webnovel

KUCING AJAIB

Bagaimana rasanya jika saat membuka mata, tiba-tiba saja, kucing yang dipeluk berubah menjadi seorang pemuda tampan? Shock, kaget, dan lain sebagainya menyerbu perasaan! Begitulah yang dialami seorang gadis polos bernama Virna, seekor kucing yang ia temukan nyaris mati, dan ia pelihara tiba-tiba saja suatu hari tanpa sebab dan alasan berubah menjadi seorang pemuda tampan, dan mengaku dirinya seorang pangeran dari dunia fantasi! Virna yang bahkan belum pernah pacaran dibuat kalang kabut karena harus satu rumah dengan kucing yang berubah menjadi manusia! Ketika Virna ingin mengusir pemuda itu, pemuda tersebut berkata, "Aku akan pergi, tapi bisakah kamu membantuku, agar aku bisa kembali ke duniaku?" Mampukah Virna membantu kucing ajaib itu kembali ke dunianya? Apakah kebersamaan mereka tidak menimbulkan sebuah perasaan cinta, hingga perpisahan mereka suatu hari akan berjalan lancar? Mengapa seorang pangeran bisa berubah menjadi seekor kucing? Baca yuk sampai tamat. Author Mithavic Himura Desain Cover : Beruang

MithavicHimura · Fantasy
Not enough ratings
438 Chs

BEE, SEKARAT?

"Siapa dia? Dia mau apa?"

Bee, mengucapkan kalimat itu, ketika usai mengerahkan kekuatannya yang masih tersisa. Susah payah, karena setelah ia terluka parah, Bee atau Pangeran Jeelian nyaris kehilangan seluruh kekuatan yang dimilikinya, hingga untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya sangat mudah baginya saat sebelum terluka parah, Bee justru sangat kesulitan.

Akan tetapi, berkat ketekunannya, Bee alias Pangeran Jeelian, akhirnya mampu membuat dirinya bisa melihat di balik pintu belakang dapur ada apa sebenarnya di belakang.

Ternyata, ia melihat, di balik pintu itu seorang pria seperti sedang berusaha ingin menjangkau beberapa jemuran milik majikannya yang terjemur di luar.

"Orang itu mau melakukan apa, dengan pakaian majikanku?"

Kembali Pangeran Jeelian berkata sendiri, hingga ia terbatuk-batuk, dan suara batuknya menyerupai suara batuk manusia.

Hal ini membuat pria di luar yang ingin menjangkau beberapa jemuran milik sang majikan, menghentikan gerakannya.

"Aneh, aku mendengar ada suara batuk di dalam, apakah Virna sudah pulang? Ini, kan masih pagi? Mana mungkin Virna sudah pulang, aku salah dengar pasti...."

Pria yang tidak lain adalah Parjo itu, kembali bicara sendiri sembari ingin mengulangi apa yang tadi sudah ia kerjakan, tapi terhenti gara-gara ada suara batuk-batuk di dalam kamar kost Virna.

Akan tetapi, baru saja ia bergerak, ingin menjangkau beberapa pakaian dalam milik Virna, tiba-tiba saja di luar ia mendengar suara Virna berbicara dengan seseorang!

Parjo yang sudah memanjat pagar belakang perbatasan kost antara Virna dan dirinya jadi terkejut.

Virna pulang? Mana mungkin? Ini, kan masih pagi?

Pria yang sudah berumur itu bicara di dalam hati. Sembari mempertajam pendengarannya, berusaha mencari tahu, benarkah suara yang didengarnya itu milik Virna?

Di waktu yang sama, di luar Virna yang sudah tiba di kostnya dengan Pak Hanzie, sudah berniat untuk membuka pintu kamar kostnya.

Akan tetapi, suara ibu kostnya terdengar dari arah belakang menyapa dirinya.

"Dia siapa, Virna tampan sekali?"

Wanita tersebut menarik salah satu tangan Virna, dan berkata seperti itu setengah berbisik.

"Maaf, Bu. Itu, bos saya, dia mampir sebentar di sini, ada barang saya ketinggalan di sini tadi pagi buru-buru...."

Virna terpaksa berbohong. Sembari melirik bosnya yang tidak terpengaruh diperhatikan oleh ibu kostnya.

"Oh, kamu sering pergi bersama dengan bos kamu?"

"Tidak juga, Bu. Ini tadi cuma kebetulan lewat, kita sedang tugas di luar, jadi kebetulan saja, sampai mampir ke sini...."

Dua kebohongan dilakukan Virna kembali. Membuat Virna merasa sesak sendiri.

Baru kali ini, ia melakukan kebohongan bertubi-tubi, dan benar-benar membuat ia sebal setengah mati.

"Apakah, kamu dan bos kamu punya hubungan khusus?"

Ibu kost Virna masih penasaran untuk mengorek informasi, hingga kemudian terdengar deheman sang bos, yang membuat ibu kostnya berbalik dan tersenyum-senyum di hadapan bos Virna.

"Ada apa? Saya tidak boleh mengunjungi tempat tinggal karyawan saya?" tanya Pak Hanzie, dengan wajah tanpa ekspresi, tapi cukup membuat sang ibu kost tersipu.

Dipandang oleh seorang pria setampan Pak Hanzie, seperti membuat ibu kost kembali muda lagi.

Wanita itu jadi lupa dengan kemarahannya pada Virna tadi pagi. Pak Hanzie benar-benar sudah membuat mata hati sang ibu kost jadi seperti buta.

"Bukan begitu, siapapun boleh berkunjung, saya hanya ingin menawarkan bantuan saja, siapa tahu ada yang bisa saya bantu, mungkin...."

Sang ibu kost mencoba mencari alibi. Padahal, tidak seperti biasanya dirinya jadi berubah ramah seperti itu.

Bukan sifat dan karakter ibu kost Virna, perangai hangat dan ramah seperti yang sekarang dilakukan sang ibu kost di hadapan bos Virna.

Biasanya juga di hadapan Virna, wanita itu sangat garang dan jutek.

Ucapan wanita itu selalu pedas, seperti sedang memakan sekarung cabe! Tapi sekarang, sang ibu kost justru bersikap sangat bersahabat seperti itu.

Karena, Pak Hanzie gantengkah? Bah!

Alhasil, ibu kost terpaksa meninggalkan Virna dan bosnya, ketika si bos Virna tetap tidak menunjukkan tanda-tanda sikap bersahabat meskipun dirinya sudah berbasa basi padanya.

Pintu dibuka. Aromaterapi menyapa pernafasan Pak Hanzie ketika ia masuk ke dalam ruangan tanpa AC itu.

Aroma yang menenangkan jiwa, tapi....

"Uhuk!! Uhukk!!"

Pria itu terbatuk-batuk, ketika sesuatu seperti menyumbat pernafasannya.

"Kenapa, Pak?" tanya Virna, merasa heran dengan apa yang terjadi pada bos-nya.

"Kucing kamu! Singkirkan dulu!"

Pak Hanzie bicara disela batuknya. Dan, ini membuat Virna lekas menutup pintu kamar kostnya.

"Pak! Jangan keras-keras. Ntar semua pada tau, kalau saya punya kucing," ucap Virna setengah berbisik.

Pak Hanzie melotot.

"Jadi, semua orang tidak tahu, kamu punya kucing? Termasuk ibu kost kamu?"

Virna mengangguk, sembari menyilangkan jari telunjuknya di bibir.

Pak Hanzie geleng-geleng kepala. Merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh karyawannya itu.

"Iya, Pak please! Jangan berisik,nanti yang lain pada tau, saya punya kucing,"

"Tapi, aku tidak bisa ada kucing di dekat aku!"

Pak Hanzie menutup hidungnya. Seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dirinya jadi merasa terbebani.

"Bapak tidak suka kucing?"

"Aku alergi! Aku alergi dengan kucing!"

Pak Hanzie berteriak dengan keras, sehingga kembali Virna menyilangkan jari telunjuknya di bibirnya kembali.

"Pak, please! Saya punya tetangga rese! Kalau dia tahu ada kucing di sini, saya bakal kena masalah, sabar Pak! Saya minta Bee, buat sembunyi dulu, ya?" pinta Virna dengan raut wajah seperti orang sangat memelas meminta sesuatu.

"Bee?"

"Iya, nama kucing saya Bee, Bapak tunggu di sini dulu ya, apa ada yang perlu saya lakukan, agar Bapak bisa tidak alergi? Tidak batuk-batuk lagi?"

"Gila kamu! Kenapa memberi nama kucing seperti memberi nama seorang bayi?"

Pak Hanzie mengomel sembari mengeluarkan sapu tangan untuk menutup hidungnya.

"Ya, memangnya tidak boleh?"

"Terserah kamu, singkirkan dia segera, kalau tidak, aku akan melaporkan kamu dengan ibu kost kamu, agar dia tahu kamu memelihara kucing!!"

Bos sialan! Yang minta ke kost aku siapa? Sudah tahu aku memelihara kucing, kenapa juga nekat mau ke kost aku segala? Bengek, kan?

Virna mengomel di dalam hati. Tapi, tetap berbalik dan mencari Bee keseantero ruangan.

Bersamaan dengan itu, Virna mendengar suara aneh di beranda belakang. Tempat di mana ia biasa mencuci baju, menjemur baju dan mencuci piring.

Beranda yang punya tembok tinggi, tapi tidak beratap itu memang dibuat untuk bisa menjemur cucian.

Bergegas, gadis itu bergerak menuju dapur untuk membuka pintunya. Penasaran, suara apa yang ada di beranda belakang di mana ia sudah menjemur segala pakaiannya di sana.

Tapi, belum sempat dia mencapai pintu belakang, gadis itu dikagetkan dengan keadaan Bee yang kembali mengeluarkan darah di mulutnya.

Virna berjongkok. Memeriksa keadaan Bee.

"Bee! Bangun! Kamu kenapa? Sakit lagi? Astaga! Kenapa kamu sampai parah begini!" pekik Virna.

Ia segera memeriksa keadaan Bee. Masih bernafas, meskipun binatang berbulu abu-abu itu terlihat lemah!

"Virna! Uhuk!! Uhuk!! Apa kamu sudah menyingkirkan makhluk itu!!"

Saat Virna sedang dilanda kekhawatiran atas kondisi Bee, suara Pak Hanzie terdengar di depan sana, disertai dengan suara batuknya yang berlomba dengan suara hardikannya pada sang karyawan!

Note: Bersikap baik jangan memandang pada siapa dan kenapa. Karena balasan kebaikan itu pasti, bukan hanya pada orang tertentu yang kita berikan sikap baik, jika manusia kadang lalai membalas kebaikan kita, ada Tuhan dengan janjinya yang pasti.

(Apa yang terjadi pada Bee dan Pak Hanzie? Stay terus di sini untuk kelanjutan ceritanya ya, terimakasih sudah membaca)