1 Cintaku kandas gara-gara Internet

Hari ini hari pertama kami masuk sekolah setelah liburan panjang usai kenaikan kelas.

Kegiatan ajar-mengajar belum dimulai. Karena sewaktu liburan musim penghujan dan terkena banjir alhasil hari pertama dilakukan kerja bakti membersihkan kelas beserta lingkungan sekolah.

"Gaes, lapar nih, ke kantin, yuk," ucapku pada beberapa kawanku

" Iya gue haus," sahut Ria

Sementara Nining hanya mengangguk.

Kami bertiga melenggang menuju kantin sekolah.

"Bude ... bikinin internet--indomie telor pake kornet--jangan lupa sawi sama cabe rawitnya yang banyak ya," ucapku

"Aku juga bude, tapi nggak pake cabe rawit, ya," timpal Ria

"Aku sop buntut, nggak pake buntut, ya" seru Nining.

"Minumannya apa?" tanya Bude Sri.

"Teh Botol Sosro" sahut kami serempak.

Setelah menunggu beberapa menit pesanan datang.

Langsung kucicipi kuah mie pesananku, nikmat tapi sepertinya kurang pedas di lidahku. Akhirnya kutambahkan lagi saos botolan yang ada di meja.

Kedua sahabatku hanya geleng-geleng kepala.

"Ren, lu kesurupan? gila makan mie udah pake cabe rawit banyak beud masih ditambah saos segitu banyaknya." Ria bergidik ngeri melihat warna merah di mangkuk mie-ku.

"Iya, nggak takut sakit perut?" Nining mencoba mengingatkan.

" Udah biasa," sambil mengambil tisu untuk mengelap keringat yang bercucuran.

Sedang asyik menikmati mie, tiba-tiba Kak Ricky bintang futsal yang super kece lewat di depan kami dan tersenyum padaku.

Aihh ... sejuk rasanya, rasa pedas sudah terobati melalui senyum manisnya.

Setelah itu kami bertiga asyik bercerita tentang kehaluan sambil cekikikan.

***

Teng ... teng ... teng ....

Bunyi lonceng berbunyi tanda masuk ke kelas masing-masing.

Belum belajar memang tapi mungkin akan diadakan pengumuman jadwal pelajaran yang baru.

Baru sepuluh menit, aku berada dalam kelas tiba-tiba, perutku terasa mulas, kucoba bertahan, tapi rasa itu sepertinya tidak mau kompromi. Pasti gara-gara makan mie rebus tadi. Keringat mulai membanjiri rasa sakit kian menjadi, akhirnya tanpa pamit aku segera berlari menuju toilet.

Sial, toilet yang sudah dibersihkan baru dua lokal, tapi hanya satu yang bisa dipakai karena kran air ditoilet wanita belum diperbaiki jadi belum bisa dipakai. Alhasil aku langsung kesebelah menuju toilet pria. Sial pintu tertutup pasti ada orang di dalamnya.

Tok ... tok ... tok ....

Kuketuk pintu, lama hanya suara orang berdehem. Kucoba bersabar menunggunya di tengah rasa sakit yang kian melilit, lama tak kunjung dibuka.

Kuketuk sekali lagi, kali ini lebih keras. Tetapi, masih sama seperti sebelumnya, tak ada jawaban. Namun dorongan dari dalam perut semakin tak tertahankan akhirnya keluar sumpah serapah pada orang yang sedang berada di dalam toilet.

"Wooy, lu lama banget sih di dalam, abis makan Kadal Rica-rica ya, atau makan Biawak Balado? atau lu lagi aborsi di dalam ya?" Aku tak berhenti mengetuk sambil memaki orang di dalam sana.

Tak lama pintu terbuka, seseorang keluar dengan wajah kesal menatapku tajam, tak bicara namun mampu membungkam mulutku yang pedas.

Astaga ... Kak Ricky ...

Seketika rasa mulas di dalam perutku berangsur hilang, kini berganti rasa malu.

Sial misiku kali gagal untuk mendekati Kak Ricky.

avataravatar
Next chapter