webnovel

LAGI-LAGI KARENA CINTA 18+

Alyssa tidak tahu harus bersikap seperti apa saat cinta masa kecilnya datang kembali dan membuatnya kembali membuka hati yang sudah tertutup selama 10 tahun terakhir ini kembali terbuka. Apa dia akan menerima cinta masa kecilnya itu atau justru memilih mengubur dalam-dalam perasaannya?

Arsitaaa24 · History
Not enough ratings
15 Chs

MARAH

"Silahkan masuk Non, Den Alvin sedang di kolam renang."

Alyssa mengangguk sopan, seorang Maid di rumah Alvin menyapanya pertama kali saat Alyssa sampai disana.

Alyssa melangkah mencari keberadaan Alvin yang katanya sedang berenang.

Sesampainya di sana, Alyssa melihat Alvin tengah bersandar di tepi kolam. Tapi yang membuat Alyssa heran, pria itu tengah melamun dengan pandangan kosong ke depan.

Seolah memiliki beban pikiran yang berat entah tentang apa Alyssa tidak tahu.

"Alvin!" panggilan Alyssa menyadarkan pria itu dari lamunannya.

"Kamu? Sejak kapan sampai?"

"Baru saja." Alyssa berjongkok di tepi kolam.

"Kamu sedang ada masalah?" tanya Alyssa. Alvin terlihat diam namun detik berikutnya pria itu menggeleng.

"Kamu bertengkar dengan Papahmu?" Alyssa seolah mencoba membuat pria itu untuk terbuka padanya.

Alvin menggeleng.

"Dengan Mamahmu?"

Alvin menggeleng lagi.

"Lalu apa yang membuatmu melamun disini? Memangnya tidak takut ada hantu yang menarikmu ke dalam kolam?" kata Alyssa mencoba menakut-nakuti. Alvin malah tertawa.

"Bisa bantu aku naik?" tanya Alvin.

"Mamahmu kemana?" Alyssa tak mengubris pertanyaan Alvin gadis itu justru balik bertanya.

"Ke toko."

"Papahmu?"

"Kerja, bisa berhenti bertanya tidak?" Alyssa terkekeh kemudian meraih tangan Alvin membantu pria itu naik ke daratan.

Tapi, pertolongannya itu dijadikan sebuah lelucon oleh Alvin. Pria itu malah menarik Alyssa hingga jatuh ke kolam.

Alyssa mengepak-ngepakan tangannya ke atas minta pertolongan, pasalnya Ia tak bisa berenang. Melihat itu Alvin langsung bergerak cepat menolong.

Alvin menarik pinggang Alyssa lalu membawanya ke tepi kolam. Alyssa memeluk lehernya erat seolah tak ingin lepas.

"Maaf, aku lupa kalau kamu enggak bisa berenang." ucap Alvin dengan rasa bersalah, Alyssa terbatuk-batuk dengan tangan memukul bahu Alvin karena kesal.

"Jahat... Hikss..." Alvin mengusap pipi Alyssa dengan senyum kecil.

"Kan aku sudah minta maaf."

"Hiks.... Hiks...." Alvin semakin bingung saat tangisan Alyssa semakin menjadi.

"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, maafkan aku." ucap Alvin tulus, Alyssa akhirnya berhenti menangis meskipun masih sesegukan.

Melihat Alyssa yang tak memakai bra dengan tubuh yang basah membuat Alvin tak kuasa menahan diri. Alvin kemudian menyudutkan Alyssa di pojok kolam, membuat gadis itu menatapnya bingung.

"Aku merindukannya." ujar Alvin yang langsung mencium payudara Alyssa tak peduli dengan kemeja yang masih menghalanginya.

"Alvin... Nanti ada yang lihat." Alvin mengangkat wajahnya.

"Kenapa tak memakai bra?" Alyssa bergeming, Ia sendiri tak tahu jawabannya.

"Kau ingin menggodaku? Hem?" Alvin semakin mendekatkan wajahnya, Alyssa menutup mata.

Namun, beberapa saat Alyssa tak merasakan apapun di bibirnya. Ia lantas membuka matanya lalu melihat Alvin yang sedang tersenyum menggoda padanya.

"Kau mengerjaiku?" tawa Alvin meledak.

"Kau sangat menggemaskan."

"Dan kau menyebalkan."

"Kau sangat cantik."

"Aku tahu." Alvin semakin tertawa keras.

"Berhenti tertawa Alvin, aku ingin naik." kata Alyssa.

"Naiklah sendiri."

"Tangganya jauh Alvin."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Bantu aku."

"Baiklah, tapi setelah kau memberiku jatah."

"Apa? Ahhh...." Alyssa tak kuasa menahan erangan yang keluar begitu saja saat Alvin kembali mencium payudaranya yang sudah menyembul keluar dari kemejanya. Entah sejak kapan Alvin membuka kancingnya.

Alyssa tak bisa lagi berpikir, tubuhnya terasa tersengat listrik. Bahkan dinginnya air kolam menjadi terasa lebih hangat. Karena aksi Alvin yang membuatnya menggila.

Tangan Alvin menjalar ke pinggang gadis itu lalu sampai di depan kewanitaannya. Alvin membuka resleting celana Alyssa dan membelai kewanitaannya hingga membuat Alyssa melenguh.

Hasrat yang membara membuat mereka tak bisa berhenti. Alvin mengangkat tubuh Alyssa hingga gadis itu terduduk di tepi kolam. Alvin ikut naik lalu membawa tubuh Alyssa ala bridal menuju tempat yang Alvin sebut sebagai kamar.

"Alvin?"

"Shit. Itu suara Papah." batin Alvin.

"Kamu bawa siapa itu?" tanya sang Papah, Alvin tak berniat membalikan tubuhnya karena keadaan baju Alyssa yang tak memungkinkan.

"Papah sudah bilang jangan bawa wanita yang sering kau tiduri ke rumah ini, jika itu pacarmu atau calon istrimu baru kau boleh membawanya." ujar sang Papah. Alyssa yang mendengar itu menatap ke arah Alvin yang menatap lurus ke depan.

Alvin sering tidur dengar wanita lain?

"Iya Pah."

"Kenapa kau tak berbalik badan?"

"Keadaannya tak memungkinkan."

"Lalu siapa itu?"

"Calon istriku." setelah mengatakan itu Alvin segera pergi menaiki tangga menuju kamarnya tak peduli dengan lantai yang akan basah toh ada maid yang akan membersihkan.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Aku tidak mau." Alyssa terus menolak ajakan Alvin untuk menemui Papahnya yang sedang menunggu mereka di bawah.

Dirinya terlalu malu, apalagi jika mengingat kejadian tadi. Aissh.

"Papah hanya ingin melihat calon istriku, lagi pula kalian sudah lama kan tidak bertemu." ujar Alvin.

"Tapi aku malu."

"Papah akan mengerti."

"Ini semua salahmu."

"Bukan."

"Salahmu!"

"Iya-iya salahku." Alyssa mengerucutkan bibirnya, Alvin yang gemas melihat itu segera mengecupnya dan mendapat pelototan dari Alyssa.

"Ayo turun." ajak Alvin lagi. Alyssa melihat penampilannya yang hanya memakai hoddie Alvin yang kebesaran. Dibalik hoddie itu Alyssa tak memakai apa-apa karena dalamannya basah kuyup.

"Apa tidak ada pakaian lain?"

Alvin menggeleng.

"Aku tidak nyaman karena tak memakai dalaman." jujur Alyssa dengan wajah memelas.

"Pakai dalamanku mau?" tawar Alvin yang malah mendapat cubitan dari Alyssa. Alvin terkekeh, Ia terlalu senang menggoda calon istrinya itu.

"Lalu aku harus bagaimana? Hoddie nya sampai ke bawah lututmu kok. Papah tak akan melihatnya, karena hanya aku yang boleh melihatnya." perkataan vulgar Alvin kembali membuat Alyssa mencubit puting pria itu.

"Dasar mesum." Alyssa bangkit dan berjalan keluar kamar dengan hentakan kaki. Alvin yang melihatnya hanya tersenyum, lagi-lagi kegiatannya untuk memiliki Alyssa seutuhnya harus di ganggu orang.

Mungkin Alvin masih harus bersabar.

🌱🌺🌺🌺🌱

"Gimana kabar kamu Sa?"

"Baik Om."

"Maaf yah Om belum bisa berkunjung ke rumah, padahal sudah 5 bulan menetap disini. Kerjaan benar-benar tidak bisa di tinggal."

"Tidak apa-apa Om."

"Sebenarnya kami tidak berniat pindah lagi kesini, biar Om juga gak bulak balik Ausi-indonesia karena harus mengurus pekerjaan disana. Tapi Alvin memaksa saat itu, ya kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya. Kami juga sudah tak bisa menyiksanya lagi karena merindukanmu." terang Papah Alvin dengan candaan. Alyssa tersenyum kikuk, Ia melirik Alvin yang menyibukan diri dengan tayangan televisi seolah menulikan pendengarannya dari obrolan mereka.

"Apa Om bakalan tetap tinggal disini terus?" tanya Alyssa dengan raut wajah yang di bilang sedih juga tidak, hanya saja Ia tak sanggup jika mendapatkan jawaban tak sesuai dugaannya.

"Om sih pengennya di sana biar gampang ngurus kerjaan." Alyssa mendesah kecewa, meskipun Ia tak menunjukan itu secara jelas.

Alvin yang melihat itu memeluk pinggangnya dengan satu tangan lalu mengecup bahu Alyssa lembut.

"Aku akan tetap di sini bersama kamu, meskipun Papah Mamah pindah." ucap Alvin menenangkan Alyssa.

Papah Alvin tertawa. Alyssa memandangnya bingung.

"Dasar anak jaman sekarang. Alyssa kamu harus tahu kalau Alvin enggak pernah bisa tidur kalau gak peluk boneka pemberian dari kamu." adu Papah Alvin.

"Benarkah?" tanya Alyssa menatap Alvin yang hanya tersenyum simpul.

"Papah harus jemput Mamah di toko, Alyssa Om tinggal dulu yah." Alyssa mengangguk.

"Alvin jangan macam-macam dengan anak orang."

"Satu macem aja boleh kali Pah."

"Dan kamu akan lihat Papah babak belur karena Ayah Alyssa." Alvin tertawa.

Setelah kepergian Papahnya, Alvin dan Alyssa saling diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Alvin kembali menonto tayangan televisi.

"Al." panggil Alyssa.

"Hem?"

"Aku pernah nanya ke Mamah kamu."

"Nanya apa?"

"Alasan kalian pindah dulu." Alvin menegang.

"Katanya aku tanya kamu aja kalau mau tahu jawabannya." Alvin diam.

"Alvin kok diem aja sih?" Alvin melepaskan tangannya dari pinggang Alyssa dan sedikit menjauh darinya.

"Kamu kenapa?" tanya Alyssa heran.

"Gak usah bahas itu lagi."

"Tapi waktu di hutan kamu bilang bakalan kasih tau alasannya." Alvin menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

"Aku udah gak mau bahas itu lagi, ngerti!" Alvin bangkit dan berlalu begitu saja.

Alyssa tertegun di tempat melihat perubahan sikap Alvin yang membuatnya shock.

Alyssa mengira jika alasan pindahnya hanya karena pekerjaan keluarganya, tapi melihat reaksi Alvin tadi membuat Alyssa di buat penasaran.

Memang apa yang menjadi alasan pria itu pindah dulu?

Perubahan sikap Alvin tadi memperlihatkan seolah Alvin tak suka Alyssa melontarkan pertanyaan itu.

Why?