webnovel

[09]. Maiorum

Pernahkah kau bertanya tentang masa lalu leluhur kita?. Bagi manusia, mengingat perjuangan para pahlawan Nasional terdahulu mereka sangat-sangat pedih. Tapi tidak bagi kami, para Mythgium

Sejarah leluhur Mythgium adalah sebuah misteri. Seperti sebuah cerita yang belum menemukan ending. Memang di dongeng-dongeng banyak yang mengatakan jika para leluhur berhasil meyakinkan manusia jika para Mythgium itu adalah seorang sahabat. Tapi apakah berakhir begitu saja?. Jika memang kami adalah seorang sahabat, kenapa mereka melupakan kami?. Bahkan tak percaya dengan kehadiran kami?

* * * * *

"VIEN BANGUN ASTAGA!!."

Vien segera duduk dengan wajah acak-acakan

"Astaga kukira ada gempa bumi. Hoamm, jam berapa ini?." Tanya Vien

"Setengah 8." Jawab Violen santai

Vien mengangguk. Tiba-tiba ia diam dan seketika ia terbelalak

"ARGH TERLAMBAT!!."

"KAN DARI TADI AKU UDAH BANGUNIN GAK BANGUN-BANGUN!!."

"Gini amat punya saudara." Ujar Ivory meng-lelah mendengar Omelan Amora dan Vien yang bersiap dengan kebut. Sementara Violen hanya terkekeh maklum

Hari ini Vien mendapat tugas mengurus buku di perpustakaan bersama Aeroy lagi, tapi kali ini Orbit ikut. Sebenarnya mereka diberi dua waktu, mau siang atau pagi tapi jatah makan akan diambil

Biasanya Aeroy dan Vien ingin siang saja. Tapi pelajaran hari ini adalah olahraga, jadi mereka lebih memilih merelakan sarapan mereka. Jam 8 mereka sudah harus di perpustakaan, berlari kesana saja 15 menit

"Aku duluan!." Vien mengambil topinya lalu segera berlari keluar

Sementara ketiga La Vida akan berangkat pukul 9. Saat dijalan tangan Vien dicegat membuatnya terkejut

"Kamu jaga perpus kan?. Ambil ini." Ternyata Regan. Ia memberikan susu kotak dan satu hamburger bungkus

"Eh beneran buat aku?."

"Iyalah, emang ada lagi yang namanya Vien La Vida disini?."

Vien terkekeh lalu berterimakasih dan kembali ke tujuannya. Nicho yang melihat itu dari tadi mendekati Regan

"Kamu suka Vien kan?." Pertanyaan Nicho membuat Regan terkejut

"G-gak kok." Regan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Nicho mengulum senyumnya lalu merangkul Regan dan menariknya ke kelas

Vien sampai di perpus pukul 07.47 menit. Disana sudah ada Aeroy dan Orbit yang menatapnya kesal. Vien hanya terkekeh lalu duduk sebentar karena kelelahan habis berlari tadi

"Hari ini ngurus apa?." Tanya Orbit

"Rak buku kuno lagi yang baru datang." Jawab Aeroy

"Hee sekolah ini masih menerima buku kuno?." Ujar Vien

"Hey ini sekolah Mythgium satu-satunya jadi wajar." Tanggap Orbit

"Cita-citaku dulu ialah membuat sekolah asrama Mythgium yang lain dan mereka terdiri dari empat." Ujar Aeroy tiba-tiba

"Empat?."

"Ahh seperti sekolah para penyihir dulu ya." Kata Orbit. Aeroy mengangguk

Vien mengingat cerita tentang leluhur penyihir kuno terdahulu. Mereka berbeda dengan sekarang. Dulu mereka menggunakan mantra dan tongkat serta sapu sihir karena di jaman itu masih belum ada yang namanya Hypher

Dikala itu Mythgium dilarang untuk hidup berdampingan karena masih bersembunyi dari para manusia. Masing-masing dari mereka memiliki sekolah asrama. Dan sekolah asrama dunia penyihir yang lebih terkenal karena terbagi dengan 4 macam

"Oh selamat pagi!."

Aeroy Orbit dan Vien segera berdiri dan membungkukkan kepalanya. Madam Choo sebagai penjaga perpustakaan dan guru pengawas angkatan 6 ini sudah mengajar sejak masa leluhur

"Aeroy dan Orbit urus lantai dua ya. Biar ibu sama Vien urus lantai satu." Ujar Choo. Semua pergi ke tempat masing-masing

Madam Choo dikenal sebagai guru yang ahli dalam menggunakan Hypher dan Hypher-nya ialah waktu, sama seperti Youzu dan juga seorang Shapesifter seperti Sandra. Para murid juga suka padanya karena ia sangat ramah dan suka senyum

"Emm… Madam."

"Ya nak?."

"Saya dengar … waktu leluhur masih hidup, anda sudah lahir dan mengajar di dunia Shapesifter. A-apa anda mau bercerita kepada saya, tentang para leluhur?." Tanya Vien ragu

"Kenapa kau sangat ingin tau?."

"Saya punya banyak pertanyaan mengenai dunia yang kita alami ini."

"Dan apakah itu?." Tanya Choo

Vien menatap ragu. Tapi ia percaya dengan wanita di depannya saat ini

"Dulu nenek saya sering membacakan dongeng mengenai perdamaian Mythgium dan manusia. Tapi … setelah itu apa yang terjadi?. Kenapa mereka melupakan kita?. Kenapa mereka takut dan hendak mengusir kita?. Kenapa kita mesti bersembunyi lagi seperti dulu?." Vien mengeluarkan semua pertanyaannya

Choo tersenyum

"Pengetahuanmu luas nak. Hari ini tak banyak buku yang datang, ayo selesaikan ini dulu!. Dan saya akan menjawab pertanyaan kalian." Ujar Choo seraya menatap tangga. Ternyata disana ada Aeroy dan Orbit

Dua laki-laki itu hanya terkekeh lalu kembali ke lantai atas

20 menit kemudian mereka selesai, ternyata lebih sedikit dari minggu yang lalu. Madam Choo membawa dua laki-laki dan satu gadis itu ke ruangannya, ia juga membuatkan teh bunga merah

"Sebenarnya sudah lama saya menunggu para murid yang penasaran seperti kalian. Saya akan dengan senang hati menjawab. Baiklah langsung saja." Choo menarik nafas membuat suasana menjadi tegang

"Perdamaian antara manusia dan Mythgium terjadi saat saya berusia 8 tahun. Saya tentu merasa sangat senang. Tapi kemudian saya menyadari keputusan ini adalah jalan yang salah. Manusia lebih licik dan kejam daripada yang kita tahu. Mereka menculik para saudari saya, melecehkannya, dan diambil jantungnya untuk dipersembahkan ke iblis

Saya beruntung saya masih bisa selamat dengan kemampuan saya. Tapi percuma, mereka telah merenggut semuanya. Dewa Mythgium marah dan mengutuk manusia untuk saling menjajah dan membunuh. Hal itu terjadi, tapi kemudian manusia masih bisa bertahan hingga bebas. Alasan kenapa dari pertanyaan kalian, itu karena semua perdamaian hanyalah tipu belaka. Sihir tak cukup untuk melawan mereka, bahkan pasukan besi sekalipun."

Aeroy Orbit dan Vien saling tatap dengan wajah sendu. Mereka tak pernah tahu kisah itu

"Tapi Madam, kenapa kalian mengrahasiakannya?." Tanya Vien

"Karena kami tak ingin ada perpecahan lagi. Kita mengalah saja. Lagipula dunia Mythgium dan dunia manusia itu berbeda tempat. Biarlah mereka menganggap kehadiran kita sebagai pembawa sial. Kita tetap kepada pendirian kita. Jangan melakukan sesuatu yang membuka luka lama bagi para Mythgium." Pesan Choo diakhir

Setelah selesai berbincang, tiga murid itu memutuskan untuk pergi karena sudah jam istirahat dan makan siang. Sementara Choo membereskan gelas bekas muridnya dan menyadari ada seorang wanita yang memperhatikannya dari pintu

"Sia, kau mendengar?." Ucap Choo terkejut

Fantasia tersenyum lalu memeluk sahabatnya itu

"Aku tak tahu harus mempercayai mereka atau tidak." Kata Choo

"Kau tenang saja. Vien dan teman-temannya, mereka tak akan menciptakan perpecahan lagi." Ujar Fantasia seraya menenangkan sahabatnya

hai hai~ maaf ya kalau ceritanya gak nyambung. ini tuh cerita keseharian Vien dkk selama di asrama Alarice jangan lupa tinggalkan jejak yaaa thanksss ^^

Lyckligcreators' thoughts