webnovel

LAGI-LAGI KARENA CINTA 18+

Alyssa tidak tahu harus bersikap seperti apa saat cinta masa kecilnya datang kembali dan membuatnya kembali membuka hati yang sudah tertutup selama 10 tahun terakhir ini kembali terbuka. Apa dia akan menerima cinta masa kecilnya itu atau justru memilih mengubur dalam-dalam perasaannya?

Arsitaaa24 · History
Not enough ratings
15 Chs

CINTA?

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Diantara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang.....

Diantara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang.....

-Diantara Bintang-

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Edgar melirik Kakaknya yang melamun dengan berderai air mata.

"Udah dong nangisnya, tar Ayah curiga kalau mata lo bengkak." ujar Edgar. Alyssa kemudian menghapusnya meskipun masih terisak.

Edgra kembali fokus menyetir.

"Jessica ganti baju di kamar tamu. Alvin gak bakal biarin dia masuk ke kamarnya." kata Edgar seolah sedang memberikan pembelaan untuk Alvin.

"Gue bawa lo pergi bukan karena marah sama Alvin, tapi gue gak mau buat lo malu di depan temen-temennya. Make up lo kalau ilang kan jeleknya keliatan." canda Edgar, tapi tak mendapat reaksi apapun dari Alyssa.

"Alvin udah ijin sama gue buat pinjem baju lo, katanya dia gak punya lagi baju cewek dan dia gak mau pinjemin bajunya buat Jessica. Takut lo cemburu." Alyssa mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.

"Benerin dulu tuh mukanya, tar gue yang kena marah kalau Ayah tahu lo abis nangis." pringatan terakhir Edgar. Dengan malas Alyssa mengelap wajahnya dengan tissu lalu kembali menata make up nya dengan rapih. Meskipun terlihat enggan namun perkataan Edgar ada benarnya.

Edgar sudah menolongnya, tak baik jika Alyssa membiarkan adiknya itu kena marah Ayahnya karena tak bisa menjaga Kakaknya dengan baik hingga membuatnya menangis.

Bisa disebut Alyssa anak kesayangan, Ia selalu di anggap anak bungsu padahal Ia adalah anak pertama yang seharusnya bersikap lebih dewasa dibandingkan Edgar.

Untuk itulah Ayahnya justru meminta Edgar untuk menjaga Kakaknya dengan baik.

🌱🌺🌺🌺🌱

Sudah pukul 11 malam Alyssa masih belum bisa memejamkan matanya, pikirannya melayang memikirkan Alvin. Pria yang memporakporandakan perasaanya hari ini.

Membuat Alyssa salah paham karena sikap tak bisa di tebak dari Alvin.

Ia pun merasakan bersalah setelah mendengar penjelasan dari Edgar tentang kejadian ini. 

Alyssa memandang foto masa kecilnya dengan Alvin yang terpajang di atas nakasnya. Hingga suara-suara aneh terdengar.

Suara?

Alyssa langsung mendudukan diri di kasur saat melihat jendela kaca kamarnya terdengar suara-suara aneh seperti seseorang yang sedang berusaha membuka jendelanya.

Ceklek.

Alyssa bisa saja berteriak keras jika tak menutup mulutnya dengan tanganya.

Alvin?

Pria itu menatap Alyssa datar meskipun tak menglingkan sisi ketampanan nya. Alvin berjalan mendekat ke arah Alyssa, melepaskan jaket kulitnya, menangkup wajah Alyssa lalu mencium bibirnya tiba-tiba.

Alyssa melotot terkejut dengan tindakan tiba-tiba Alvin.

Alvin melepaskan pagutannya lalu beralih menggenggam kedua tangan Alyssa menciumnya lama dan ikut naik ke tempat tidur berbaring di samping Alyssa dengan merebahkan kepalanya di pangkuan gadis itu, menyembunyikan wajahnya di perut Alyssa.

"Alvin?"

"Hem." pria itu hanya bergumam.

"Kamu sedang apa disini?" shit pertanyaan macam apa itu.

"Aku merindukanmu." Alyssa menarik nafas, Ia tak ingin mudah terlena dengan ucapan manis pria itu.

"Kalau Ayahku tahu kau bisa kena pukul."

"Aku menunggunya." Alyssa mengernyit bingung, Alvin benar-benar sulit di tebak. Prilakunya membuat Alyssa bingung, terkadang manis, manja, dan bisa tiba-tiba menakutkan.

"Menyingkirlah, kau membuat pahaku kebas." bohongnya, belum 1 menit berlalu tidak mungkin Alyssa sudah merasakan kebas. Itu hanyalah bualannya agar Alvin segera menyingkir dari tubuhnya.

"Aku tidak mau."

"Sebenarnya apa maumu? Kau membuatku bingung dengan sikapmu."

"Aku minta maaf." Alyssa berdecak, bukan kata maaf yang ingin gadis itu melainkan kejelasan.

"Maafkan aku." Alvin kembali berucap. "Aku tak suka kau dekat-dekat dengan pria lain."

"Kau cemburu pada Dimas?"

"Siapapun pria itu, aku tak suka kau dekat dengan pria manapun selain denganku, Edgar, Ayah dan Papahku."

"Childish."

"Biarin." kata Alvin dengan nada merajuk, pria itu mengeratkan pelukannya pada pinggal Alyssa dan semakin menenggelamkan wajahnya di antara perut gadis itu.

"Apa karena hal itu kau menjauhi ku?" tanya Alyssa.

"Aku juga tak suka pertanyaanmu tempo hari."

"Memangnya kenapa jika aku ingin tahu alasannya."

"Kau tak perlu tahu."

"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Tidak." batah Alvin cepat, pria itu tak ingin semakin membuat Alyssa curiga padanya.

"Kau bohong!"

"Tidak."

"Jelas kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku kan?"

"Tidak."

"Apa ada kata lain selain tidak?"

"Tidak." Alyssa memutar bola mata jengah.

"Menyingkirlah aku juga ingin tidur." ujar Alyssa. Alvin terdiam sejenak kemudian mulai menyingkir dari pangkuan Alyssa.

Alyssa merebahkan tubuhnya dengan membelakangi Alvin.

Alvin dengan bebas memeluknya dari belakang, tangan nakalnya meremas payudara Alyssa yang di rindukannya.

"Aku merindukannya." kata Alvin, jika bukan tengah malam Alyssa sudah menimpuk Alvin dengan barang yang ada di dekatnya. Lebih tepatnya menimpuk kepala pria itu.

"Jangan menganggu tidurku Alvin!" Alvin terkekeh, Ia tahu Alyssa tak kuasa manahan erangan dari remasannya.

"Bagaimana kalau kita melanjutkan kegiatan kita yang sempat tertunda."

"Tidak."

"Ayolah Sa."

"Tidak."

"Kau tak menginginkannya?"

"Tidak."

"Kau tidak mencintaiku?"

"Memangnya kau tahu apa tentang cinta." sindir Alyssa.

"Aku memang tidak tahu bagaimana cinta itu sebenarnya. Aku juga enggak mau tahu bentuknya seperti apa, sifatnya seperti apa, karena yang aku tahu cinta itu berdetak dalam dada dengan kecepatan penuh hingga aku sadar bahwa aku mencintaimu."

Disaat kepuitisan itu hadir berharap  sampai ke lubuk hati Alyssa yang terdalam, gadis itu seketika meruntuhkan suasana romantis saat itu dengan berkata...

"Gombal."

Cek.

"Romantis." kata Alvin.

"Gombal."

"Puitis."

"B aja."

Alvin mendengus.

"Jam berapa sekarang?" tanya Alvin.

"12."

Alvin melepaskan pelukannya lalu turun dari kasur, ada sesuatu yang menarik perhatiannya sejak tadi.

Alyssa menatap bingung ke arah Alvin yang berjalan menjauh darinya.

"Apa dia akan pulang?" Batinya bertanya dengan nada sedih.

Namun pikiran itu seketika hangus saat melihat Alvin meraih gitar yang berdiri di samping sofa di kamarnya, pria itu terduduk di sofa dengan pandangan ke arah Alyssa yang masih berbaring melihat gerak-gerik pria itu.

Alvin tersenyum dengan tampanya, jemarinya mulai memetik senar gitar.

Dengan melodi yang indah pria itu mulai bernyanyi dengan suara yang terdengar lembut dan merdu.

Maafkan aku yang slalu menyakitimu, mengecewakanmu dan meragukanmu.....

Tersadar aku memang kamu yang terbaik.....

Terima aku, mencintaiku apa adanya...

Diantara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang.....

Diantara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang.....

Tak akan ada selain kamu dalam segala keadaan ku....

Cuma kamu ya hanya kamu yang selalu ada untukku....

Alvin menyelesaikan lagunya, Ia tersenyum saat melihat Alyssa sudah tertidur. Dirinya bangkit dan menaruh gitar kembali ke tempatnya, berjalan mendekat Alvin berjongkok untuk melihat wajah cantik Alyssa.

Di raihnya lengan mungil gadis itu, usapnya lembut lalu...

Cup

"I sorry, good night my love. I'am going home."

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱