webnovel

Legacy Falls

Antara lahir di saat dunia menghadapi kehancuran dan tidak pernah merasakan yang namanya kedamaian. Waktu masa kecilnya orang tuanya dibunuh lalu dia diadoposi oleh seseorang dan mempunyai teman masa kecil yang bernama Risa. Sekian tahun berlalu, dia pun menjadi seorang pemimpin dari cabang organisasi dan bertugas untuk mengantarkan logistik ke kota yang terkena dampak dari kehancuran. Dengan harapan yang dia miliki dia berjuang agar dunia ini kembali seperti semula. Di kesehariannya sebagai pemimpin di GajahMada Logistic (GML), Antara menghadapi semua masalah yang menghadapi pengiriman logistik. jadi, apakah benar-benar dunia akan hancur atau kembali menjadi damai seperti dulu kala?

Nochyu · Fantasy
Not enough ratings
80 Chs

Kejutan Yang Tidak Diinginkan 2

"Antara!".

"Antara sadarlah!".

Sial aku jadi melamun tidak karuan. Melihat darah sekental ini membuatku ingin meluapkan emosiku. Apa yang sebenarnya terjadi disini?.

"Antara… kau baik-baik saja?".

"Iya… aku hanya melamun sebentar."

Aku membuat lightstick menggunakan Laskara ku untuk menyinari tangga atap gedung yang sangat gelap.

Seluruh tangga berlumuran darah segar. Apa yang terjadi disini? Apakah ada penyerangan?.

"Bagaimana kita turun kalau lantai tangga dipenuhi darah begini?," Ucapku sambil melempar beberapa lightstick supaya sedikit terang.

"Masalah turun tangga serahkan kepadaku," ucap Theresa sambil menghentakkan tombaknya.

Theresa mundur beberapa langkah lalu dia membuat lingkaran di lantai "Laskara, Summon : Asanbosam dan Sasabonsam."

Munculah dua mahluk yang mengerikan berwujud setengah manusia dan setengah kelelawar. Mirip vampir tapi tidak seperti vampir, dua mahluk ini lebih jelek dibandingkan vampir.

"Antara."

"Hmm?".

"Jangan berkata jahat seperti itu. Asanbosam dan Sasabonsam bisa membaca pikiran seseorang."

Aku melihat kedua mahluk itu yang terlihat sedih dan ingin menangis. Mereka sedih karena kubilang lebih jelek dari vampir?.

"Maaf, maaf."

Setelah itu Asanbosam dan Sasabonsam menghisap semua darah yang ada di tangga lalu kedua mahluk itu bersembunyi di balik bayangan Theresa.

———

Setelah turun dari tangga atap, aku dan Theresa bergegas ke ruang paman Kario untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Sedari tadi kami melihat banyak sekali mayat tergeletak dengan bagian kepala dan muka yang hancur. Aku curiga ini adalah serangan mutan kelas S karena tidak ada yang bisa melakukan hal sekeji ini selain mutan-mutan itu!.

Sesampainya didepan pintu ruangan paman Kario, aku dan Theresa melihat banyak sekali mayat yang ditumpuk dengan keadaan semua dimutilasi.

Saat aku ingin membuka pintu, Theresa mengehentikan aku.

"Antara… Asanbosam dan Sasabonsam ketakutan."

"Jadi?".

"Jika Asanbosam dan Sasabonsam merasakan ketakutan maka ada sesosok yang lebih kuat dibandingkan mereka berdua."

"Kalau begitu kita harus masuk. Paman Kario pasti sedang bertarung dengan mahluk yang kuat itu."

Aku menyingkap tanganku agar terlepas dari genggaman Theresa. Aku mulai membuka pintu dengan perlahan dan aku sudah mendengar suara tebasan pedang berkali-kali.

"Antara? Syukurlah kau datang pada waktunya… hah… hah… hah."

Aku melihat paman Kario yang terluka parah karena melawan mahluk yang besar didepannya. Mahluk itu pasti mutan kelas S karena dia memiliki kekuatan yang tidak biasa.

"Byakko, 50%."

Aku menarik baju lengan kanan ku "Laskara mode Alchemy, cakar Garuda."

Aku memasang kuda-kuda menyerangku dan siap kapan saja menebas leher mutan itu.

Mutan itu tidak melihat kearah ku. Mungkin sekarang saat yang tepat.

Dengan satu langkah, aku bergerak secepat angin lalu dalam satu detik juga aku menebas leher mutan itu. Tapi dari yang kuduga mutan itu hanya terluka, tidak sampai terpotong.

"Dulu aku sangat penasaran dengan orang ini. Kenapa anak semuda ini berada di garis depan?," Ucap mutan itu.

Aku tidak mengerti apa yang dia katakan "Woi kau sedang berhadapan dengan musuh! Perlihatkan wajahmu jika kau bersungguh-sungguh ingin melawanku!".

"Kau tidak berubah. Selalu mengatakan keseimbangan dunia dan sangat menyukai pekerjaan sebagai kurir."

Mutan itu berbalik badan dan memperlihatkan wajahnya.

"Padahal aku tidak ingin bertemu denganmu secepatnya. Tapi mau bagaimana lagi?".

....

....

"Om Yudha….?".

Om Yudha menghilang dalam sekejap lalu dia muncul dibelakang ku "Ini adalah balasanku." Om Yudha mengangkat kepalaku lalu menghantam nya ke lantai.

T-Tapi tidak apa-apa, karena Byakko selalu melindungi ku kapan saja. Aku berusaha mengangkat kepalaku yang baru saja dihantam ke tanah, tapi susah karena aku merasa sangat pusing.

"Antara!" Theresa mengeluarkan Asanbosam dan Sasabonsam dari bayangannya dan memerintahkan mereka berdua untuk menyerang om Yudha.

"Mahluk ini… bau ini…." Om Yudha dengan cekatan mencengkram kepala Asanbosam dan Sasabonsam lalu menghancurkan kepala mereka berdua seperti menghancurkan biskuit.

Sial! Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa om Yudha dapat berubah menjadi Mutan?!.

"Laskara, Summon : Spriggan!".

Seekor Spriggan dewasa muncul dari tongkat Theresa lalu mengikat seluruh tubuh om Yudha menggunakan akar-akar tanaman. Om Yudha menghancurkan akar-akar yang mengikatnya namun akar-akar itu terus mengikatnya serta semakin tebal dan semakin kuat ikatannya.

"Antara mundurlah!".

"Baik!".

Aku bangun dan berlari kearah paman Kario yang sudah sekarat.

"Walaupun belum maksimal akan kucoba! Laskara mode Support, Healing Factor."

Dengan kemampuan Healing Factor aku menyembuhkan luka-luka paman Kario dan memulihkan energi kehidupan nya.

Setelah aku menyembuhkan paman Kario, aku mendekati om Yudha yang sudah terkurung disebuah bola yang terbuat dari akar pohon.

"Apakah akar pohon sekuat ini?".

"Iya. Akar pohon sangat kuat, tapi untuk bola akar pohon ini dari akar pohon Yggdrasil."

Lumayan mengejutkan. Ternyata yang dipanggil oleh Theresa adalah Spriggan yang punya akar pohon Yggdrasil.

"Om Yudha…."

"Antara ada apa? Kenapa kau terlihat sedih?".

"Tentu saja aku sedih! Kau adalah orang yang berharga bagiku!".

"Walaupun aku sudah jadi mutan?".

"Iya!".

Sial! Sial! Sial! Apakah waktu om Yudha mati dia terkontaminasi sel mutan hingga bangkit kembali dan menjadi mutan?! Sial!.

"Antara, aku adalah mutan dan kau adalah manusia. Kau dan aku adalah musuh sekarang ini jadi—" Om Yudha menghancurkan bola akar itu lalu dia mencengkeram leherku. "Jadi, apapun yang kau katakan tidak akan berpengaruh kepadaku. Karena aku mutan!".

"Antara!!!!".

"Laskara, Solar Eclipse Shoot!".

Paman Kario menembakkan panah api ke tubuh om Yudha.

Melihat ada sebuah anak panah yang menancap di tubuh nya, om Yudha menarik anak panah itu dari tubuhnya.

"Kukira saat jadi mutan hanya akal pikiran mu saja yang hilang, ternyata ingatanmu juga hilang."

Tiba-tiba api menyebar keseluruh tubuh om Yudha. Sebelum mengenai tubuhku, aku mengaktifkan Garuda Full Body dan melepaskan diriku dari cengkraman om Yudha.

"Kenapa gak dari tadi paman menggunakan Solar Eclipse?".

"Gak sempat. Kecepatan dan kekuatan Yudha tidak masuk akal."

Selagi om Yudha terbakar dan tidak bisa bergerak karena dibakar oleh api paman Kario, aku mendekati Theresa yang dilindungi oleh Spriggan.

"Theresa apa kau punya rencana?".

"Ada tapi terlalu beresiko. Dia adalah mutan kelas S Rook. Kekuatannya sudah tidak masuk akal, bahkan dengan panah dewa Arjuna saja tidak dapat melukainya."

Kalau begini sama saja om Yudha tidak bisa dikalahkan. Apalagi kalau dia sudah Awakening, mungkin dia bisa membunuh kami bertiga dalam sekejap.

(Antara butuh bantuan ku?)

Suara ini… Lana?.

Aku memejamkan mataku dan berkonsentrasi penuh untuk sampai di alam bawah sadarku.

"Sepertinya iya, Lana. Byakko juga aku butuh bantuan mu."

"Kekuatan penuh 100%?," Tanya Byakko.

"Iya."

"Baiklah kalau begitu kembali lah Antara, aku dan Lana akan membagi ruang untuk membantumu."

"Antara awas!!!!".

Om Yudha yang masih terbakar menyerangku dengan tinju yang besar.

"Lana!".

Lana dengan cepat mengambil alih tubuhku dan dia menggunakan kemampuan Laskara mode Barbarian untuk memaksimalkan daya pertahanan.

"Oi oi monster besar! Bukan begitu cara meninju yang baik!".

Lana memaksimalkan kekuatan serangan serta ditambah dengan kekuatan 100% Byakko dia meninju wajah om Yudha hingga om Yudha terpental sampai ke dinding.

(Oi Lana jangan terlalu mengamuk.)

"Tenang saja Antara! Aku hanya akan mengamuk kepada monster ini!!!".

Lana melompat dan dia dengan cepat menciptakan sebuah tombak besar lalu menusuk dada om Yudha. Namun tombak itu patah karena dada om Yudha sepertinya sangat tebal dan keras.

"Gila! Kalau begini aku semakin ingin membunuhnya!".

(Hadeh. Masih ada 2 menit, setelah itu langsung ambil alih tubuhku Byakko.)

"LASKARA MODE MAGICIAN! SUMMON : IZANAGI-NO-MIKOTO!".

(AP—?!).

Sesosok dewa yang maha agung keluar dari lingkaran yang dibuat Lana. Dewa itu membawa sebuah tongkat dan memiliki kekuatan yang sangat maha dahsyat.

"Antara?! Kapan kau dapat memanggil dewa sekuat itu?!".

Lana menengok kebelakang dan melihat kearah Theresa "Antara hanya bodoh! Dia tidak mau memanggil dewa satu ini!".

Theresa nampaknya terkejut melihat wajahku yang agak berubah karena Lana yang mengendalikan tubuhku.

"Kenapa ada garis luka di matamu?! Terus kenapa matamu itu Antara?!".

"Antara? Aku Pralana! Antara sedang dibalik tubuhku!".

Kemudian Lana memerintahkan Izanagi-No-Mikoto untuk menusuk dada om Yudha untuk membuatnya tidak bergerak.

"Aku tidak menyangka jika memanggil dewa maha agung seperti dia dapat membuatku kelelahan seperti ini."

(TENTU SAJA BODOH!,) Ucapku.

Untung saja waktu bertukar kesadaran telah habis. Sekarang Byakko lah yang mengambil alih tubuhku.

"Antara tenang saja. Aku akan mengalahkan mahluk itu."

(Y-Ya, tolong Raka.)

Raka mengubah kedua lenganku menjadi tangan harimau. Lalu Raka dengan cepat berlari menuju arah om Yudha yang sudah tidak bisa bergerak. Raka meninju-niju wajah om Yudha berkali-kali hingga hidung om Yudha berdarah.

"A-Ada apa dengan Antara? Sifatnya berubah drastis," tanya paman Kario ke Theresa dari kejauhan.

"Ini berkat Laskara Null," jawab Theresa.

"Kau pikir sudah bisa mengalahkan ku dengan kekuatan yang kau miliki?!".

Aura merah mengelilingi tubuh om Yudha. Om Yudha memperkuat aura nya lalu dia melepaskan auranya hingga membuat Raka terpental dan Izanagi-No-Mikoto menghilang.

Izanagi-No-Mikoto menghilang karena aku tidak dapat mempertahankan eksistensi nya lagi. Memanggil dewa seperti dia membuat energi kehidupan ku berkurang secara drastis.

(Raka, masih ada waktu 3 menit. Kau harus membuat dia sibuk dan aku akan mencari cara mengalahkan nya. Hati-hati lah, dia sudah Awakening.)

"Baik."

Kemudian Raka menyerang om Yudha dari berbagai arah dibantu oleh paman Kario yang menembakkan anak-anak panahnya. Sedangkan Theresa sepertinya sedang mempersiapkan diri untuk memanggil mahluk yang dapat mengalahkan om Yudha.

Baiklah selagi masih ada waktu 3 menit aku harus mencari cara untuk mengalahkan om Yudha.

Om Yudha yang sudah menjadi mutan Rook memiliki kekuatan yang sudah tidak masuk akal. Lalu kemampuan unik teleportasi nya juga tidak hilang dan itu membuat kami semua kesusahan. Kekuatan sekuat itu harus dikalahkan oleh kekuatan yang diatasnya.

Izanagi-No-Mikoto hanya dapat menghentikan pergerakan nya sementara hingga om Yudha melakukan Awakening agar terbebas dari Izanagi-No-Mikoto.

Aku juga sudah terlalu lelah berkat Lana yang menghabiskan separuh energi kehidupan ku. Dengan Detonate mungkin aku dapat membunuh om Yudha, tapi aku tidak mau melakukannya lagi karena aku tidak ingin melihat Risa menangis lagi.

Sial. Aku buntu.

"Bukankah monster itu sudah memiliki kelemahan?".

"Lana?".

"Saat Izanagi-No-Mikoto melepaskan tusukannya, lubang bekas didada nya sama sekali tidak beregenerasi."

Aku melihat pandangan Raka dan benar apa yang dikatakan Lana. Bekas lubang tusukan Izanagi-No-Mikoto masih ada!.

"Tubuhnya sangat tebal jadi sangat susah untuk di lukai. Karena itu aku memanggil Izanagi-No-Mikoto untuk membuat luka yang dapat dijadikan kesempatan untuk mengalahkannya."

"Awalnya aku mengira kalau tindakan mu itu gegabah. Tapi aku salah."

Aku melihat kearah Lana yang sedang tersenyum kepadaku "Terima kasih Lana."

"Antara gantian! Waktuku habis!".

Aku kembali mengambil alih tubuhku. Kondisi sekarang om Yudha menang telak. Kepala paman Kario berdarah, Theresa mulai kelelahan, dan tubuhku masih baik-baik saja berkat Raka.

"Om Yudha… apa kau tidak berniat menjadi manusia lagi?".

"Sama sekali tidak."

"Kenapa?".

"Antara, Mutan itu sebenarnya mahluk yang sempurna. Mutan itu adalah manusia namun tidak bisa menahan kontaminasi. Jika ditanya seperti itu aku pasti bilang tidak, karena mutan pada awalnya manusia juga namun lebih kuat dan lebih hebat!".

"Begitu? Kalau begitu.…"

Aku menciptakan dua Zweihander secara diam-diam dan dengan kecepatan tinggi aku berada di depan om Yudha sambil menyilang kan kedua Zweihander di lehernya.

"Kau mengejutkan ku Antara. Apa yang sebenarnya terjadi selama 1 bulan aku menghilang?".

"Banyak. Banyak sekali" aura biru mulai mengelilingi kedua Zweihander. "Laskara mode Slayer, X-Cross Slash."

Dengan tebasan silang aku menebas leher om Yudha namun tidak berhasil melukainya.

"Usaha yang sia-sia!".

"Benarkah?".

Aku memegang remote kontrol bom yang dapat meledak jika aku memencetnya.

Melihat remote kontrol di tanganku, om Yudha langsung melihat kearah lubang didada nya dan ada bom yang menempel di dadanya.

"Sekali lagi aku bertanya kepadamu. Apa kau tidak berniat menjadi manusia lagi?".

"Tidak."

Lalu om Yudha tersenyum jahat kepadaku.

"Kalau begitu matilah!".

Saat aku ingin memencet tombol remote control bom. Ada sesosok mengerikan yang menghentikan tanganku. Tubuhnya seukuran sepertiku namun aura jahatnya sangat kental hingga aku tidak dapat bergerak.

"Rook, sudah cukup. Aku dapat apa yang aku inginkan."

"Benarkah?".

Aku melihat ke sosok yang mengerikan itu dan dia melihat ku lalu tersenyum. Senyumannya membuatku takut setengah mati.

"Maafkan anak buahku, para manusia."

"Kau siapa?!," Tanya paman Kario.

"Aku? Aku adalah King."

Aku kaget, paman Kario kaget, dan Theresa pun kaget melihat sosok yang mengerikan ini ternyata adalah mutan King. Mutan yang paling kuat diantara semua mutan.

"Kalau begitu selamat tinggal, kita akan bertemu kembali Cartaphilus."

Asap hitam langsung muncul dan membuat pandangan kami semua buta.

Beberapa lama kemudian asap hitam itu hilang dan kedua mutan itu hilang.

"Antara kau baik-baik saja?!".

Theresa berlari ke arahku.

"Ya, aku baik-baik saja."

Paman Kario mendekatiku dan dia seperti sedang syok "Cartaphilus…."

"Hmm? Itu kan yang disebut oleh King tadi."

Paman Kario memegang pundak ku lalu dia memelukku. "Antara... Mulai sekarang berhati-hati lah!".

"Kenapa dengan paman Kario Theresa?".

Theresa terdiam lalu dia memegang pipiku dengan wajah yang serius.

"Antara, mulai sekarang kau harus bersamaku jika berpergian!".

———