1 BAB 1. HIDUP TAK SEPERTI DONGENG

(KUPU-KUPU MALAM)

Namaku Fany Khanza Azzahra. Dan aku biasa di panggil fany oleh orangtuaku. Aku hidup di pinggiran kota jakarta. Hidup di rumah kontrak tiga petak bersama ayah dan ibuku serta adikku. Ayahku bekerja sebagai supir angkot. Ibuku bekerja sebagai kuli cuci baju dan kuli setrika baju. Dan adikku baru sekolah dasar kelas tiga SD. Sedangkan aku sudah duduk di bangku SMA negeri kelas tiga.

" Fany,kamu pulang sekolah nanti bantuin ibu cuci baju di rumah pak Harso dan Ibu Laila ya. Ibu hari kurang fit. Jadi ibu minta tolong bantuin ibu nyuci baju dan setrika baju di rumah ibu Laila" ujar ibuku sambil membekali aku sebungkus nasi uduk untuk sarapan jam istirahat nanti.

" Baik,bu. Nanti sehabis pulang sekolah aku langsung ke rumahnya Ibu laila. Dan ibu enggak usah khawatir. Kalo nanti aku selesai duluan aku akan ke rumah Pak Harso untuk menjemput ibu agar kita bisa pulang bersama" ujarku sambil tersenyum.

" Kamu seperti biasa antarkan dulu Bruno ke sekolahnya baru kamu ke sekolah ya. Ibu tak mau dengar lagi adik kamu bolos sekolah lagi. Ibu peringatkan kamu bruno. Sekali lagi kamu tidak masuk sekolah. Ibu takkan mau menyekolahkan kamu lagi. " ujar ibuku mengancam.

" Iya ibu. Aku janji gak akan bolos lagi. " ujar bruno mengangguk.

" Awas aja kamu bolos ya. Kakak bakalan jewer kamu" ujarku sambil meledeknya.

" Udah sana kalian berangkat sekolah sebelum nanti terlambat" ujar ibuku mengingatkan.

" Iya kami pergi sekolah dulu ya" ujarku dan bruno berpamitan.

" Iya hati- hati di jalan ya" ujar ibuku sambil melambaikan tangan padaku dan bruno.

Aku dan bruno berjalan kaki menuju sekolah kami yang hanya sepuluh menit dari rumah kami. Sekolah bruno dan sekolah aku berdekatan. Ibuku memang sengaja menyekolahkan aku dekat dengan bruno agar aku bisa menjaga dan memantau adikku yang sering bolos sekolah dan mampir main ps bareng teman-teman sekolah.

" Aku masuk kelas dulu ya kak!!" ujar bruno sambil mencium tanganku.

" Iya. Aku lihat kamu masuk kelas dulu. Baru nanti aku ke sekolah" ujarku sambil mengantarkan bruno ke ruang kelasnya.

" Ah parah banget kakak!! Aku kan bukan anak tk lagi yang harus di tungguin. Aku malu di lihatin sama semua anak-anak di kelasku" ujar bruno kesal.

" Biarin aja. Kakak enggak perduli. Ini sudah amanah dari ibu. Kakak harus tepati janji kakak sama ibu. Dan harusnya kamu mengerti keadaan keluarga kita. Jadi kamu jangan bikin ulah karena bolos sekolah" ujarku menasehati bruno.

" Iya kakak. Aku mengerti. Udah sana pergi. Aku kan juga sudah janji sama ibu enggak akan bolos sekolah lagi" ujar bruno sambil mengacungkan dua jarinya kepadaku.

" Ya udah aku pergi ke sekolah ya. Dan ingat pulang sekolah harus nungguin kakak samperin kamu jangan pulang sendirian. Nanti kamu malah mampir maen ps lagi" ujarku mengancam.

" Iya aku nanti pulang sekolah nungguin kakak biar pulang bareng. Nanti aku nunggu di pos satpam sekolah deh biar kakak percaya" ujar bruno sambil tersenyum.

" Oke. Kalo kamu udah mengerti. Kakak pergi dulu ya" ujarku sambil pergi ke gedung sekolahku.

" Iya hati-hati di jalan" ujar bruno sambil melambaikan tangan kepadaku.

Dan lima menit kemudian aku sampai gedung sekolah. Dan tiba-tiba tas aku di tarik oleh Odet. Teman sebangku di kelas.

" Hei,fany!! Buru-buru banget jalannya. Belum ngerjain tugas ya?! Makanya buru-buru banget jalannya" ujar odet sambil merangkul pundakku.

" Hehhehe.. kamu emang temen terbaik yang selalu tahu banget tentang aku. By the way kamu sudah mengerjakan tugas dari Ibu Ratna tentang tugas sosiologi. Aku masih kurang paham nih. Boleh dong aku nyontek dikit tugas yang kamu kerjakan. hehhehehehh.." ujarku sambil tersenyum merekah.

" Hahahha.. tuman nih!! Ya udah aku kasih liat. Tapi seperti biasa jangan sama banget ya isi tugasnya biar gak kelihatan kita enggak kerja sama" ujar odet menyarankan.

" Wkwkwkk.. iya selow aja sayang!! Aku paling handal kalo soal mengarang dan membedakan semua isi tugas kamu dengan contekan aku.

Dan sesampainya di kelas. Aku langsung auto gerak cepat mengerjakan tugas sosiologi dari Ibu Ratna karena pelajaran pertama hari ini adalah sosiologi. Dan tak butuh waktu lama aku untuk mencontek hasil tugas punya Odet. Dan saat bel masuk berbunyi. Semua tugas yang aku kerjakan telah selesai. Dan saat pelajaran bu ratna kami semua langsung memberikan tugas di meja depan kelas. Tiga jam berlalu jam istirahtpun berbunyi. Aku yang pagi tak sarapan langsung membuka bungkusan nasi uduk dari ibuku.

" Kamu bawa apaan untuk sarapan hari ini?! Pasti nasi uduk lagi ya" tanya odet sambil membuka bekal sarapan.

" Hehhehehh.. seperti biasa. Ibu ku sangat suka banget bawain nasi uduk yang murah meriah dan mengenyangkan. Kalo kamu di bekalin bundamu apa?! " ujarku sambil tersenyum.

" Hari ini aku di bawain spagetthi bolognes. Sama fried chiken buatan bundaku" ujar odet yang suka membagikan makanannya untukku.

" Wah hebat ya ibu kamu masakin makanan mewah begitu" ujarku yang merasa iri.

" Ah ini mah biasa aja buat aku. Karena kan semua pakai bumbu siap saji" ujar odet menyombongkan dirinya.

" Tapi aku kalo jadi kamu mah bakalan bahagia banget tiap hari beda menu. Kalo aku tiap hari nasi uduk di bekalin ibuku juga bersyukur banget. Ada rasa perhatian dan kasih sayang ibuku di dalam sebungkus nasi uduk ini" ujarku sambil memuji ibuku.

" Nanti pulang sekolah temenin aku beli make up yuk di mall dekat sini" ujar odet merayuku.

" Yah maaf banget. Bukannya aku enggak mau. Tapi aku harus bantu ibuku jadi kuli cuci baju dan kuli setrika baju sehabis pulang sekolah. Jadi aku tidak bisa. Tapi janji next time aku bakalan temani kamu. Soalnya ibuku lagi sakit. Jadi aku harus gantiin ibuku untuk bisa dapat uang untuk bayar kontrakan dan makan sehari-hari." ujarku berjanji.

" Owh ya udah. Next time aja. Nungguin kamu enggak sibuk. Lagian juga emang kasihan bangetlah kalo lihat ibu lagi sakit tapi harus kerja sebagai kuli cuci baju dan setrika baju. Semangat ya jadi anak pertama harus kuat dan sabar dalam menjalani hidup. Juga harus jadi contoh teladan buat adik kamu juga" ujar odet sambil memberikan dukungan.

" Iya makasih banget temen terbaik aku. " ujarku sambil memeluk erat tubuh odet.

" Hehhehehhe.. pokoknya susah senang harus saling support ya" ujar odet sambil tersenyum.

" Itu pasti dong. Hidup terus berjalan. Dan kita harus terus usaha agar bisa tetap bertahan hidup" ujarku sambil menahan tangisku.

Selesai pulang sekolah. Aku langsung menjemput bruno dari sekolahnya. Kemudian mengantarkan ke rumah dan menyiapkan makan siang. Setelah itu aku langsung ke rumah Ibu laila untuk mencuci baju dan setrika baju.

avataravatar
Next chapter