1 Chapter 1

Banyak orang bilang bahwa Persahabatan lama bagaikan kepompong dan akan menjadi kupu-kupu yang indah. Tapi berbeda dengan kisah Rayn kali ini, kepompong itu sudah menjadi kupu-kupu yang mulai hilang karena adanya keegoisan yang muncul diantara dia dan sahabatnya.

Sebuah kisah seseorang gadis berparas cantik keturunan Belanda-Amerika nan aktif dalam kampus. Ia berumur 20 Tahun kelahiran dari Kota Malang bernama Araynza Queen Zynata. Yang biasa di panggil Rayn. Saat ini menjadi mahasiswa semester 6 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama yang ada di Yogyakarta.

Ia merantau di kota Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya dan berharap memiliki teman baik di kampus. Ternyata harapan yang dia inginkan bisa terwujud. Rayn mempunyai teman baik yang bernama Gray Sheylaa. Yang biasa dipanggil dengan nama Gray.

Gray ini adalah temen dekat Rayn yang berasal dari daerah Jakarta Selatan dan berkuliah di tempat yang sama dengan Rayn. Ia pun juga 1 prodi dengan Rayn dan selalu bersama setiap harinya. Sebegitu dekatnya Rayn dengan Gray, karena adanya kesamaan mereka dalam hal belajar, bermain, dan juga bercanda.

Pertama Rayn mendapati sebuah pengumuman hasil tes kampus, ia dinyatakan lolos seleksi dan masuk kampus yang ia impikan di daerah Yogyakarta. Rayn sangat senang mengetahui hal tersebut. 2 hari setelah adanya hasil pengumuman tersebut, ia mengetahui sebuah informasi dari sosial media kampusnya. Informasi tersebut berisikan tentang akan dilakukannya PKKMB dari pihak Universitas.

PKKMB ini sebuah masa pengenalan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus. Rayn sangat terkejut karena kegiatan ini dilakukan minggu depan. Yang mana pada artinya Rayn harus berangkat ke Yogyakarta minggu ini untuk melakukan persiapan PKKMB kampus.

"Astagaaa !! minggu depan sudah PKKMB ?? cepat sekali aku harus meninggalkan rumahku ini" ucap Rayn dengan mengeluh.

Sang ibu yang kebingungan mendengar Rayn mengeluh di dalam kamar langsung menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. "Rayn, ada apa nak ?" tanya sang Ibu sembari mengetuk pintu kamar Rayn.

Tanpa ada jawaban Rayn yang lemas dan tampak sedih itu berjalan ke arah pintu untuk membuka. Lalu memeluk sang Ibu dan menangis. Ibu pun semakin dibuat kebingunan oleh sikap Rayn dan membalas pelukannya.

"Rayn, ada apa nak ? ayo cerita ke Ibu" tanya Ibu dengan mengulurkan tangan mememeluk Rayn.

"Ibuuuu... Rayn harus ke Yogyakarta minggu ini karena minggu depan sudah mulai masa pengenalan kampus" ucap Rayn menangis

Sang Ibu pun menahan tawa dan berusaha menjawab perkataan Rayn dengan lelucon.

"Lalu kenapa ? kan enak sudah jauh dengan Ibu, Rayn bisa bebas bisa bangun siang" jawab Ibu menahan tawa.

Rayn yang posisinya masih memeluk sang Ibu dan menangis itu. Setelah mendengar perkataan Ibu ia menjadi tambah nangis dan berteriak.

"Ibuuuuuuu..." jawab Rayn dengan penuh kesal dan mencubit punggung Ibu.

"A-aku tidak bisa jauh dari Ibuuu, aku juga belum siap meninggalkan rumah iniii" lanjut Rayn dengan nada terbata-bata karena menangis.

Sang ibu melepas pelukan dan menatap Rayn dengan kedua tangan menyentuh pipi Rayn.

"Raynn, sayangg kamu sudah besar. Sudah waktunya belajar sendiri, bukan sekedar belajar menuntut ilmu tetapi juga belajar hidup sendiri tanpa Ibu dan Ayah. Rayn nanti disana pasti akan menemukan banyak teman dan kehidupan yang baru" tutur Ibu dengan lembut.

Rayn dengan nada yang terbata-bata itu berusaha untuk menghentikan tangisnya dan menatap sang Ibu dengan tulus.

"I-iya Ibu, t-tapi Rayn kalau kangen Ibu dan Ayah bagaimana ? kalau Rayn tidak ada teman bagaimana ?" balas Rayn dengan wajah yang murung.

"Nanti kalau Rayn rindu Ibu dan Ayah bisa Video Call atau nanti Ibu ke Jogja nemuin Rayn. Rayn kan anak baik, pasti nanti dapat teman yang baik juga dan bisa bersama dengan Rayn selama di Yogyakarta" tutur Ibu dengan menghapus air mata Rayn.

Rayn yang menatap Ibunya itu hanya memberi balasan dengan anggukan kepala saja.

**

(5 hari kemudian)

Rayn yang sudah bersiap-siap membereskan barang untuk dibawa ke Jogja itu masih tetap meneteskan air mata. Seolah tidak sanggup hidup sendiri dan jauh dari Orang tua yang berada di Malang.

"Emmm, besok aku harus meninggalkan rumah dan orang tua ku disini. Semoga aku bisa membahagiakan orang tua ku kelak. Dan aku juga mendapat teman baik disana seperti apa kata ibu lalu" gumam Rayn sembari menatap langit-langit kamar.

Tiba-tiba datang sang Ibu dan membantu Rayn berkemas untuk keperluan kuliahnya. Tidak lama kemudian sang Ibu melihat Rayn yang sedang mengambil baju di dalam almari dari belakang dan meneteskan air mata.

Rayn menghadap kebelakan untuk menaruh baju di dalam koper terkejut melihat sang Ibu menangis. "Ibuu, kenapa menangis ? apa Rayn berbuat salah kepada Ibu hari ini ?" tanya Rayn dengan penuh kebingungan. "Ibu tidak papa nak, hanya sedikit cemas dengan kamu nanti disana. Jaga diri baik-baik ya nak, jangan telat makan dan selalu memberi kabar Ibu atau Ayah" balas sang Ibu sembari mengelus lengan Rayn.

(Rayn menatap wajah Ibu dengan penuh impian dan harap)

"Ibuu, kata Ibu kemarin Rayn harus menjadi anak yang dewasa dan bisa membanggakan ibu serta ayah. Rayn berusaha sebisa Rayn untuk membanggakan Ayah dan Ibu" Ucap Rayn dengan menatap sang Ibu.

Sang Ibu pun tersenyum melihat Rayn sudah tampak tegar dan bisa menerima kenyataan bahwa ia harus berjauhan dengan Orang Tua. Dan mereka melanjutkan berbenah baju dan barang yang akan dibawa ke Jogja.

**

(malam hari)

Orang tua Rayn sedang bepergian ke Supermarket untuk belanja bulanan dan membelikan beberapa perlengkapan kos Rayn. Saat itu Rayn diajak tidak mau dikarenakan melanjutkan packing dan istirahat. Sehingga Rayn ditinggal dirumah sendiri dengan keadaan semua pintu dikunci dari luar.

Saat Rayn selesai packing, ia merebahkan badan di kasur kamarnya. Ia merasa bahwasanya badan panas dan pusing. "Aduhhh, kenapa ya ini badan aku kok demam gini pusing bangettt" ungkap Rayn dalam hati sembari memegang kepala.

Tidak lama kemudian, Rayn badannya menggigil dan merasa kedinginan. Rayn pun mencoba bangkit dari kasur untuk mengambil air minum hangat dan selimut. Tetapi hanya mampu melangkah 3 kali ia terjatuh pingsan di lantai.

Tidak lama kemudian orang tua Rayn sampai di rumah dan memanggil-manggil nama Rayn. Tetapi tidak ada sautan dari anaknya. Mereka mengira Rayn tidur sehingga Ayah dan Ibu Rayn membereskan belanjaan.

Sang Ayah yang hendak mengajak Rayn makan, mencoba memanggil-manggil Rayn dari depan pintu kamar. "Raynn.." panggil sang ayah sembari mengetuk pintu kamar Rayn. Ayah Rayn memanggil lagi dengan lebih keras mengetuk pintunya. "Ayo makann Raynnn" saut sang ayah mencoba memanggil Rayn.

Tetapi tidak ada sautan pun dari Rayn sehingga sayang ayah langsung membuka pintu kamarnya. Dan sang Ayah terkejut melihat Rayn. "Astagaaaa.. Raynnnn... kamu kenapaa nak ?" ujar sang Ayah sembari mengangkat Rayn ke atas kasur dengan wajah yang panik.

Sang Ayah pun merasa cemas, dan berteriak memanggil sang Ibu untuk membawakan minyak kayu putih. "Ibuuu.. Buuuu.. cepat kesini !! bawakan minyak kayu putih untuk Rayn" ucap sang Ayah yang cemas. "Iyaa yahh sebentar ini jalann. Kenapa teriak-teriak !??" saut Ibu dari kejauhan dengan bertanya-tanya kenapa sang Ayah berteriak.

avataravatar
Next chapter