webnovel

[12]. Approach

"Vien?. Kau menungguku?."

Vien menengok dan mengerjap melihat Aaron didepannya. Ternyata ia sekelas dengan gadis pujaan Aru

"Ahh yang lain sedang di kantin, tapi aku ingin menemui seseorang."

"Seseorang?. Siapa?." Tanya Aaron

Vien hendak menjawab, tapi saat matanya melihat gadis berkuncir dua sambil memegang buku yang sedang keluar bersama temannya, Vien segera memegang tangan perempuan itu

"Lumia kan?."

"Eh i-iya. Dan kau, Vien?."

"Sepertinya namaku sudah menyebar di seluruh penjuru asrama." Kekeh Vien

"Tentu saja. Dan juga, sebenarnya aku penggemarmu."

"Eh?. Aku?. Tapi lupakan dulu, aku mau bicara sesuatu denganmu. Pinjam temannya ya." Vien segera menarik Lumia lalu melambai ke Aaron yang ditinggal bingung

Vien membawa Lumia ke balkon dan ada Aru disana. Yap, itu memang rencananya

"Oh Aru?."

Jadi rencananya mereka akan berpura-pura bertemu tak sengaja, setelah itu Vien akan meninggalkan mereka berdua lalu menyusul teman-temannya ke kantin

"Ah hai Vien dan … Lumia kan?." Gadis berkuncir itu mengangguk

"Lumia kenalin ini Aru." Ujar Vien

"Aku sering melihatmu di kelas Werewolf. Tapi sepertinya baru kali ini kita berbincang ya, salam kenal." Lumia mengulurkan tangannya yang langsung disambut semangat oleh Aru

"Oh ya Vien, tadi mau bicarakan apa?." Tanya Lumia

"Eh eee… apa ya?. Ah maaf aku ini gampang lupa, tapi itu bukanlah hal yang penting. Oh ya Lumia, Aru juga suka cerita Narnia lho." Ujar Vien memulai

Aru mengangguk

"Benarkah?. Wah karakter apa yang kau suka?."

Vien mundur perlahan sambil tersenyum lalu segera pergi tanpa dilihat kedua sejoli itu. Aru berhutang terimakasih kepadanya, tapi akan dibalas dengan portal teleportasi

Vien pun sampai di kantin

"Hey kenapa kau terlambat?." Tanya Ivory

"Aaron bilang kau berbincang dengan Lumia?. Gadis yang famous itu?. Ada apa?." Tambah Sandra

"Ah tak ada. Aku lapar, jadi jangan bertanya lagi." Saat Vien hendak makan, Youzu menarik nampan itu menjauh lalu mengangkat sebuah buku membuat Vien terbelalak

"Untuk apa kau mencari tahu tentang Roh Kebencian?." Tanya Youzu mengintimidasi membuat Vien grogi

"Eee… i-itu."

"Vien, kita memang pernah melawan mereka. Tapi beberapa hari ini tidak ada lagi kan?. Jadi untuk apa mencari tahu tentang mereka lagi?." Ucap Sandra

"Kau hanya akan memancing mereka." Komen Kirene

"T-tidak, aku hanya bosan kok." Cegat Vien

"Sampai ke perpustakaan bawah tanah?." Telak Prisca

"A-ahh…" Vien menatap sekeliling

"Aku tak bermaksud menyembunyikan. Karena ini pasti akan terjadi. Emang salah aku mencari tentang mereka?. Ya aku mungkin sudah gila mencari yang tidak pasti. Tapi, aku melawan Roh Kebencian secara langsung. Aku melihat masa lalu orang yang mereka hasut, dan hanya aku. Aku ingin mencari alasan mengapa hanya aku yang bisa melakukannya, walaupun Madam Fantasia juga bisa melihat makhluk itu, namun dia tak bisa melihat masa lalu. Aku ingin kalian menerima apa yang kulakukan, karena hanya aku yang merasakan. Kalian semua." Vien menatap saudari-saudarinya dan sahabat-sahabatnya yang diam

"Sekarang kalian sudah tahu aku siapa. Aku memang hanya gadis biasa namun aku sudah mempelajari apa yang belum kalian pelajari. Dan mungkin itu alasan mengapa hanya aku. Kalian tak tahu rasanya menjadi berbeda." Ujar Vien dengan nada sendu

Yang lain saling tatap. Viva lantas beranjak lalu memeluk Vien

"Kami sayang Vien!."

"Eh?. K-kenapa…. Aku juga sayang kalian." Vien tersenyum kecil

Thsar dan MoonArk pun ikut tersenyum. Vien dan Regan saling tatap

'Maaf.'

Vien tersentak dan menatap sekeliling dengan panik membuat Regan terkekeh pelan

'ini aku Regan.'

Vien kembali menatap Regan

'Tunggu kau bisa telepati?.'

'selama kita dekat dengan orang yang memiliki Hypher telepati maka bisa.'

Vien melirik Micle yang asyik menegur Nicho dan Aaron karena mereka berebut makanan

'O-ohh. Lalu kau meminta maaf kenapa?.'

'Maaf … sudah meragukan mu dan membuat semuanya salah paham.'

'Tidak, aku memang membuat kalian selalu salah paham. Ini bukan salahmu, aku juga minta maaf.'

Mereka berdua saling tersenyum, hingga wajah mereka merona merah karena terlalu lama berpandangan

     Tengah Malam…

"Ivory?. Baru balik?." Tanya Vien tanpa menengok. Ivory terkejut karena dikamar sangatlah gelap, tapi ia mengenali pemilik suara itu

"Iya. Kelas malam baru berakhir. Sedang bersiap untuk ekspedisimu?. Aru menunggumu di balkon, kami tak sengaja bertemu tadi." Ujar Ivory seraya mendekat

"Iya. Mungkin seminggu aku tak akan kembali. Dan kalaupun aku tidak kembali-."

"Hey!. Kau itu hanya perlu menemui seorang nenek, emang apa yang akan terjadi sampai kau mati." Sentak Ivory tak suka

"Iya juga ya. Intinya, aku menyayangi kalian. Tolong sampaikan kepada yang lain."

"Kami tau itu. Dan kami juga sangat menyayangimu."

Vien tersenyum kecil lalu menatap kedua saudarinya yang tengah terlelap. Ia berjalan pelan lalu keluar

"Berhati-hatilah." Pesan Ivory

"Em, sampai nanti." Vien pergi dan Ivory masih memantau sampai Vien menghilang di belokan

"Hahh, dia akan baik'saja Ivory. Dewa tolong jaga dia, jangan sampai kejadian itu terulang lagi. Kami tak akan sanggup kehilangan adik kami lagi." Gumam Ivory

    (Vien POV)

Setelah sampai di balkon, aku melihat Aru yang senyum-senyum sendiri. Lantas aku bertanya ada apa

"Lama-lama mulutmu akan robek."

Ya, bukan pertanyaan. Tapi sindiran:)

"Vien!. Berkatmu aku mulai dekat dengan Lumia. Kau tahu dia mengajakku ke perpustakaan lalu tadi kami saling bertukar kartu nama!." Pekiknya gembira

"Bagus deh."

"Pokoknya aku sangat berterimakasih."

"Sudah, sekarang antar aku." Ujarku sebelum ia lupa ingatan

Aru mengangguk lalu membawaku ke belakang sekolah. Dia bilang gunung Chimera itu sangatlah jauh jadi perlu banyak ruang, seperti hamparan rumput yang banyak sampah ini

"Kau siap?."

Aku menjawab dengan anggukan

Aru duduk berlutut lalu membacakan sebuah mantra yang tidak ku ketahui, setelah itu ia menaruh tangannya di tanah. Seketika sebuah cahaya biru dan angin deras muncul

Aku mengangkat satu tanganku untuk menahan angin yang menerpa wajahku, tapi begitu kubuka mataku ada sebuah portal

"Kau cepatlah masuk, aku tak bisa menahan cukup lama." Peringat Aru dengan keringat yang membasahi dahinya. Sepertinya membuka portal ke tempat jauh membutuhkan tenaga lebih

Aku mengangguk lalu berterimakasih, tapi ketika hendak masuk suara Aru membuatku berhenti

"Pokoknya ketika sudah disana, kau harus menjernihkan pikiranmu dari hal-hal negatif. Ingat momen-momen paling indah di hidupmu." Pesannya

"Baiklah, terimakasih banyak Aru. Saat aku pulang, pastikan aku bisa melihat kalian berdua saling menggemgam tangan."

Aru tersenyum. Aku menarik nafas lalu mulai melangkahkan kakiku masuk

"Semoga berhasil."

Suara Aru terbawa angin dan berhasil menembus indra pendengaranku. Ketika kedua kakiku sudah pasti masuk, portal itu langsung menghilang. Seketika aku merasa bersalah meminta bantuan Aru

"Siapa kau?!."

Aku terkejut dan langsung berbalik, dan menemukan dua pasukan berkepala harimau yang menodongkan tombak mereka

"Ahh…"

Oke sekarang aku harus bagaimana?!

note: kalau yang tanda petik satu (') itu artinya dalam hati yaa

Lyckligcreators' thoughts