1 ku nikmati bibiku

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun

kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur

agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan

bibi hanya memakai baju daster merah muda yang

tipis.

Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut,

sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya

berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan

kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus

kecoklat-coklatan.

Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu

terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik

turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi

telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas

dengan putingnya yang coklat muda kecil.

Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku

benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat

kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan

berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur

dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan

lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu

yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan

tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga

bagian paha atasnya yang benar-benar licin putihmulus dan sangat merangsang.

Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak

tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang

becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku

dengan hati-hati takut bibi terbangun.

Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi

kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah

mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara

mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat

perlahan-lahan.

Aku makin tersangsang melihat pemandangan

itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku,

sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku

yang 15 cm itu telah berdiri kencang menganguk-

angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai

buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu

bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka

dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya.

Kemudian perlahan-lahan aku

menggunting CD mini bibi dengan gunting yang

terdapat di sisi tempat tidur bibi.

Sekarang kemaluan

bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi.

Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar,

sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati

aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.

Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi

kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh

pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur

tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga

sekarang aku berada dalam posisi setengah

merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang

batang penisku.

Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada

belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu.

Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan

hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara

erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak

mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku

membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala

kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari

mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan,

akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar,

aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan

menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina

bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar

tegak lurus pada kemaluan bibi.

Dengan bantuan tangan kiriku yang terus

membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi

pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku

mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan

bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak

melebar, seakan-akan menampung desakan penisku

ke dalam lubang kemaluanku.

Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua

matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung,

memandangku yang sedang bertumpu di atasnya.

Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang

penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut

bibi agar jangan berteriak.

Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat

badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh

berat parntatku langsung menekan ke bawah, sehingga

tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke

dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya

mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua

tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku.

Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi

tertahan oleh bekapan tangan kiriku."Aauuhhmm..

aauuhhmm.. hhmm." desahnya tidak jelas. Kemudian

badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan

bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat

penisku yang besar menerobos masuk ke dalam

kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun bibi merontak-rontak,

akan tetapi bagian

pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh

pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi

dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu,

penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi

terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit

oleh otot-otot dalam vagina bibi.

teratur.

Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar

dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka

tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tenmpat

tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan

dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan

di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping

bibi."Bi.., bi., ini aku Eric. Tenang bi.., sshheett..,

shhett..!" bisikku.

Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa

karena badannya yang mungil itu teperangkap di

bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi,

aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara

perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan

Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai

melemah. Kubisikan lagi ke kuping bibi, "Bi..,

tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi

janji jangan berteriak yaa.?"Perlahan-lahan tanganku

kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,

"Ric., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah

memperkosa Bibi.!"'Aku diam saja, tidak menjawab

apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat

dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi,

terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan

perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak

dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah

mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo

permainanku kutingkatkan lagi.

Akhirnya dari mulut

bibi terdengar suara,

"Oohh.., oohh.., sshh.., sshh., eemm., eemm.., Riicc.,

Riicc.!"Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku,

perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada

tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi

setengah bangun, seperti orang yang sedang

melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku

menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan

serangan-serangan langsung ke dalam lubang,

Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang

tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke

bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek

dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara

mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti

bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti

dengan kegiatanku.

Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi,

aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah

tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama

pada bagian putingnya.

"Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada

bibimu.!" katanya.Sebelum menjawab aku menarik

badan bibi menghadapku dan memeluk badan

mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke

badan. Bibirku mencari bibirnya, dan dengan gemas

kulumat habis. Woowww.! Sekarang bibi menyambut

ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku

yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil

memandang langsung ke dalam kedua matanya

dengan mesra, aku berkata, "Bi. sebenarnya aku

sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi

ayu.!"Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas

dan melanjutkan perkataanku, "Setiaap kali melihat

Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa

sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi

Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena

tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.

"Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra

dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini

sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup

napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku.

Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang

setulus-tulusnya.

Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan

sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku

itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra

juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan

ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping

bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan

badanku yang telanjang itu.

"lih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya

tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi."

katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punyapaman

Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai

menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke

leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu

besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku

melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah

dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya

berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi

menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya

terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku

kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang

ramping, datar dan mulus.

Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-

main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah,

menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di

antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian

kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat

pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-

main ke dalam lubang vaginanya.

Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat

gundukan daging kecil pada bagian atas lubang

kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar

dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram

kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya

yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar

dari mulutnya,

"Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Ric..!'Sambil masih

terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan

kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku

berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan

setengah berjongkok.

Posisi batang kemaluanku persis berada di depan

kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku

itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh

tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala

penis menerobos masuk di antara daging empuk yang

hangat.

Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar

kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba

menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku,

sehingga dengan tidak terasa keluar erangan

kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami

terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat

seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan

kepuasan pada satu sama lain.

Beberapa saat kemudian aku menghentikan

kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi.

Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke

atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di

atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke

bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas,

sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan

masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara

kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh

tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas

batangku.

pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk

ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua

"Aahh.." terdengar keluhan panjang kenikmatan

keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang

pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi

sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut

mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan

menggeliat-geliat di atasku.

Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah

terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai,

sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu

bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada

cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang

sedang berayun-ayun di atasku.

Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar

hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini

membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu

mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar,

hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada

seluruh badanku.

Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan

menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina

bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa

berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai

badannya yang berada di atasku bergetar dengan

hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya

mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami

orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di

atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi

terlihat senyuman puas."Ric.., terima kasih Ric. Kau

telah memberikan Bibi kepuasan sejati.!"'Setelah

beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar

mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman

disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus

dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan

cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah

membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua

tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki

bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan

dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi

dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi

menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

"Aaughh.. oohh.. oohh." terdengar rintihan bibi

sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-

mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini,

dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada

kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku,

maka dengan cepat bibi mencapai klimaks."Aaduhh.

Ric.. Biibi. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!" dengan

keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai

lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih

berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus

membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi

yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku

orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan air

maniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras

ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap

relung-relung di dalamnya.

avataravatar