webnovel

Bertekuk lutut

Akhirnya Sinta menuruti permintaan Reyhan, gak ada salahnya dia kembali pada laki-laki itu meskipun hatinya belum bisa menerima Reyhan sepenuhnya. Tapi demi anaknya agar memiliki orang tua lengkap, dia harus melawan kata hatinya itu.

"Baiklah.. aku akan ikut denganmu." Kata Sinta lirih.

Reyhan merasa amat gembira, dan langsung memeluk Sinta.

....

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di rumahnya. Reyhan meminta pembantunya untuk meletakkan barang-barang Sinta dan dirinya di kamar di lantai satu, dia tak ingin membahayakan Sinta harus turun naik tangga untuk sampai ke kamarnya.

Berhubung hari sudah malam, Sinta memutuskan untuk beristirahat, ketika dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, tiba-tiba seseorang memanggil nya..

"kakak.. " Sinta menoleh ke arah suara dan melihat gadis remaja mungil berdiri sambil tersenyum memandangnya

" Suci... " Sinta amat gembira saat melihat adiknya itu.

"Ternyata kakak benar-benar ada di sini" Kata Suci sambil berlari dan langsung memeluk kakaknya.

"Apa kamu bahagia? " Kata Reyhan yang tiba-tiba saja sudah memeluk bahu Sinta dengan lembut.

" Kau yang membawanya? " Tanya Sinta tersenyum haru.

" Adikmu akan tinggal bersama kita. " Kata Reyhan, perkataan itu membuat Sinta tersenyum tulus, senyuman yang benar-benar cantik.

Paman dan Bibi Sinta pun ternyata ada di sana, Sinta langsung berlari mengejar Bibinya dan memeluk nya, Tiba-tiba saja dia menangis, ada rasa sesal dalam dirinya karena dia tidak memberi tahukan tentang pernikahan mereka.

"Sudahlah.. bibi sudah tau semuanya, laki-laki yang mengaku Asisten suami mu, telah menceritakan semuanya. " Jawab Bibinya itu.

Reyhan berjalan mendekati mereka dan berkata..

"Maafkan aku bi bi, aku mengambil keuntungan dari kesusahan Sinta dahulunya. Tapi aku janji, aku tak akan menyia-nyikannya. Aku juga berencana akan mengadakan pesta pernikahan kami, agar semua orang tau kalau kami sudah menikah. " Kata Reyhan dengan wajah serius.

"Bibi harap Sinta akan bahagia bersama nak Reyhan, mudah-mudahan kalian akan selalu bahagia" jawab bibinya itu.

"Aamiin.. " Jawab Reyhan tulus.

"Apa Suci, paman dan bibi sudah makan malam? " Tanya Reyhan.

"Iya, Sudah" jawab mereka hampir serentak.

"Kami izin istirahat dulu, besok, kami harus kembali lagi" kata pamannya

"Kemana Paman? " Tanya Sinta dengan nada heran.

" Kami harus kembali ke rumah kami. Kami hanya mengantar Suci ke sini. " Jawab pamannya. Sinta sedikit sedih mendengarnya, dia ingin paman dan bibinya untuk tinggal di sini juga, tapi dia tak punya hak untuk menahan mereka. Reyhan dapat memahami keinginan Sinta, lalu berkata.

"Kami sangat berharap agar paman dan Bibi juga tinggal di sini. " Kata Reyhan. Sinta menatap Reyhan dengan wajah tak percaya, dan tersenyum menatapnya.

"Terima kasih banyak atas tawarannya, tapi kami tak bisa meninggalkan kehidupan kami di sana. " Jawab Pamannya.

" Iya, terima kasih banyak.. Oh ya, lebih baik, kalian istirahat dulu, bukankah kalian baru saja dari bepergian? pasti lelah" Kata Bibinya.

Akhirnya mereka masuk ke kamar masing-masing.

Sinta sedikit canggung masuk ke kamar itu, tapi Reyhan pura-pura tak peka dengan sikap Sinta, dia tak ingin bertanya apapun, takutnya Sinta mengatakan tak mau sekamar dengannya.

Akhirnya Reyhan mendorong lembut Sinta dari belakang, sampai dia masuk ke kamar itu. Sesampai di kamar, dia langsung memeluk Sinta, dan mencium bibirnya, seperti biasa, Sinta tak pernah membalas ciuman Reyhan, dia hanya menerima tanpa ada balasan. Reyhan tak ingin memaksakannya, dia hanya berharap, suatu saat nanti, Istrinya itu akan bisa mencintainya seutuhnya.

"Sayang... terimakasih kau mau kembali, kamu boleh mulai bekerja kapanpun kamu mau. Tapi untuk sementara waktu, aku ingin kamu beristirahat dulu agar tidak terlalu capek. Oh ya, minggu besok, aku ingin merayakan pernikahan kita" Kata Reyhan sambil menatap Sinta, Sinta hanya terdiam.

" Apa tema yang kamu inginkan? " Kata Reyhan lagi.

"Aku tak ingin terlalu sibuk memikirkan itu, tak baik untuk kandunganku" Jawab Sinta. Sebenarnya dia tak ingin mengadakan pesta itu.

"Aku akan mengurus semuanya, kau jangan khawatirkan hal itu, kita akan menggunakan jasa WO. Orang tuaku juga akan datang dari Paris, aku akan meminta mereka menghadiri resepsi pernikahan kita.. " Mendengar itu, Sinta sedikit gelisah, dia merasa sedikit takut untuk bertemu dengan orang tua Reyhan, dia takut kalau orang tua Reyhan tak akan menerimanya.

"Ada apa? " Tanya Reyhan yang melihat Sinta begitu gelisah.

"Apa orang tuamu akan menerimaku yang hanya..." perkataan Sinta langsung dipotong Reyhan.

"Lihat saja nanti" Jawabnya sambil tersenyum.

Dia yakin, kalau orang tua nya akan sangat bahagia mendengar kalau dia sudah menikah. Dia masih ingat, Orang tua nya sangat kesal dua tahun lalu karena dia suka gonta ganti pasangan, dan tak mau untuk menikah, dan akhirnya mereka meninggalkannya karena tak tahan dengan sikapnya yang menyebalkan.

Sinta masih diam terpaku di samping tempat tidur. Melihat itu, Reyhan menariknya ke tempat tidur, dan berkata..

"Istirahat lah.. kau amat lelah.. sini kupeluk, aku benar-benar merindukanmu. " katanya sambil tersenyum.

Sinta sedikit tersipu, sebab dia tak pernah mendengarkan Reyhan berkata manis selama ini. Melihat wajah Sinta yang malu, Reyhan langsung memeluk nya dan menjadikan lengannya sebagai bantal Sinta.

"Nanti tanganmu keram" Kata Sinta yang merasa tak enak.

" Tak masalah" jawab Reyhan sambil mencium kening istrinya itu.

Reyhan tersenyum, dia tak menyangka akan di taklukkan oleh Sinta yang berusia jauh di bawahnya, di yang berusia 28 Tahun saat ini, bertekuk lutut dengan wanita yang masih berusia masih 21 Tahun.