webnovel

02

Hari minggu digunakan keluarga Roles untuk bersantai.

Terkecuali Jacob, Jacob masih didalam kamar mengerjakan dokumen dokumen kantornya, biasanya Jacob akan menyusul, walau agak terlambat.

Mereka bersantai di taman belakang rumah, Ardila terlihat malas berkumpul dengan keluarganya.

Rutinitas ini sudah membuatnya bosan, wajar saja karna ini kerap dilakukan waktu dia masih sangat kecil hingga sekarang.

Anehnya keluarganya sangat menikmati moment moment ini yang menurut Ardila biasa biasa saja.

"kak ayo main petak umpet!" David menarik narik tangan Ardila.

Ardila menatap David "gak, sama yang lain kaka malas."

David terdiam, tidak biasanya kakaknya menolak ajakan dia bermain.

"kak Ar, kok kakak nolak sih? Biasanya engg—"

"udah ya David, emang gak bosen main itu itu terus? Lagian juga sodara kamu bukan cuma kakak."

"tapi kak—"

"denger David, kamu itu laki laki orang yang main begituan anak perempuan."

David tertegun mendengar ucapan Ardila, suara kakanya bahkan berubah dingin.

Beomgyu melihat semuanya, perbicaraan antara David dan Ardila.

"Ar, lo gak pernah gini ngomong kedia." Ramael, sang kembaran menghampiri Ardila sambil berceloteh.

"apa? Emang—"

"apa lo bilang? Dia adik lo!"

"tanpa di kasih tau gue juga tau!, dasar manusia baperan yang gue omongin siapa yang sewot siap—"

"Ardila" Suara berat Jacob mengalihkan semuanya, Ardila dengan cepat mengubah tatapan matanya.

Mervel yang  sibuk menyirami bunga, tidak tahu anak anaknya akan perang, dia menjadi bingung dengan tatapan tajam Jacob yang mengarah kepada Ardila.

Samuel yang tadi menggunakan airpods agar tidak ada yang menganggu dia berkomunikasi dengan Elliot yaitu pacarnya, terpaksa harus melepas airpodsnya akibat suara Jacob yang terdengar jelas ditelinganya.

Jonathan dan Mark memandang kearah suara Jacob berasal, Mark memandang dengan wajah linglungnya dan Jonathab tetap datar.

"minta maaf." suara  Jacob mengusik pendengaran Ardila, minta maaf? Buat apa.

Ardila masih terdiam ditempatnya tidak melakukan pergerakan dan perintah apapun.

"Jacob? Ada apa?" Marvel datang Menghampiri Jacob yang matanya terus menyorot Ardila.

Marvel menatap Ardila.

Sekarang dia tahu apa yang membuat Jaehyun marah, memang kelakuan Ardila akhir akhir ini membuat seisi rumah emosi.

"Ardila? Minta maaf sana." walau Marvel tidak tau permasalahannya tapi dia yakin Ardila yang bersalah, karna Jacob mungkin yang melihat semuanya.

Seberusaha mungkin Ardila tidak menatap kedua orang tuanya malas.

Ardila menatap Ramael "maaf." sehabis itu dia segera meninggalkan taman dengan wajah dinginnya.

Marvel menghela nafas, dia cukup kesulitan dalam mendidik Ardila, anak perempuannya.

"Ardila kenapa ma?" Samuel melihat kepergian Ardila dengan tatapan tidak mengerti sama sekali.

"Mama juga gak paham sama sifat dia." Jawab Marvel pada Samuel.

Jacob diam, dia baru menyadari sekarang kalau dia sudah mengabaikan pertumbuhan putrinya.

***

Brian

Gue brian √√

Save √√

Ardila

Done √√

Brian

Bosen gak? √√

Gue malam ini ada lomba

Balap motor  √√

Mau ikut? Kebetulan gue jalan

Kesana sendirian √√

Ardila

Area mana?

Brian

Gak terlalu jauh √√

Gue balapnya jam 9 √√

Gak kemaleman banget

Buat lo √√

Ardila

Oke √√

Gak usah jemput √√

Kita janjian ketemuan √√

Brian

Padahal gue mau silaturahmi

Sama ortu lo √√

Yaudah gue tunggu di depan

warung depan komplek √√

Ardila mematikan hpnya, dia melamun sebentar.

Dia memandang foto saudara saudaranya yang terpajang di kamarnya. Lalu dia mengangkat sudut bibirnya "udah dari dulu gue emang gak sejalan sama mereka."

Melihat jam yang ada didinding kamarnya menunjukan pukul 8 malam, Ardila bergegas turun untuk menghadiri makan malam bersama keluarganya.

Baru beberapa langkah turun dari tangga Ardila terdiam melihat seseorang yang sedang bersama mamanya .

Zia, dia datang kerumahnya membuat Ardila kesal akan kedatangannya, tiba tiba perutnya menjadi kenyang tidak nafsu makan.

"Ekhm Ekhm..." Samuel yang menyadari kedatangan adiknya mengode yang lain agar mengetahui.

Semuanya menatap Ardila, Ardila hanya memandang ke arah lain dan dia langsung duduk di sebelah David. Masa bodo dia.

Jangan sampai dia menatap Zia, bisa bisa matanya menjadi tajam akan kekesalannya.

Marvel menatap Zia yang memohon padanya, Marvel mengangguk dan meyakinkan Zia.

"David, duduk sini sama mama, Kaka Zia mau duduk disamping ka Ardila." Bujuk Marvel pada anak bungsunya.

David iya iya saja karna dia tidak mengerti sama sekali situasi sekarang, sebab apa yang disuruh mamanya pasti dia turuti.

Pergerakan David ditahan Ardila "duduk sini, atau ga ditemenin beli susu." Ancam Ardila pada David.

David terpaksa duduk kembali, dia bisa saja nanti membujuk mamanya yang marah, tidak dengan kakanya, dia sampai pusing.

"David mama bilang sini." Marvel mulai mengancam, David menjadi ragu.

"nanti mama beliin 10 kotak susu." Ujar Marvel lagi, dan tanpa babibu David beranjak dari tempat duduk dan berlari mendekati Marvel.

Ardila berdecak, hal terakhir yang harus dia lakukan, makan dengan terburu buru agar dapat terbebas dari Zia.

Mark menggelengkan kepalanya, percintaan anak Sma membuatnya lelah sendiri.

"ayo Zia kita makan, duduk deket Ardila."

Rasanya Ardila ingin mengumpat saat Zia berjalan mendekatinya.

Seharusnya dia tidak turun kebawah tadi.

Zia mulai duduk didekat Ardila , matanya terus menatap Ardila yang acuh dengan kedatangannya.

Jonathan melihat tatapan tidak suka adiknya pada kedatangan Zia, Jeno terus menatap Ardila memberi teguran, seharusnya Ardila tidak melakukan itu pada Zia.

Ardila yang merasa ditatap kakaknya, terpaksa menormalkan ekspresi wajahnya, t e r p a k s a

Tanpa melihat kesana kemari Ardila segera menyantap makanannya.

"Ardila, nanti aja Zia ja—"

"gak bisa ma, aku udah ada janji sama temen." Potong Ardila.

Jacob menatap anak perempuannya, dia harus berbicara empat mata dengan Ardila.

"Huft yaudah, besok gantinya." Ujar Marvel bersuara.

Zia hanya tersenyum kecut, Ardila sekarang sangat berbeda, seperti orang asing baginya.

***

"Zia, jangan terlalu dipikirin prilaku Ardila tadi, itu anak emang akhir akhir ini rada rada ngeselin sifatnya." Marvel sedari tadi berucap panjang lebar agar Zia tidak merasa sedih.

Zia mengangguk sambil tersenyum "iya gapapa, oh ya aku pulang dulu ya" Zia berpamitan.

"iya hati hati dijalan." sebenarnya Marvel tidak tega membiarkan Zia pulang sendirian, tapi mengingat tingkah laku Ardila yang kurang baik, Marvel jadi berpikir dua kali.

Setelah Zia pergi, Marvel berjalan masuk.

Dia heran, kemana perginya Jacob dan anak perempuannya?

"Ramael, dimana papa kamu sama Ardila?"

"papa mau bicara serius sama dia, Biarin aja ma papa marahin dia."

"yang dibilang Ramael bener, nanti sifat dia malah keterusan" Samuel menimpal.

"nah itu Mark setuju, lo Nathan?"

"Hm." tidak heran lagi, diantara semua anak Jonathan paling irit bicara.

Kali ini Marvel juga menyetujui, biasanya dia protes kalo Jacob ingin memarahi anak kesayangannya, tapi kali ini tidak.

TBC