webnovel

Tak Seperti Pertama

Hari mulai berlalu dan telah tiba hari ulang tahunku, Aku bahagia di beri kejutan oleh temen2 yang aku sayangi termasuk dia. Waktu itu dia memberikanku hadiah boneka stich yang besar. Bahagia, gembira, sedih semuanya becampur aduk. Saat itu aku berharap kalau kebahagiaan ini akan tetep muncul di setiap hari-hariku. Amiin

Hari pun mulai berganti dan minggu pun juga berganti. aku tak tahu mengapa perasaanku menjadi seperti sekarang ini. Aku yang tadinya selalu dibuatnya bahagia, tapi sekarang ini selalu dibuat sakit olehnya. bahkan dia yang tidak pernah berkata kasar, sekarang mulai berucap kasar dan mengucapkan kata pisah. Tapi hatiku tetap ingin bertahan kepadanya.

Pada suatu hari aku tak sengaja menstalk facebooknya dengan facebook mamaku, tanpa sengaja aku menemukan 2 facebook dengan menggunakan namanya. Aku langsung kaget dan sakit sekali pada waktu itu, karena facebook yang kutemukan itu berisi tentang mantannya semua, tanpa berpikir panjang aku langsung melabraknya. Lalu diapun emosi. " Lu punya akun facebook dua tapi yang satunya lu blok gua? buat apa, depan gua lu block facebook mantan lu seakan lu gaada apa2 tapi dibelakang gua ternyata lu punya dua akun yang berteman dengan mantan lu?" Labrakku waktu itu.

Selang beberapa Jam dia membalasnya " Facebook apa gua engga ngerasa punya akun dua, satu aja udah ribet apalagi dua." Debat ku yang berpanjangan dan hingga akhirnya aku menyuruhnya menemui ku untuk mencari tahu facebook siapa itu sebenernya. tapi diselang aku menyuruhnya kerumah dia bilang kepadaku "Iya, tapi kalau itu emng bukan aku gua jangan salahin gua yah kalau gua ninggalin lu." ucapnya. Aku bingung dan tambah sakit hati dengan ucapannya itu, yang bisa aku lakukan saat itu hanya menangis, menangis dan menangis. Bahkan kerjapun aku tak tenang dan penuh dengan kesalahan apa yang aku kerjakan.

Hingga akhirnya waktu pulang kerjapun tiba, tanpa pikir panjang setelah aku sampai dirumah, aku langsung meminum semua obat2an yang ada dirumahkan bahkan aku berani menjedodan jidatku ke tembok. Saat itu seluruh badanku lemas dan aku pikir aku akan mati.

Tak lama semuanya ku lalukan diapun datang kerumah dan memelukku. mencoba menenangkanku, Sekilas aku tak sadar kalau itu memang dia. Tetapi ternyata memang dia.