara jika sedang bersama dengan orang-orang terdekat.

Namun meskipun begitu, kedua orang tuanya tidak mempermasalahkan selagi Gerald masih mau berinteraksi dengan beberapa orang lainya, terlebih dengan sang paman yang usianya hanya terpaut 1 tahun.

Kenzo Bastian Browre, adik Caitlyn dari mendiang ayah dan sang ibu tiri—nyonya Kania, yang saat ini masih menjalani hukuman di sel. Hukuman yang baru jalan 4 tahun dan butuh waktu sekiranya 26 tahun untuk bebas dari penjara.

Baiklah lupakan.

Kenzo pun tumbuh dengan prilaku yang baik, menjadi anak yang penurut dan sangat menyayangi keponakannya—Gerald.

Caitlyn bahkan mengurus keduanya seperti anak sendiri, tanpa membedakan hingga keduanya tumbuh bagai kakak-adik alih-alih sebagai paman dan keponakan.

Acara akhirnya di mulai, Gerarld yang sedang bermain dengan Kenzo sama-sama mendekat ke arah pasangan Samuel dan Caitlyn, yang menyambut keduanya dengan pelukan sama rasa.

Lagu happy birthday mengumandang dengan nada cerai, dipandu oleh MC acar pun kian terasa ramai.

Happy brithday to you~

Happy brithday to you~

Gerard si empunya acara bersiap dengan bibir mengerucut dan pipi menggembung menyimpan udara, kemudian meniupkan udara itu saat kode untuknya berkumandang.

Dan lilin pun padam disusul oleh tepuk tangan meriah, serta seruan bahagia yang ikut terdengar diantara tawa mereka yang berbahagia.

Prok! Prok! Prok!

Ucapan selamat dari semua tamu juga turut terdengar, Gerald tersenyum malu menyembunyikan wajahnya di kaki sang mama, saat melihat dari kejauhan datang keluarga Gandhi.

"Kenapa, sayang?" tanya Caitlyn bingung saat sang anak bersembunyi di atara kakinya.

Sehingga, ia pun menoleh ke arah yang di maksud dan menemukan kehadiran kakak serta seorang wanita cantik—Riyanti, juga anak balita berumur 3 tahun tersenyum lebar ke arahnya.

"Ah! Ternyata seperti itu," desah Caitlyn geli, sedangkan Samuel yang ada di sebelahnya mendengkus saat sang anak menampilkan wajah malu, melihat balita perempuan yang sebenarnya anak sepupunya sendiri.

Dalam hati ia meminta kepada Tuhan, agar putranya kelak jika sudah tumbuh besar tidak menyukai sepupu sendiri.

Tidak lucu jika saudara saling jatuh cinta atau lebih parahnya memiliki niatan lebih dari sekadar jatuh cinta.

Lupakan Samuel, mereka bahkan masih anak-anak polos, batin Samuel dengan kepala menggeleng kecil.

Pasangan Riki dan Riyanti yang menikah 4 bulan setelah pernikahan Samuel-Caitlyn. Mereka juga di anugerahi seorang anak perempuan, dengan bentuk wajah layaknya boneka dan sepasang mata bulat, membuat seorang Gerald gemas di awal pertemuan keduannya.

Gerald gemas, ingin memiliki satu seperti sepupunya, tapi sang mama tidak mau membelikan.

Kan menyebalkan, pikir si balita polos saat sang mama selalu tertawa alih-alih mengiyakan permintaan sederhana, baginya.

"Selamat ulang tahun, kakak Gerald. Semoga selalu mendapatkan kebahagian," ujar Riki berdoa tulis, dimana Samuel dan Caitlyn yang mengamini segera. Sedangkan Gerald berdiri dengan sikap malu saat melihat ketiganya, maksudnya kepada teman sebaya perempuan yang membuatnya selalu gemas.

"Ara ... Ayo, kasih selamat ke kakak Gerald," ucap Riyanti kemudian Riki pun menurunkan Ara—Arrata, berhadapan dengan Gerald yang segera mengulurkan tangan, hendak menggapai pipi Ara.

Kan, Gerald mulai gemas.

"Pi bes, Elad."

Dua pasangan orang tua yang mendengar tertawa saat melihat tingkah menggemaskan anak-anak mereka. Lalu Kenzo pun mendekat, dengan Ara yang ganti melihat ke arah Kenzo sambil memasang senyum lebar, sehingga Gerald yang melihatnya mengerutkan bibir tanda tidak suka.

Entah tidak suka saat Ara menoleh ke arah sang kakak atau saat Kenzo perhatian kepada yang lainnya, pokoknya Gerald tidak suka.

"Haloo.... Ara, main dengan Kak Gerald dan Kak Kenzo yuk," ajak Kenzo menuai pekikan dari Ara serta Gerald yang senang kembali, karena bisa bermain dengan kakak kesayangannya lagi.

"Ung.... Ote!"

Ah! Ternyata karena Kenzo yang menegur Ara, sepertinya Gerald juga tipe posesif terhadap sang kakak, Kenzo.

Akirnya ketiganya pergi, menyisakan dua pasang orang tua yang melihat punggung ketiganya dengan tatapan dan pemikiran berbeda.

Semoga mereka bisa saling mendukung.

Pesta berakhir di sore hari, para tamu undangan pun sudah banyak yang meninggalkan tempat acara dan menyisakan si pemilik acara.

Keluarga Samuel terlihat duduk bersama keluarga Gandhi, dengan para anak yang kini ada dipangkuan masing-masing papa dalam keadaan terlelap, sepertinya lelah bermain seharian.

Hanya menyisakan Kenzo, yang kini menyandar dipelukan sang kakak—Caitlyn, yang mengusap kepala Kenzo berulang dan berakhir terlelap juga tak lama kemudian.

"Sepertinya mereka tidak bisa dipisah ya, kalian pasti lihat saat mereka main, padahal yang lain terlihat ingin bermain bersama, tapi Gera jelas melarang," ujar Riyanti, seseorang yang mengawasi saat ketiganya bermain, tentunya bersama Caitlyn yang mengawasi dua pria kecilnya.

"Gera tidak suka orang asing, Riy. Jadi ya begitu lah, susah kalau meminta Gera untuk bermain dengan yang lainnya," sahut Caitlyn dengan kepala menggeleng kecil, tidak habis pikir.

"Ya namanya anak-anak, apalagi Gera terbiasa dengan Ken dan Ara, jadi aku sih maklum," timpal Samuel sambil menundukkan kepala, menatap wajah lelap putranya yang lucu dengan senyum gemas.

Putraku, tidak terasa sudah 4 tahun ya, lanjutnya dalam hati dengan rasa tidak percaya.

"Iya, nanti juga saat besar bisa membedakan dan memilih pertemanan sendiri, jadi nikmati saja untuk saat ini," tandas Riki, mendukung apa yang dikatakan sepupunya yang tersenyum kecil membalasnya.

Tidak lama dari obrolan santai mereka berakhir, dua keluarga ini memutuskan untuk meninggalkan tempat acara.

Keduanya jalan bersama, dengan seorang bodyguard mengambil alih Kenzo yang awalnya tertidur dipelukan Caitlyn.

***

Keesokan harinya....

Mansion Grahem

Hari ini Gerald dan Kenzo masih dalam masa libur sekolah, sehingga keduanya bisa bermain bersama tanpa harus takut terpisah sekat bernama tingkatan kelas.

Hal ini terkadang membuat anak pasangan Samuel-Caitlyn merengek, minta kelasnya disamakan dengan sang paman, permintaan yang terkadang membuat Sam menggelengkan kepala tidak habis pikir.

Di ruangan bermain mansion Grahem, terdengar gelak tawa dari dua anak kecil yang terpaksa harus tertunda, saat pintu ruangan mereka main terbuka dari luar.

Ceklek!

Keduanya menoleh dan mendapati wanita cantik tersenyum, dengan balita lucu yang membuat keduanya kompak memanggil.

"Ara/ Aya!"

Panggilan kompak, tapi dengan satu panggilan khas itu membuat si balita yang dipanggil tersenyum lebar, tertawa riang saat keduanya tampak mengayunkan tangan, seakan memanggil untuknya mendekat ke arah mereka duduk.

"Hi-hi.... Itut Ain! (Ikut main)"

Bersambung.

avataravatar
Next chapter