1 Prolog

Di dunia kultivator, yang kuat menindas yang lemah, yang lemah berusaha menjadi kuat, persaingan untuk menjadi yang terkuat juga selalu mewarnai kehidupan di dunia kultivator, alhasil perang pun tidak dapat dihindarkan.

Di dunia kultivator juga terdapat banyak alam, daratan, bintang, galaxy dan juga benua, salah satunya adalah daratan rendah, daratan rendah terdapat 5 benua, masing masing benua dipimpin oleh kekaisaran.

Benua barat dipimpin oleh kekaisaran Han.

Benua utara dipimpin oleh kekaisaran Ming.

Benua timur dipimpin oleh kekaisaran Zhou.

Benua selatan dipimpin oleh kekaisaran Qing.

Benua tengah dipimpin oleh kekaisaran Tang.

Di kekaisaran Qing, lebih tepatnya dipinggiran wilayah kekaisaran Qing, terdapat satu kota disana, kota itu adalah kota pasir putih, kota pasir putih dilindungi oleh 4 klan kecil dan juga 2 sekte menengah, 4 klan kecil itu adalah klan Ling, klan Lin, klan Xiao dan klan Mu, sementara 2 sekte menengah itu adalah sekte pedang surga dan sekte gunung pinus.

Dikota pasir putih itu juga ada seorang remaja yang terkenal nama nya, remaja itu bernama Lin Chen, Lin Chen remaja terkenal bukan karena memiliki kelebihan dan kekuatan, tapi Lin Chen remaja terkenal karena dia tidak bisa berkultivasi untuk menjadi seorang kultivator seperti teman sebayanya.

Karena tidak bisa berkultivasi untuk menjadi seorang kultivator, Lin Chen selalu direndahkan dan di hina oleh semua penduduk kota pasir putih, terlebih lagi adalah anggota klan nya sendiri, yaitu klan Lin.

Hampir setiap hari Lin Chen di rendahkan dan dibully, bahkan ayahnya yang merupakan seorang Patriak klan pun memperlakukan Lin Chen seperti anak tiri, hampir setiap hari juga Lin Chen selalu dibentak dan di pukuli oleh ayahnya, namun meski begitu, Lin Chen hanya bisa diam dan menurut saja.

Ayah Lin Chen bernama Lin Dan, sementara ibunya bernama Ling Yun, ibu Lin Chen atau Ling Yun meninggal beberapa hari setelah melahirkan Lin Chen, sehingga Lin Chen tidak pernah tahu seperti apa wajah ibunya, tapi setiap kali dia dibentak dan dipukuli oleh ayah nya, Lin Chen menangis dan memanggil ibunya.

Ling Yun adalah tuan putri di klan Ling, karena ayah Ling Yun atau kakek Lin Chen adalah Patriak klan Ling yang sekarang, meski begitu, kakeknya yang merupakan Patriak klan Ling juga tidak menganggapnya sebagai cucu, itu semua karena Lin Chen tidak bisa berkultivasi untuk menjadi kultivator.

Sehingga Lin Chen hidup di seperti anak yang tidak memiliki siapa siapa, karena hampir setiap hari di rendahkan dan dibully, Lin Chen bersumpah akan membalas mereka jika suatu saat dia menjadi kuat, dia akan membuat semua orang yang mencaci, merendahkan dan membully nya itu akan merasakan sakit 10 kali lipat dari yang mereka lakukan padanya saat ini.

Meskipun tahu jika dia tidak akan bisa berkultivasi dan menjadi seorang kultivator, hak itu tidak membuat Lin Chen hanya berpangku tangan saja, sebab setiap hari Lin Chen melatih kekuatan fisiknya.

Lin Chen melakukan semua itu karena dia mendengar sebuah rumor jika pada zaman dulu, ada seorang kultivator kuat yang menjadi pahlawan kekaisaran tanpa menggunakan Qi.

Hal itulah yang menjadi motivasi Lin Chen, sehingga setiap hari dia melatih kekuatan fisiknya, karena dia juga ingin menjadi kultivator kuat tanpa menggunakan Qi.

Masalah kenapa Lin Chen tidak bisa berkultivasi itu masih menjadi misteri, sudah banyak alkemis dan tabib yang di undang oleh Lin Dan untuk membuatkan pil agar dantian Lin Chen dapat menampung Qi, tapi semua tabib dan alkemis yang diundang itu tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan dantian Lin Chen.

Karena tidak ada satu pun tabib atau pun alkemis yang menyembuhkan dantian Lin Chen, hal itu membuat Lin Dan tidak peduli lagi dengan Lin Chen, bukan hanya itu, dia juga memperlakukan Lin Chen dengan kasar, padahal dia sudah berjanji pada mendiang istri nya untuk menjaga Lin Chen.

Seperti biasa, hari ini Lin Chen melatih kekuatan fisiknya di halaman belakang rumah, mulai dari berlari, pus up dan gerakan gerakan lain nya, setiap hari Lin Chen melakukan latihan yang sama, dimulai dari matahari terbit hingga terbenam.

Menjelang sore, Lin Chen mengehentikan latihan nya dan masuk kedalam rumah, lalu dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, selesai membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru, Lin Chen pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

Selesai memasak, Lin Chen menyajikan makanan itu keatas meja makan, lalu dia duduk dan menunggu ayahnya kembali dari aula pertemuan, tidak berselang lama, ayah Lin Chen atau Lin Dan pulang dari aula, lalu dia duduk dan mengambil makanan, ketika suapan pertama masuk kedalam mulutnya.

"Hueeek"

Lin Dan memuntahkan makanan itu dari mulutnya, lalu dia menatap tajam pada Lin Chen dan membentaknya.

"Makanan macam apa ini hah?" bentak Lin Dan dengan emosi yang meluap lupa, padahal hanya soal makanan saja.

Pada umumnya, kultivator tidak tidak dan minum berbulan bulan juga tidak masalah, sebab kekuatan mereka diganti dengan energi alam yang diubah menjadi Qi, tapi karena ingin terus menyudutkan Lin Chen, Lin Dan selalu punya cara untuk itu.

"Maafkan aku ayah!" ucap Lin Chen yang ketakutan.

"Maaf maaf, bisanya minta maaf saja." balas Lin Dan, lalu dia menendang meja makan dan menjatuhkan semua makanan yang ada, lalu Lin Dan masuk kedalam kamar nya dengan emosi yang masih meluap luap.

Setelah ayah nya pergi, Lin Chen hanya memeluk kedua lututnya sambil meneteskan air mata, karena lagi lagi ayahnya memperlakukan nya dengan kasar, padahal Lin Chen sudah berusaha menjadi anak yang baik untuk Lin Dan.

Beberapa saat kemudian, hati Lin Chen sudah sedikit lebih baik, lalu dia membersihkan sisa sisa makanan yang berhamburan dilantai dan meletakkan kembali meja makan pada posisinya.

Selesai merapikan kembali meja makan dan membersihkan lantai, Lin Chen masuk ke kamar nya dengan perut kosong, padahal dia sangat lapar, tapi makanan sudah tidak ada lagi.

Di dalam kamar, Lin Chen duduk diatas tempat tidur nya, lalu memeluk kedua lututnya dan menangis mengingat semua perbuatan ayah dan semua anggota klan Lin padanya selama ini.

"Ibu, kenapa semua orang memperlakukan ku seperti ini ibu? aku ingin bersama ibu," ucap Lin Chen yang memeluk kedua lutut nya sambil menangis.

"Ibu, jika ibu mendengar ku, tolong jemput aku ibu, aku ingin bersama ibu, aku tidak ingin tinggal disini lagi bu." ucap lanjut Lin Chen yang masih terus menangis, Lin Chen terus menangis dan memanggil ibunya hingga dia tertidur.

Keesokan harinya, Lin Chen bangun lebih cepat dari biasanya, sebab semalam dia tidak makan malam sehingga membuat Lin Chen kelaparan, selesai membuat sarapan dan menyajikannya diatas meja, Lin Chen menunggu ayahnya untuk sarapan, tapi ayahnya tidak kunjung keluar kamar.

Karena ayahnya tidak kunjung keluar kamar, Lin Chen memutuskan untuk sarapan lebih dulu, ketika dia sudah mengambil nasi dan memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya, pintu kamar ayah Lin Chen atau Lin Dan terbuka, lalu Lin Dan keluar dari kamar, begitu Lin Dan melihat Lin Chen yang lebih dulu makan, Lin Dan pun melototi Lin Chen dan membentaknya.

"Dasar anak tidak berguna, siapa yang menyuruhmu makan lebih dulu hah?" bentak Lin Dan dengan emosi yang meluap luap.

Lin Chen yang dibentak pun tidak bisa berkata apa apa, dia hanya diam dan meneteskan air mata, melihat Lin Chen yang hanya diam dan meneteskan air mata, bukannya dikasihani, justru Lin Dan kembali membentaknya.

"Kalau ditanya itu dijawab anak bodoh!" bentak Lin Dan kembali, lalu dia menampar pipi Lin Chen.

"Plaaak"

Sebuah suara tamparan terdengar disaat pipi Lin Chen ditampar oleh Lin Dan, Lin Chen pun terjatuh dari kursinya ketika tamparan itu mengenai telak pipi kanannya.

Setelah menampar Lin Chen, Lin Dan langsung pergi ke aula pertemuan dengan wajah yang masih memerah karena marah, sementara Lin Chen meringis kesakitan sambil memegang pipi kanan nya.

Beberapa saat kemudian, Lin Dan sampai di aula pertemuan, para tetua yang melihat wajah merah Lin Dan pun jadi keheranan.

"Salam patriak," ucap semua tetua klan memberi hormat.

"Lin Dan menganggukkan kepalanya, lalu dia duduk di kursi utama yang menang khusus untuk Patriak klan.

"Ada apa patriak? kenapa wajah Patriak tampak menahan marah?" tanya salah satu tetua, yang tidak lain adalah tetua Feng.

"Tidak apa apa tetua, aku hanya kesal saja pada anak tidak tahu diri itu," jawab Lin Dan jujur.

"Patriak, kenapa tidak kita keluarkan saja sampah itu dari klan? klan kita sudah tidak dihormati lagi diseluruh kota pasir putih karena sampah itu." ucap tetua Feng bertanya.

"Benar patriak, jika kita tidak mengeluarkan sampah itu dari klan, maka klan Lin kita akan semakin menjadi ejekan semua orang, kita tidak dianggap lagi sebagai klan kuat di kota pasir putih ini." timpal tetua yang lain, yang tidak lain adalah tetua Lin Fang.

Lin Dan tidak langsung menjawab, dia tampak sedang berpikir, karena bagaimanapun juga, Lin Chen adalah anak kandung nya, jadi bagaimana mungkin Lin Dan mengusir Lin Chen dari klan?

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Lin Dan pada tetua klan lain nya setelah berpikir beberapa saat, tapi dia belum juga menemukan solusi untuk Lin Chen.

"Aku setuju dengan pendapat tetua Feng dan tetua Fang Patriak." jawab salah satu tetua, yang tidak lain adalah tetua Dong.

"Aku juga setuju, aku juga, aku juga." satu persatu para tetua klan setuju jika Lin Chen harus dikeluarkan dari klan Lin.

Lin Dan menganggukkan kepalanya, lalu dia bertanya kembali.

"Lalu kapan kita akan membawanya? dan kemana kita membawanya? karena tidak mungkin kita membiarkan anak tidak tahu diri itu di kota pasir putih," ucap Lin Dan bertanya dengan 3 pertanyaan berturut turut.

"Bagaimana jika kita membawanya ke hutan mati saja Patriak?" tanya tetua Feng, otak dibalik Lin Chen akan di usir.

Ranah Kultivasi Daratan Rendah

Pejuang Pemula (1-9)

Pejuang Perunggu (1-9)

Pejuang Perak (1-9)

Pejuang Emas (1-9)

Pejuang Berlian (1-9)

Pejuang Raja (1-9)

Pejuang Kaisar (1-9)

Pejuang Suci (1-9)

Pejuang Surgawi (1-9)

Setengah Abadi (1-9)

avataravatar
Next chapter