webnovel

Boleh aku tidur di kamar Bibi?

Mereka hanya diam sepanjang perjalanan. Reyhan menatap ke arah Sinta. Dia membayangkan kejadian tadi. Jika wanita lain yang sering di bawanya mendapat tatapan mesum seperti tadi, pasti wanita itu akan tambah mempertontonkan keseksian tubuhnya, tapi gadis ini sangat risih dan ketakutan.

"Maafkan aku! " Kata Reyhan singkat dan Sinta hanya mengangguk tanpa menjawab.

Sesampai di rumah, ternyata perempuan kemarin yang di bawa Reyhan pulang ke rumah, masih ada di sana. Dia tampak kaget saat Reyhan masuk bersama Sinta. Sinta juga menatap ke arah Reyhan.

"Kenapa kau belum pergi? " tanyanya kesal.

"Sayang, dia siapa? kenapa kamu membawa perempuan lain ke sini? " Tanyanya kesal.

"Ini rumahku. Aku berhak membawa siapapun ke sini! " bentak Reyhan.

"Non.. jangan marah.. aku ha.... " perkataan Sinta terputus karena Reyhan dengan segera memeluk pinggangnya dan mencium nya dengan kasar. Sinta kesal dan mendorong dada pria itu. Begitu dia terlepas, dia menatap Reyhan tajam dan segera masuk ke dalam rumah, dan langsung ke dapur menemui bibi yang tengah sibuk membersihkan dapurnya.

"Kau harus pulang malam ini juga! Bukankah aku sudah membayarmu? dan kau bukan siapa-siapa ku, jadi jangan pernah mengaturku! " Bentaknya. Kemudian Reyhan memanggil supir pribadinya dan menyuruh mengantarkan wanita itu ke rumahnya.

Reyhan mengikuti Sinta ke dapur, begitu sampai di pintu dapur, dia mendengar percakapan mereka.

"Oh ya Bi... boleh aku tidur di kamar Bibi? " Katanya sambil meletakkan piring yang telah di cuci bibi ke rak piring.

"Kok di kamar bibi non? kamar bibi gak nyaman.. "

"Gak papa Bi.. pasti mereka akan sangat berisik malam ini, dan Bibi panggil aku Sinta aja ya! Jangan panggil Non atau nyonya segala.. kita sama kok bi.. aku juga pelayannya" Bisiknya lirih. Reyhan geram mendengar perkataan gadis itu.

"Non yang sabar ya... Bibi do'akan.. jika non udah lepas dari tuan.. mudah mudahan non akan mendapat pria yang benar benar mencintai dan menyayangi non seutuhnya" Kata Bibi berdoa tulus untuk Sinta. Reyhan yang mendengar itu semakin geram.

"Terima kasih banyak Bibi... mudah-mudahan masih ada pria yang menerima aku apa adanya suatu saat nanti " Katanya dengan nada sedih.

"Bibi yakin banyak non.. non itu baik, cantik.. Bibi yakin banyak pria yang sangat menyayangi non.. Tuan pasti akan menyesal seumur hidup jika melepaskan non Sinta.

"Ah.. Bibi.. berlebihan tau.. sampai tuan menyesal segala.. Bibi kan tau sendiri.. ceweknya banyak.. tinggal tujuk aja mereka pada ngantri..

"Tapi non beda.. jika bukan karena keadaan.. Bibi yakin non gak bakal mau sama tuan.. "

"Hehe.. iya juga sih Bi.. soalnya... aku gak berani dekat sama tuan waktu itu. " Mereka terus saja bergunjing tanpa tau kalau Reyhan mendengar semua percakapan mereka.

"Reyhan masuk ke dapur itu karena tak tahan lagi mendengar perkataan Sinta.

"Tu.. tuan.. " Kata Sinta gugup, dia takut ketahuan sedang bergunjing.

"Kau ke kamar ku! " Perintahnya.

"Apa? " Tanya Sinta tak percaya lalu memiringkan badannya untuk melihat ke belakang Reyhan.

"Apa yang kamu lihat? " Tanya Reyhan kesal.

"Nona itu... aku gak mau hubungan kalian rusak.. bilang aja aku anaknya Bibi! " Usul Sinta.

"Dia sudah ku suruh pulang " jawab Reyhan dan langsung meninggalkan Sinta yang berdiri dalam kebingungan.

"Bibi... aku harus ke sana. " Katanya dengan nada sedih.

"Yang sabar ya non" Sinta mengangguk dan berkata

"Sepertinya dia akan memarahi ku karena kemarin aku tidak pulang " Katanya cemberut. Si Bibi langsung ketawa sehingga Sinta kebingungan.

"Kenapa Bibi malah ketawa? "

"Bibi ingat wajah tuan yang panik kemarin malam" Jawab Bibi itu.

"Itulah masalahnya Bi.. dia pasti akan marah padaku. Ya udah Bi.. aku harus menemuinya. " Kata Sinta sambil berlalu.

Sinta mengetuk pintu kamar Reyhan..

"Masuk.! " Jawab Reyhan singkat.

Sinta membuka pintu dengan takut-takut.

"Duduk! " Perintahnya sambil menunjuk ranjangnya. Sinta menuruti perintah laki-laki itu.

"Aku tidak mau kamu menerima makanan dari karyawan di kantor! " Kata Reyhan sambil bersedekap dada. Sinta menatap Reyhan heran.

"Apa salahnya Tuan? " Tanyanya heran.. kan lumayan bisa hemat uang untuk makan siangnya, jadi uangnya bisa di tabungnya.

"Pokoknya tidak boleh.. ambil uang ini.. kamu bisa membeli apa yang kamu inginkan.. jika kurang, kau tinggal minta padaku.

Reyhan memberikan amplop coklat berisi seikat uang ratusan ribu.

"Maaf.. aku gak bisa."

"Ambil! " Perintah Reyhan kesal. Sinta mengambilnya takut kalau Reyhan akan bertambah marah.

"Dan satu lagi.. Kamu tidak boleh lagi menginap di luar.! " Kata Reyhan melanjutkan perkataannya. Sinta tampak kesal dia langsung berdiri menghadap laki-laki itu.

"Jadi Anda memberikan uang ini untuk mengaturku, Tuan? ingat perjanjian dulu.. kita tidak akan mengungkapkan status kita pada orang lain, dan tidak akan ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku meminta Anda menikahiku hanya karena aku tak mau berbuat dosa. Jadi apapun urusanku.. kau tak boleh ikut campur! Dan aku juga tak akan ikut campur urusanmu" Kata Sinta kesal , memberikan uang itu kembali ke tangan Reyhan, dan langsung berdiri, dia ingin keluar kamar Reyhan.

"Kau mau ke mana? " Tanya Reyhan dengan nada kesal.

"Aku mau tidur! " Katanya sambil membuka pintu. Tapi Reyhan segera menarik tangannya dan melemparkan gadis itu ke ranjangnya.

"Kau harus melayaniku malam Ini! " Katanya dengan nada kesal, dan langsung menjatuhkan dirinya di atas tubuh gadis itu.

.....

Subuh ini, Sinta kaget karena dirinya tidur di kamar Reyhan tanpa busana. Pria itu masih tertidur sambil memeluknya. Sinta berusaha bangkit dengan hati-hati agar Reyhan tidak bangun. Setelah berhasil melepaskan diri, Sinta segera memakai pakaiannya dan keluar kamar Reyhan menuju kamarnya. gadis itu membersihkan diri, melakukan rutinitasnya di subuh hari dan segera turun menuju dapur untuk membuat sarapannya.

"Bibi.. kenapa sudah bangun? " Tanyanya heran saat Bibi sudah berada di dapur.

"Bibi kasihan non bekerja sendirian pagi pagi"

"Gak papa kok Bi.. aku udah biasa kok" Jawab Sinta dan segera membuat sarapan untuk mereka.

"Aku bikin banyak.. sekalian untuk Bibi ya! " Kata Sinta sambil memasukkan bekal itu ke dalam kotak makanannya. Dan di saat itu Reyhan sudah nongol di pintu dapur. Laki-laki itu telah berpakaian rapi.

"Apa Tuan mau sarapan? " Tanya Sinta lembut. Reyhan tersenyum tipis mendengar nada suara Sinta yang jauh berbeda dari semalam saat gadis itu memarahinya tanpa rasa takut.

"Iya" Jawabnya singkat. Sinta segera menghidangkanya untuk Reyhan, dan segera pamit. Tapi Reyhan malah menahan tangannya.

"Temani aku sarapan! "

"Tapi... aku bisa terlambat! " Jawab Sinta khawatir.

"Tak akan terlambat.. Kau akan pergi bersamaku ke kantor. "

"Baiklah.. "Kata Sinta kembali duduk, membuka kotak bekalnya dan langsung memakannya. Reyhan kembali tersenyum melihat ulah gadis itu.