webnovel

[06]. Magicae Contactus

"Boom chiki boom chiki chiki chiki boom boom chiki boom. Everywhere i go bring the beatbox!." Vien dengan enaknya bernyanyi keras sambil menyusun buku. Aeroy hanya menatap datar, mau kesal tapi ini calon adik ipar (eh)

"Ngapa lu liat-liat?!. Mau gua tonjok!."

"Etdah, suudzon amat. Kalau nyanyi jangan nyaring-nyaring coba!. Ini perpus ya bestie bukan tempat karaoke." Ujar Aeroy

"Bo to the mat. Bomat!."

Gak tahu dah wajah Aeroy sedatar apa. Dia baru tahu sifat Vien seperti ini. Saat pertama kali bertemu, Viva itu sangat amat dingin, kecuali dengan teman seumuran kayak MoonArk. Tapi lama kelamaan Viva mulai menerima Thsar dan ternyata mereka sama saja seperti kakaknya, BOBROK

"Hm?." Vien menemukan sebuah buku kuno aneh

Saat ingin bertanya ke Aeroy bel berbunyi yang akhirnya membuat mereka dengan cepat menyusun buku kembali lalu berpisah ke kelas masing-masing. Vien terkejut ada sebuah susu kotak di mejanya dan sebungkus roti

"Dari siapa?." Tanya Vien. Amora menengok dan melirik Regan yang tertawa dengan temannya

"Dia?." Amora hanya mengangguk

Vien tersenyum kecil. Cowok itu sangat peka, waktu istirahatnya dipakai untuk menyusun buku di perpus bersama Aeroy tadi jadi tak sempat makan. Walau begitu Vien yang paling banyak makan saat sarapan jadi ia tak terlalu merasa lapar

Dua guru masuk membuat kelas menjadi hening

"Perhatian semuanya, wali kelas kalian sedang mengambil cuti sakit. Jadi untuk sebulan ini kalian akan diajar oleh guru baru, namanya pak Lowood."

"Selamat pagi semua."

Vien mengerutkan keningnya saat telinganya berdengung. Salah satu guru itupun pergi dan pelajaran dimulai. Selama pelajaran, pak Lowood sama sekali tak berekspresi. Hanya datar. Anehnya, setiap pak guru baru itu bicara, telinga Vien berdengung hingga wajahnya pucat

"Hey kamu gapapa?." Tanya Amora yang melihat wajah pucat Vien

"Y-ya."

"Yakin?."

Ketika pak Lowood memberikan tugas dan memutuskan untuk pergi, keadaan Vien membaik. Ia meyakinkan Amora jika ia baik'saja lalu mengerjakan tugas dengan kebingungan

1 jam 30 menit kemudian istirahat kedua. Vien ingin pergi ke tempat medis, Amora hendak mengantar tapi Vien menolak. Tiba-tiba Regan datang

"Kamu kenapa?. Pucat gitu." Tanya Regan dengan khawatir. Vien ingin menjawab tapi Regan sudah lebih dulu menariknya keluar

Meninggalkan Amora dan Aaron yang saling tatap bingung

"Emm... mau jalan-jalan gak bentar?." Tanya Aaron ragu. Amora mengangguk malu

Sementara disisi lain Vien hanya pasrah ditarik Regan. Tempat medis sangatlah jauh. Dipertengahan jalan wajah Vien semakin pucat hingga akhirnya ia tak sanggup lalu kehilangan kesadarannya

* * * * *

"Eunghh..."

"Vien!."

Vien mengerjapkan matanya saat pandangannya kabur

"Vien kamu sudah merasa enakan?." Tanya Youzu khawatir. Vien hanya sanggup mengangguk walau kepalanya sangat pening

Kirene dan Sandra membantu Vien duduk lalu memberi teh hangat. Vien dapat melihat Thsar dan MoonArk yang baru datang

"Kamu gapapa?!." Tanya Regan dengan sedikit teriak

"Iya astaga."

"Pasti karena gak makan tadi..."

Vien hanya menatap datar Regan yang mengomelinya. Sementara yang lain hanya tersenyum

"Aku gapapa Gan sumpah." Ujar Vien seraya mengangkat dua jarinya. Regan menghela nafas lalu duduk dengan Oscar

"Kamu kenapa tiba-tiba sakit gini?. Padahal tadi pagi masih gila." Tutur Violen polos. Vien menatap datar

"Gak tahu. Tapi ... setelah pak guru baru itu datang, keadaanku jadi gini." Penjelasan Vien membuat semuanya saling tatap

"Atau mungkin ... dia melakukan sihir hitam?." Ujar Prisca membuat semuanya terdiam

"Bukan apa. 20 menit yang lalu, aku mendengar Madam Felicia, wakil kepala sekolah kita, juga sama seperti Vien. Dia pucat pasi dan matanya terlalu berat untuk dibuka. Tubuhnya jadi kurus kering dan sekarang dibawa ke rumah sakit Dewan." Jelas Prisca

"Kenapa baru bilang?!." Youzu menjitak kepala adiknya itu. Prisca hanya terkekeh

"Apa memang ada hubungan dengan guru baru itu?. Karena setahuku, Madam Felicia yang pertama mengurus para guru baru." Ujar Harun. Yang lain pun kalut dalam pikiran masing-masing

Tiga hari keadaan Vien mulai membaik dan mulai terbiasa dengan kehadiran pak Lowood. Tapi anehnya dalam tiga hari ini ada lebih dari 10 siswa-siswi yang bernasib sama dengan Madam Felicia, sehingga mereka harus dibawa di rumah sakit Dewan

Setelah Vien perhatikan ia menyadari jika para korban pernah melakukan kontak dengan sang guru. Entah kulit yang bersentuhan atau hanya mata yang bertatapan. Sepertinya guru itu melakukan sebuah mantra. Dan Vien hendak membicarakan ini dengan kepala sekolah, tapi Madam Fantasia menyuruhnya untuk menemuinya tengah malam saat semua orang sudah tertidur

"Oke sip." Vien memastikan kedua saudarinya tak terganggu lalu keluar. Ketika berbalik ia segera merubah wujudnya menjadi setengah serigala, tapi tanpa ekor dan telinganya

Waktu malam seperti para makhluk malam biasanya keluar dan menampakkan wujud mereka. Seperti hantu, vampir, Werewolf, dll. Ivory sudah sering keluar, namun sangat jarang bagi Vien. Seperti yang kita ketahui ia tinggal dengan manusia, jadi sudah terbiasa untuk tidur malam. Kini Vien menyamar menjadi vampir

Sampai di lantai paling atas dengan aman, ia membuka pintu ruang kepsek dengan perlahan. Disana sudah ada Madam Fantasia yang menggunakan gaun dan bunga biru. Ia tampak bercahaya karena merupakan sesosok hantu

"Duduklah sayang."

Vien menurut lalu duduk

"Menyamar menjadi vampir?. Kau memang cerdik." Puji Fantasia seraya menuangkan teh

"Terimakasih. Tapi aku tak punya banyak waktu. Kita perlu rencana." Ujar Vien dengan serius

"Sebelum itu apa kau tau tentang Magicae Contactus?." Tanya Fantasia serius membuat Vien terdiam. Ia tampak tak asing dengan nama itu

"Hm?." Vien menemukan sebuah buku kuno aneh

"Ah buku itu!."

"Buku itu?." Ulang Fantasia dengan bingung

"Ya. Magicae Contactus, aku menemukan sebuah buku dengan judul itu di perpustakaan rak kuno." Jujur Vien

"Hmm, aku tak pernah melihat ada buku tentang itu diperpus. Apa kau tau itu apa?." Tanya Fantasia. Vien menggeleng

"Magicae Contactus, itu adalah bahasa latin dari Sihir Kontak. Ya ini seperti sihir hitam. Hanya saja penggunanya mengandalkan kontak mata atau sentuhan kulit." Ujar Fantasia

"Tapi aku tak pernah bersentuhan atau menatap matanya, kenapa aku terjangkit?." Tanya Vien

Madam Fantasia tampak berpikir sebentar. Karena sudah terlalu malam, Madam menyuruh Vien untuk kembali ke kamar. Tapi bukannya kembali ke kamar, Vien pergi ke perpustakaan dan bagaimana dia bisa masuk?. Ingat Hypher-nya?

"Untuk saat seperti ini aku harus menggunakan wujud asliku kan?." Vien menatap ke sekeliling ia berjalan cepat dan melompat ke bawah lalu berubah menjadi seekor serigala putih bermata biru

"Wow sudah lama aku tak memakai wujud ini." Vien mengendus-endus, mencari sesuatu yang ia cari

"Kalau tidak salah ada di paling belakang." Vien memutuskan untuk berlari tapi tak sengaja ekornya menyenggol sebuah vas

"Oh tidak." Vien kembali ke wujud manusia lalu segera menangkap vas itu dan menaruhnya dengan baik

"Ekor ini memang ngajak gelud." Akhirnya Vien memakai setengah wujud serigala. Yaitu mata biru, gigi taring, dan telinga serigala

Hingga akhirnya ia sampai di rak paling belakang. Menggunakan kemampuannya ia menerbangkan semua buku di rak itu, tapi tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka membuat Vien terkejut dan segera bersembunyi

      Drapp... Drapp...

'PAK LOWOOD?!'

Vien menahan nafas agar tak ketahuan. Pak Lowood menuju rak kusam yang diujung, buku-buku disana terlalu kuno hingga hanya dijadikan pajangan. Pak Lowood menarik salah satu buku, dan tiba-tiba rak itu bergeser menampakkan tangga menuju ke bawah

Lowood memperhatikan sekitar sekali lalu masuk ke tempat itu setelah memastikan tak ada siapa-siapa. Vien mendekati rak itu dan melihat buku yang pak Lowood tarik

"Aku akan mengingatnya." Gumam Vien

Lonceng berbunyi dua belas kali yang menandakan sudah jam 12 malam. Disaat itu seluruh makhluk malam akan kembali ke kamar masing-masing untuk tidur

"Jika Ivory tak menemukanmu dia pasti akan bertanya panjang lebar. Aku harus kembali. Dan pak Lowood, gw tandai lo." Setelah mengucapkan itu Vien merubah wujud aslinya lalu berlari cepat hingga sampai ke kamar terlebih dahulu

Tak disangka, ternyata dari tadi Madam Fantasia memperhatikan sejak Vien datang ke perpustakaan. Wanita itu hanya tersenyum sebelum akhirnya terbang kembali ke ruangannya