webnovel

Chapter 5 - Pelayan (bagian 3)

Pujian dan sanjungan yang sangat besar untuk sosok Kaisar Iblis, Edward sampai dibuat gemetar ketika semua itu di tujukkan kepada dirinya. Edward memalingkan wajahnya, kembali melihat kearah makanan di depan. 

'Apa-apaan itu tadi? Apa Kaisar Iblis memang begitu dihormati? Ah terserahlah.'

Edward berusaha untuk melupakan apa yang ia lihat sebelumnya. Sambil memakan makanan yang ada di depan, Edward terus menggerakkan bola mata mengamati ke sekeliling ruangan. Para pelayan sudah kembali berdiri, perempuan yang berada di sampingnya juga sudah kembali berdiri sambil menundukkan kepalanya dan kedua tangan diatas perut, sikap sempurna seorang pelayan.

Ia memfokuskan pandangannya kepada perempuan itu, layar yang sebelumnya ia lihat di lorong kembali muncul. Sebuah layar kecil yang menunjukkan status singkat perempuan itu.

'Scintia ya, Aku merasa tidak asing dengan nama itu.'

"Paduka, Apa Anda memerlukan sesuatu?"

Perempuan itu membungkuk, mencoba mensejajarkan wajahnya dengan wajah Edward. Terlalu dekat, jika Edward tidak mengendalikan kebiasaan yang menjauh dari perempuan mungkin ia akan terjatuh dan mempermalukan sosok Kaisar Iblis, Edward mencoba menahan dirinya sekarang.

'Dekat sekali! … Ah! Aku ingat.'

"Tidak ada, Scintia. Ah tidak, sebenarnya bisakah Kamu ambil alat tulis, buku kosong dan buku yang sudah ada tulisannya?"

Scintia mundur satu langkah dan membungkuk "Baik Paduka," Saat menegakkan tubuhnya kembali, Scintia kembali bertanya "Buku dengan tulisan apa yang ingin Anda baca, Paduka?"

"Dongeng, sejarah atau pengetahuan, terserah dirimu."

"Saya mengerti, Paduka."

Scintia kembali membungkuk setelah itu kembali menegakkan tubuhnya dan berjalan keluar dari ruang makan. Pandangan Edward terus mengikutinya sampai Scintia keluar, ia ingat siapa Scintia sebenarnya.

'Scintia … Dia salah satu boss yang aku lawan sebelum melawan boss terakhir. Meski dia boss yang mudah di lawan, tapi kesetiaanya kepada Kaisar Iblis benar-benar besar.'

Demi Kaisar Iblis, Aku akan melakukan apapun!

Kaisar Iblis … A--apa aku sud-ah melakukan yang terbaik?

Dua kalimat itu yang paling ia ingat ketika melawan Scintia, hanya dari kalimat itu Edward bisa mengerti seberapa besar kesetiaan Scintia kepada sosok Kaisar Iblis, terasa begitu sakit hatinya ketika mengingat momen itu kembali.

'Ah … Itu berarti Scintia akan melawan pahlawan itu, apa yang akan terjadi jika Aku melihat itu dari sudut pandang Kaisar Iblis?'

Ia melamun berpikir akan hal itu, kehilangan seseorang bukan hal baru yang ia rasakan, tetapi ia tidak mau merasakan hal seperti itu lagi.

'Ah benar, Developer itu bilang kalau sesuatu bisa terjadi di luar cerita, apa itu berarti Aku bisa membuat ending yang berbeda?'

Suara pintu berdecit membuat Edward menoleh kebelakang, Scintia datang dengan apa yang ia minta. Edward sedikit terkejut karena Scintia bekerja sangat cepat, belum ada 10 menit sejak ia memberi perintah.

"Te--terima kasih, taruh saja di samping makanan ku."

"Baik paduka."

Edward secepat mungkin menghabiskan makanan yang ada di depannya, ia menghabiskan makanan lebih dulu sebelum memulai kegiatan yang lain karena itu yang selama ini di ajarkan kepadanya.

'Luar biasa semuanya enak, Aku pikir Aku bisa mati dengan tenang sekarang.'

Ia hanya mampu memuji dalam hati setelah menghabiskan semua makanan yang ada di atas meja itu. Tanpa diperintah, Scintia langsung membereskan piring-piring yang sudah kosong itu. Sekali lagi wajah Scintia sangat dekat dengannya, jantung Edward berdegup kencang seakan ingin meledak. Cantik, wangi, dan kesetiaan yang luar biasa, Edward sangat iri dengan kehidupan Sang Kaisar Iblis. Ia menggelengkan kepalanya dengan kuat, menyadarkan diri kalau saat ini bukanlah waktu untuk bersantai.

"Terima kasih."

Scintia mengangkat kepalanya, menatap Sang Kaisar Iblis karena terkejut dengan ucapannya. Edward juga sama terkejutnya, tiba-tiba di tatap oleh Scintia membuat tubuhnya gemetar sekaligus gugup.

"Anda tidak perlu berterima kasih, sudah tugas kami untuk melayani Anda."

Perasaan gugupnya langsung menghilang, Edward mengambil buku yang dibawakan Scintia untuk mengalihkan pandangannya.

"Be--begitu," Ia menatap sampul buku yang ia pegang. Tulisan asing, apa yang ada disana bahkan tidak seperti huruf yang ia kenal "Dongeng keKaisaran bawah tanah," Suara Edward tertahan di akhir ucapannya bersama rasa bingung yang datang, tulisan yang belum ia lihat tetapi ia bisa membacanya.

"Apa Anda tidak suka?"

"Eh? Ah tidak bukan begitu," Ia kembali terdiam, tidak mungkin ia memberitahu hal itu kepada Scintia "Tidak, bukan apa-apa. Ehem! Bagus Kau membawakan ini untukku."

"Terima kasih paduka."

Edward membuka buku itu, membuka secara acak dan membacanya dengan cepat. Ia tidak berniat membaca buku itu, tetapi untuk mempelajari bahasa-bahasa di dunia ini. Setiap lembaran yang ia buka dapat ia baca dengan baik, ia kembali melihat layar status miliknya tetapi tidak ada satupun skill atau kondisi yang mengatakan kalau dirinya memiliki kemampuan membaca khusus.

'Mungkin Developer itu memberikan penyesuaian kepada ku … Ya terserah, Setidaknya hal itu bukan yang merepotkan diriku, selanjutnya!'

Edward mengambil buku kosong juga sebuah pena, ia berdiri lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Tujuan berikutnya adalah berkeliling, itu yang ia tetapkan selanjutnya untuk mencari informasi di sekitarnya.

'Aku harus mencari tahu semuanya, bila perlu Aku perlu tahu siapa semua–. Tidak, Aku harus tahu siapa saja yang ada di tempat ini dan bagaimana kondisi dunia ini, itu akan memudahkan ku untuk mengambil langkah berikutnya.'

Edward tidak khawatir jika ia tersesat, di layar statusnya ada peta yang menggambarkan dengan baik denah sekelilingnya. Suara gema langkah sepatunya terdengar sepanjang lorong itu, ia bertemu dengan beberapa pelayan lain yang langsung berbaris di samping dan menunduk saat Edward datang. Langkahnya terhenti, memegang dagu dan melirik ke arah para pelayan itu.

'Titik biru, mereka ditandai dengan titik biru di peta. Tapi kenapa?'

"Apa Paduka memerlukan sesuatu?" Tanya salah satu pelayan sambil terus menunduk.

"A--Ah tidak, Kalian boleh pergi."

Kedua pelayan itu menurutinya, Edward masih berdiri terdiam disana, mencoba memahami titik biru pada map. Ia menghela nafas, kemudian kembali melangkahkan kakinya sambil terus melihat ke arah map dan sesekali ia melihat layar-layar yang lain.

"Paduka benar-benar luar biasa, wajahnya sangat serius, Kau melihatnya kan?"

"Benar-benar! Paduka memang luar biasa!"

Kedua pelayan itu melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Edward memejamkan matanya menutup layar status, langkahnya kembali terhenti saat melihat tangga yang mengarah ke bawah, ia berjalan kesana tanpa pikir panjang. Pikirannya kembali bergulat, mengingat kembali permainan itu dari awal.

'Kalau tidak salah game dimulai ketika pahlawan diselamatkan oleh seseorang yang memakai topeng dari desanya yang terbakar dan desa itu dibakar karena  … Diserang oleh iblis!' Edward terdiam, kembali berdiri terdiam di tangga saat sadar hal yang terpenting 'Kapan? Siapa yang akan menyerang desa itu? Tapi jika Aku saat ini adalah Kaisar Iblis itu artinya Aku akan tahu hal ini dari seseorang atau Aku yang akan memutuskan itu. Rasanya tidak beres, Aku merasa ada yang tidak beres.'

"Paduka?"

Suara yang berat memanggil dirinya kembali menyadarkan dirinya dari lamunan. Jantungnya terasa berhenti berdetak untuk sesaat, tubuhnya gemetar terkejut melihat sosok yang lebih tinggi darinya. Tubuhnya berbulu dan kepalanya burung hantu? seekor burung hantu besar memakai pakaian rapih serta dasi yang mengikat di kerah pakaiannya.

itu aneh.

To be continue

==============

Data status yang diketahui

Name: Scintia

Level: 100

Type: Fighter Maid

HP: 50.760

MP: 10.780

Skill:

-Heat Arrow, Magic Shield, Flame Sword, Encahntment Sword, Enchantment Body, Strength Body, Shield Body, Enchantment Speed.

Magic:

-Summon skeleton, Flame Arrow: level 10, Dark Ball: level 5, Dark Electro Dragon: level 5, Bone Wall.

Next chapter