1 prolog

"Natasya awas...." Itulah kata terakhir yang diingat Natasya sebelum dirinya ditabrak oleh sebuah truk.

Hanya itu yang bisa ia ingat sebelum sekelibat cahaya terang memasuki matanya.

ah tenang sekali disini..... namun tiba tiba ia mendengar sebuah suara berkata...

"Hai manusia....." Ucap seorang wanita.

"Siapa kau ?"

"Kau bisa memanggilku Linda aku adalah seorang CREATOR atau yang lebih dikenal sebagai pembuat dunia..."

"Apa yang terjadi? apa aku mati?"

"Ya dan sejujurnya aku ingin meminjam jiwa-mu, kau dapat hidup kembali ke tubuh seorang ciptaan ku, seorang putri bangsawan sungguh naas dia menentang takdirnya untuk menjadi seorang putri dengan cara bunuh diri, maukah kau menggantikan tubuhnya dan memperbaiki kesalahannya?"

"jika dengan begitu aku dapat hidup kembali.... ya tentu ..."

"Wah senang melihat manusia yang senang membantu aku akan menyediakan segala informasi yang kau perlukan untung mengenang dirimu sebagai Sisilia..."

Dan dengan demikian aku berakhir disini sebuah bangunan berdinding tinggi dengan jendela terbuat dari kayu dan perabotan yang serba antik. Ada kaca di ruangan tersebut Natasya sangat terkejut melihat wajahnya yang dulu jerawatan sekarang berubah menjadi sangat mulus dan cantik.... tiba tiba saja ia dikejutkan dengan suara yang memanggil namanya, nama yang tidak asing didengar.

"Nona Sisilia, cepat anda ada pertemuan dengan yang mulia raja ada banyak sekali persiapan yang akan kita lakukan!"

Ah yang mulia raja kenang Natasya berdasarkan kenangan pemilik tubuh ini Sisilia yang mulia raja adalah orang yang sangat baik , yang mulia telah menganggap Sisilia sebagai cucunya sendiri. Natasya kemudian segera bangun , para maid mengurusi segala keperluannya seperti sarapan , mandi , bahkan sampai berpakaian Natasya yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu menolak dan merasa sangat aneh.

Para maid bahkan terheran heran melihat kelakuan Natasya yang seperti kebingungan terhadap kelakuan para maid tersebut ,

"Ada apa Nona Sisilia apa anda merasa kurang enak badan , atau anda kurang puas dengan pelayanan kami ?",

"Ah tidak hanya saja tidakkah kalian lelah kurasa aku bisa mengurusi diriku sendiri , bisakah kalian meninggalkan diriku sendiri?".

Para maid terkejut Sisilia yang biasanya manja dan sangat angkuh kin memperhatikan maid nya seperti orang lain saja.

"Selamat pagi ayah!" sapa Natasya ketika turun dari kamarnya di lantai atas kastil.

Ayahnya memandangi anaknya Sisilia dengan terheran-heran biasanya anaknya tidak pernah menyapanya bahkan sekalipun bertemu di tengah jalan.

"Sisilia.. apa kamu sakit ? atau kurang enak badan sayang?" tanya ayahnya.

"Tidak aku baik baik saja ayah" jawab Natasya yang sedikit kebingungan hampir semua orang menanyakan hal yang sama hari ini apa yang terjadi?

"kau akan segera bertemu yang mulia raja hari ini, ingat jangan lupa menjaga sikap di depan yang mulia Sisilia."

"iya ayah.. itu pasti" jawab Natasya. Akhirnya Natasya meninggalkan  kastil dengan menggunakan kereta kuda yang mirip sekali dengan kereta di film Cinderella, ayahnya juga ikut menemani untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

Setibanya di istana Natasya disambut oleh kemewahan nan menakjubkan salah seorang maid disana berkata bahwa yang mulia raja menunggu di taman belakang. Dalam perjalanan tiba tiba seberkas ingatan masuk ke dalam kepala Natasya , itu ingatan tentang perang dalam ingatan itu ia melihat bahwa pasukam tentara kerajaan sedang disergap dan dibantai disitu pula dia melihat kakak keduanya Louis terbunuh. Ingatan tersebut buyar ketika ia tiba di kebun kerajaan dan melihat sang raja sudah menyambutnya dengan acara minum teh.

"Yang mulia..." Salam Natasya sambil membungkukkan badan

"Oh Sisilia sudah lama sekali ,terakhir aku melihatmu kau masih berusia 12 tahun masih bermain bersama Julius. Kemari mari kita duduk." ajak yang mulia.

Tanpa menunda lagi Natasya dan ayahnya segera duduk di hadapan yang mulia di sebuah meja dengan 4 buah kursi , namun ternyata pangeran belum datang sama sekali.

"Nah Sisilia kau tidak keberatan dengan aku dan ayah mu berdiskusi sebentar bukan tentang militer?"

"Ya tentu yang mulia aku dengan senang hati mendengarkan!" ucap Natasya

"Marquis Leon bagaimana dengan pergerakan pasukan? musim semi mendatang saya berencana mengadakan ekspedisi ke laut Samaria untuk menundukkan Korcell negara kecil di timur!" usul sang Raja.

"Tentu yang mulia saya akan memerintahkan agar putra bungsu saya Louis untuk ikut serra memimpin pasukan!"

"Tidak yang mulia... itu tidak mungkin pasukan kita akan disergap ditengah jalan yang mulia..." potong Natasya.

"Sisilia dari mana kau mengetahui hal itu? atas dasar apa kau berkata seperti itu nak ?"

"Begini yang mulia ijinkan aku menjelaskan... Korcell merupakan penghasil ikan musim semi yang terbaik , dan kita tahu bangsa Filistin yang berada diujung barat perbatasan sering membeli ikan musim semi ke Korcell, saya takut bangsa Filistin yang dendam dengan kita akan berkoalisi dengan Korcell untuk menjebak kita di tengah perjalanan."

"Dari mana kau mengetahui semua itu Sisilia? aku tak tahu pengetahuan mu sangat luas terlepas bahwa kau seorang wanita!" puji sang raja.

"Buku yang mulia saya membaca buku. Saya lebih menganjurkan agar ekspedisi dilakukan pada saat musim dingin walaupun membutuhkan lebih banyak biaya namun lebih aman." saran Natasya yang tidak menyadari bahwa sedari tadi pangeran Julius mendengar semua percakapan mereka dan berdiri di pintu gerbang.

Julius heran kemana perginya Sisilia yang dulu angkuh , egois , dan sombong , Sisilia yang sekarang terasa seperti orang yang jauh berbeda.

"Bagaimana Julius kau setuju?" tanya yang mulia kepada Julius

"Ya itu terserah kepadamu, bapa.."

Natasya terkejut ternyata Julius sudah mendengarkan dari tadi....

Ini pertama kalinya mereka berdua bertemu, dalam kenangan milik Sisilia , Ia selau mengejar cinta Julius berusaha memikatnya namun segala cara tidak berhasil akibatnya Sisilia bunuh diri dan memendam dendam terhadap Julius. Namun Julius di mata Natasya sekarang sangat menawan....

Apa yang harus ia lakukan ? ia terpesona dan terjebak dalam lamunannya.....

EPS 1 Prolog

avataravatar
Next chapter