webnovel

Legacy Falls

Antara lahir di saat dunia menghadapi kehancuran dan tidak pernah merasakan yang namanya kedamaian. Waktu masa kecilnya orang tuanya dibunuh lalu dia diadoposi oleh seseorang dan mempunyai teman masa kecil yang bernama Risa. Sekian tahun berlalu, dia pun menjadi seorang pemimpin dari cabang organisasi dan bertugas untuk mengantarkan logistik ke kota yang terkena dampak dari kehancuran. Dengan harapan yang dia miliki dia berjuang agar dunia ini kembali seperti semula. Di kesehariannya sebagai pemimpin di GajahMada Logistic (GML), Antara menghadapi semua masalah yang menghadapi pengiriman logistik. jadi, apakah benar-benar dunia akan hancur atau kembali menjadi damai seperti dulu kala?

Nochyu · Fantasy
Not enough ratings
80 Chs

Knight & Rook

Selagi menunggu om Yudha membawa Risa kemari, Aku memerintahkan pasukan yang dibawa oleh om Yudha untuk membentuk formasi benteng untuk berjaga-jaga kalau diserang oleh kedua makhluk itu.

Dua mahluk itu belum juga menyerang. Lebih baik aku memeriksa senjata-senjata yang kuciptakan tadi.

Satu, dada Garuda. Sebuah perisai pertahanan yang berbeda dengan sayap Garuda.

Kedua, cakar Garuda. Sebuah pedang panjang yang tajam dengan ujung gangang nya adalah cakar Garuda.

Dan yang terakhir adalah kepala Garuda. Sebuah helm pelindung yang tidak bisa ditembus oleh apapun.

Aku menggunakan kepala Garuda ini karena mutan kelas S dikenal sebagai Headslayer karena setiap mereka bertarung dengan pasukan GARUDA dan pasukan yang lain pasti mereka mengincar bagian kepala.

"T-tuan Antara dia masih belum bergerak!".

"Bagaimana? Kita serang duluan?".

"Jangan. Ikuti kata om Yudha. Mereka adalah Mutan kelas S dan tingkat kepintaran mereka sudah diatas kita semua. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan sekarang ini."

2 tahun lalu saat Bishop menyerang kota Pontianak, pasukan ku dan pasukan om Yudha sangat kewalahan karena Mutan satu itu sangat keras seperti batu. Untungnya saat itu dia mundur tanpa sebab dan meninggalkan kota Pontianak.

Sekarang Kinght dan Rook lah yang datang menghampiri kami semua di kota Surabaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi saat kami semua melawan mereka berdua.

Semua warga telah di evakuasi ke Shelter bawah tanah. Jadi sekarang kota Surabaya sebentar lagi akan menjadi medan perang.

"KINGHT MULAI BERGERAK!!".

Mendengar teriakan dari salah satu pasukan, Aku langsung memasang mode bersiaga. Aku memfokuskan kekuatan utamaku ke pedang cakar Garuda dan memfokuskan pertahanan ku ke perisai dada Garuda.

Aku melihat Knight yang berlari lalu melompat dan menerjang pertahanan yang dibuat pasukan om Yudha. Pertahanan yang dibuat pasukan om Yudha berhasil menahan terjangan Knight yang menggunakan Void Sword nya.

Merasa terjangannya tidak berhasil menghancurkan pertahanan pasukan om Yudha, Knight menyerang secara bertubi-tubi pertahanan itu.

"T-tuan Tara kami tidak bisa menahan serangan monster ini beberapa lama lagi!!".

Om Yudha… Risa… cepatlah datang!.

*KRETAKKK!

Satu tebasan Knight berhasil menghancurkan pertahanan pasukan Om Yudha. Semua orang terluka kecuali Aku dan beberapa orang yang bersamaku.

"Kalau begini—".

Knight dengan sangat cepat berlari dan berdiri didepan ku. Aku tidak bisa bergerak. Wajah yang putih dengan mata yang merah membuatku sangat ketakutan. Keringat dingin mulai keluar dari kelenjar keringat ku secara perlahan.

"Jadi ini manusia pilihan?".

Tiba-tiba Knight berdiri di belakang punggung ku. Dia memegang leherku dan saat dia memegang leherku aku merasakan tangannya yang begitu dingin bagaikan es.

"Ketakutan, amarah, dan harapan… kau memang orang yang dia sebut itu."

Hah? Apa maksudnya? 'Orang yang dia sebut itu'?.

Tiba-tiba Knight berdiri lagi di depanku dengan wajah yang tersenyum kepadaku.

"Kekuatan itu juga bukanlah kekuatan sampah yang biasanya. Kekuatan itu murni…."

Tenanglah Antara...

Jika kau ketakutan maka dia akan membunuhmu dengan mudah. Baiklah….

Aku memasang secara penuh helm kepala Garuda ku agar aku bisa bertarung dengan aman melawan Knight.

"Oh? Kau mengajak aku bertarung?".

Aku membuang perisai ku lalu menciptakan satu lagi pedang cakar Garuda agar kemampuan bertarungku bisa kugunakan secara maksimal.

"Tentu!" Aku mengayunkan kedua pedang itu dan meningkatkan kekuatannya menjadi dua kali lipat. "Kau adalah musuhku! Karena itu aku mengajak mu bertarung."

"Kalau begitu…." Tiba-tiba Knight berada di sampingku. "Tidak boleh bu—".

Tapi tidak seperti tadi.

*SLASH

Aku sekarang sedang memasuki mode fokus jadi Aku tidak akan kaget dengan Serangan-serangan yang tiba-tiba.

Satu tebasan pedangku dari bawah mengenai dadanya. Lukanya terlihat begitu dalam, tapi aku tidak boleh merasa menang sekarang.

Knight mulai mengeluarkan senjata haram nya itu. Dengan pergerakan tangannya itu, dia sudah memegang Void Sword. Sial! Pedang apa sih itu sampai tidak bisa dilihat oleh orang biasa?!!.

Pasti ada kelemahannya. Sekuat apapun Void Sword nya pasti ada kelemahannya. Tapi apa?! Pikirkan! Pikirkan Antara!.

"Mati…."

Sial ini bukan saatnya untuk berpikir! Aku harus menghindar dengan cepat atau tidak aku akan—

*SLASH—

"Dasar manusia… berani mengorbankan dirinya demi manusia lain."

Hah?…

Aku selamat… karena di dorong.…

Tapi siapa yang mendorong ku—

Betapa terkejutnya aku melihat yang menyelamatkan ku.

"W-WOI BANGUN!!".

Yang mendorongku dan menyelamatkan ku adalah penjaga gerbang tadi. Aku langsung berdiri dan mendatangi penjaga gerbang itu. Badannya hampir putus, darah berceceran kemana-mana, tapi kesadarannya masih ada.

"K-Kenapa… kau mendorongku?!".

"Syukurlah... anda selamat."

"S-sebentar aku akan—".

"T-tidak perlu…."

Kesadarannya mulai hilang tapi dia terus melawan kesadarannya untuk tidak hilang.

"Kenapa kau menolongku?!! Harusnya kau lebih pentingkan keselamatan mu dari pada aku!!!".

"A-aku tidak bisa… tidak memperdulikan anda…." Penjaga gerbang itu memegang tanganku. "Mu-Mungkin terlambat tapi namaku Yura Arian. Berkatmu… aku merasa beruntung karena memiliki Laskara ini… karena itu… A-Antara… kalahkan monster itu.."

Setelah itu dia meninggal dengan senyuman di wajahnya.

[Semua harus seimbang. Jika tidak seimbang maka dunia akan hancur. Itulah hukum alam semesta. Kesempurnaan hanyalah omong kosong.]

Benar ayah... Dunia ini tidak seimbang. Karena itu aku harus menyeimbangkan nya.

Aku berdiri lalu berjalan mendekati Knight.

"Laskara, Garuda Full Body."

Dengan mode ini aku bisa mengakses semua tubuh Garuda dan memasangnya ke seluruh tubuhku. Bisa disebut saat aku menggunakan Garuda Full Body artinya aku bergabung dengan seluruh anggota Garuda.

Tanpa aba-aba Aku langsung meninju wajah Knight. Aku tidak membiarkannya terdiam satu detik pun. Setelah meninju wajahnya, Aku mengangkat kepalanya hingga terangkat dan melemparnya ke atas langit. Saat dia diatas langit, Aku dengan cekatan langsung berada diatasnya lalu menghantam tubuhnya sampai dia terhantam ke tanah dengan sangat kuat.

Aku kembali ke daratan lalu mengangkat kepalanya. Aku menciptakan pedang cakar Garuda lalu memenggal kepalanya lalu melemparkannya ke tanah dengan sangat kuat.

*cough!

Sial. Menggunakan mode Garuda Full Body membuat energi kehidupan ku berkurang sampai 95%. Jika aku bertarung lagi maka aku bisa mati dengan mudah.

Jika dia adalah Bishop maka dia akan bangkit lagi… untung saja dia adalah Kinght.

"Kau kira dengan memegang kepalaku dan menghancurkan kepalaku bisa membunuhku dengan sangat mudah seperti itu?".

Aku melihat tubuh Knight yang mulai meregenerasi kepalanya. Sial… apa-apaan ini?! Ini sih namanya tidak bisa mati!.

"Kau terlalu naif karena mengira aku mati semudah itu. Kami adalah mahluk sempurna! Tidak mungkin kami semudah itu mati!!".

Lagi-lagi aku teringat kata-kata ayah.

"Sempurna? Jangan bercanda! Tidak ada yang sempurna di dunia ini!".

"Itu benar."

"Dasar… sampai babak belur begitu. Pasti kamu pakai Garuda Full Body kan?".

Akhirnya...

"Kalian lama sekali. Aku lelah menunggu. Risa, om Yudha kukira aku akan mati sebelum kalian datang."

Om Yudha melompat dan mengibaskan tangannya yang besar itu ke wajah Knight hingga Knight terpental.

Risa langsung mendekati ku dan menyembuhkan ku dengan Laskaranya.

"Kalau begitu, mari kita hajar kedua mahluk itu."

"Benar. Aku sudah muak 100% setelah melihat orang yang ku sayang babak belur begini."

"Rasanya pengen bales godaan receh mu itu tapi enggak ada waktu buat itu."

"Benar. Sekarang saatnya adalah melawan dua Monster itu!".

———

*to be continued