2 Gadis dengan luka bakar

Qin Yi Yue menatap paviliun yang berada di puncak dan berada di paling ujung dari sekte Rufeng, paviliun itu sedikit tersembunyi di kelilingi pohon-pohon besar yang rindang dan tidak banyak sinar matahari yang bisa masuk.

Paviliun ini di sebut semenanjung lotus ungu, karena sebelum masuk ke area paviliun ada kolam yang di penuhi dengan bunga lotus ungu yang panjang, dan pemilik paviliun kolam bunga lotus ungu itu adalah seorang beidou abadi yang sangat terkenal akan kekejamannya yang bernama He Qiao Yan.

Dan Jing Yi memangilnya Shizun karena Jing Yi adalah satu-satunya murid He Qiao Yan, dan awalnya Jing Yi juga tidak mau menjadi murid dari He Qiao Yan, dia bersedia menjadi murid He Qiao Yan karena itu permintaan dari pemimpin sekte dan juga dia adalah ayahnya.

Sebagai pemimpin sekte, penatua Jing Hao ingin memberi contoh yang baik agar ada murid yang mau menjadi murid He Qiao Yan, dengan menyodorkan Jing Yi sebagai contoh pertama namun sepertinya ide itu adalah ide yang kurang tepat karena sampai saat ini setelah bertahun-tahun tidak ada yang mau menjadi murid He Qiao Yan langsung.

Mereka hanya akan mengambil kelas He Qiao Yan beberapa kali dalam seminggu saja karena yang di ajarkan He Qiao Yan adalah ilmu pengobatan.

Dan itu cukup penting bagi seorang kultivator bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Karena sifat keras dan disiplin He Qiao Yan banyak murid yang takut padanya bahkan mereka akan terang-terangan bolos pada pelajaran He Qiao Yan.

Namun sebenarnya He Qiao Yan tidak peduli jika mereka tidak ingin menjadi muridnya langsung, yang terpenting dia masih bisa mengajar murid orang lain agar apa yang dia ketahui tidak akan hilang dengan bersama kematiannya nanti.

"Nona Qin Yi Yue."

Qin Yi Yue menoleh dari asal suara di belakangnya dan itu seorang anak muda yang masih berusia belasan.

"Nona di panggil oleh tuan pemimpin untuk pergi ke kamar tuan muda Jing Yi," Anak muda itu sangat sopan pada Qin Yi Yue, dia salah satu murid sekte Rufeng yang di tugaskan untuk memanggil Qin Yi Yue oleh penatua Jing Hao.

"Baik aku akan ke sana," Qin Yi Yue menjawabnya dengan suara sangat rendah.

Dengan santai Qin Yi Yue berjalan menuju kamar Jing Yi dengan banyak melewati murid sekte Rufeng yang sedang berlalu lalang untuk melakukan aktifitasnya.

Qin Yi Yue seorang gadis berusia 22 tahun lebih tua dua tahun dari pada Jing Yi, dia menutupi wajahnya dengan kain berwarna putih, yang hanya menunjukkan kedua bola matanya saja, karena sebagian wajahnya memiliki bekas luka bakar sampai ke lehernya.

Itu akibat kecelakaan saat Qin Yi Yue berusia sebelas tahun dan luka bakar itu sampai saat ini masih membekas di wajah Qin Yi Yue.

Pandangan Qin Yi Yue menangkap sosok seorang laki-laki bertumbuh tinggi dengan pinggang ramping, dia mengenakan pakaian berwarna hijau dengan rambut panjangnya yang tertata dengan sangat rapi.

Namun Qin Yi Yue menahan pandangannya agar dia tidak terlihat sedang melihat sosok yang di hormati sekaligus di takuti oleh semua murid sekte Rufeng, dia adalah penatua He Qiao Yan yang sedang berjalan ke arahnya, banyak murid sekte Rufeng yang menundukkan kepalanya padanya saat berpapasan dengan penatua He Qiao Yan.

Qin Yi Yue juga ikut membungkukkan badannya agar tidak mencolok namun tetap saja He Qiao Yan memperhatikannya karena Qin Yi Yue mengunakan penutup wajah dan penatua He Qiao Yan mempunyai ingatan yang kuat, dia mengetahui siapa saja murid sekte Rufeng meski dia tidak mengetahui namanya, penatua He Qiao Yan hafal dengan wajah mereka dan siapa guru mereka.

He Qiao Yan melirik sedikit pada Qin Yi Yue yang sedang berhenti sambil menundukkan kepalanya menunggu penatua He Qiao Yan lewat terlebih dahulu.

Namun dia hanya meliriknya sedikit kemudian melanjutkan perjalanannya, Qin Yi Yue mengangkat kepalanya dan melihat punggung laki-laki itu yang sedang berjalan menjauhi dirinya.

Qin Yi Yue memandangnya sebentar kemudian membalikkan tubuhnya untuk kembali ke tujuan awalnya yaitu kamar Jing Yi.

"Lewat sini nona."

Anak muda itu menunjukkan jalan pada Qin Yi Yue dan tidak begitu lama Qin Yi Yue akhirnya sampai di kamar Jing Yi yang sudah ada tuan pemimpin Jing Hao dan istrinya dan juga pemilik kamar Jing Yi.

Qin Yi Yue memberi hormat pada pasangan suami istri itu kemudian pada Jing Yi.

"Nona Qin Yi Yue anda terlalu sopan," Ibu Jing Yi mendekati Qin Yi Yue dan membawanya duduk di depannya.

"Terimakasih nona Qin Yi Yue telah menyelamatkan saya," Jing Yi menatap Qin Yi Yue yang wajahnya tertutupi oleh cadar putih yang menyamarkan wajahnya.

"Suatu kebanggaan bagi saya bisa menolong tuan muda," Qin Yi Yue menundukkan kepalanya sedikit dan tidak berani menatap langsung Jing Yi.

Dan bagi ketiga orang itu Qin Yi Yue adalah seorang gadis yang pemalu.

"Apa kamu sudah memikirkan, apa permintaanmu pada kami karena sudah menolong putra kami?" Ibu Jing Yi berbicara sangat lembut pada Qin Yi Yue.

Jing Yi Yue tidak sadarkan diri selama dua hari setelah dia pingsan dari hutan karena serangan dari mayat-mayat hidup itu.

Dan Qin Yi Yue adalah orang yang menolong Jing Yi dari cengkraman mayat-mayat hidup itu, sebagai penolong penerus satu-satunya sekte Rufeng pasti Qin Yi Yue akan mendapatkan banyak hal dari itu, namun sampai saat ini dia belum memutuskan apa yang dia inginkan.

Jika dia hanya ingin koin emas dan harta lainnya itu akan sangat mudah bagi tuan pemimpin Jing Hao untuk memujudkan namun Qin Yi Yue tidak menginginkan hal itu dan meminta waktu untuk berpikir karena Qin Yi Yue tahu jika pemuda yang dia tolong adalah putra dari pemimpin sekte Rufeng, dia bisa meminta hal yang lebih dari apa yang ditawarkan oleh orang tua Jing Yi.

"Saya hanya ingin menjadi murid sekte Rufeng."

Qin Yi Yue seorang gadis pemalu dan tidak banyak bicara dia hanya akan menunduk dan tidak berani menatap wajah orang lain yang di ajak bicara.

"Hanya itu?" Penatua Jing Hao yang bersuara besar menekankan pernyataan Qin Yi Yue karena suara Qin Yi Yue Y

yang lirih dia takut jika penatua Jing Hao salah mendengar.

"Iya."

"Kamu yakin hanya ingin menjadi murid sekte Rufeng? Bahkan jika kamu meminta banyak koin emas dan harta apapun akan saya penuhi."

"Semua itu tidak lebih berharga dari pada menjadi murid di sekte Rufeng," Kini Qin Yi Yue mengangkat pandangannya untuk melihat penatua Jing Hao yang duduk di hadapannya di samping istrinya.

avataravatar
Next chapter