webnovel

Anak kedua..

Beberapa hari sudah berlalu aku masih di rawat dirumah sakit dengan keadaan mengandung anak kedua. Aku melakukan rekam jantung, rontgen, usg untuk mengetahui keadaan ku. Tapi semua tidak ada kendala, semua baik baik saja. Sampai lah usia kandunganku menginjak 6 bulan, saat itu terakhir aku menjalani perawatan dirumah sakit. Aku pulang kerumah dengan tekad akan baik baik saja. Tubuhku mulai bisa menerima asupan makanan, dan terasa akan kembali seperti semula. Aku menjalani rutinitas ibu hamil yang hanya berdiam diri dikamar. Saat itu aku tinggal dirumah orang tua suamiku. Selalu ada masalah ketika aku sedang mengandung sampai akhirnya kami memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Kami mencari kontrakan agar aku merasa nyaman dalam keadaan mengandung anak kami. Suamiku yang hanya memiliki uang pas pasan mencari kontrakan. Beberapa hari kemudian kami pindah ke kontrakan baru walaupun seadanya tapi aku merasa nyaman. Hari demi hari minggu berganti bulan sampai lah saat dimana telah tiba saat nya aku akan melahirkan. Sore itu kakak dari suamiku datang berkunjung dan aku mulai merasakan mulas ingin melahirkan. Aku melakukan aktifitas seperti menyapu, menjemur pakaian, dan berjalan disekitar rumah untuk membantu proses melahirkan. Tekad ku adalah melahirkan secara normal karena seperti yang ku tahu melahirkan dengan cara operasi caesar adalah sangat menyakitkan. Sambil menikmati rasa sakit ingin melahirkan aku tetap tenang dan berjalan jalan disekitar rumah. Tiba adzan maghrib aku tetap menahan rasa sakit karena menurutku ini hanya kontraksi palsu. Aku bergegas ke kamar mandi untuk buang air kecil, tetapi yang aku lihat adalah bercak darah pada lantai kamar mandi. Aku tetap tenang dan berusaha untuk tidak panik. Karena jika panik maka temsi darah akan naik dan sulit untuk aku bis melahirkan. Aku mengatakan pada suamiku agar menitipkan Zayn pada kakak iparku. Suamiku sudah mengerti dengan melihat gelagatku yang berusaha untuk tenang. Kemudian di bawa lah Zayn kerumah kakak iparku. Tepat jam 8 malam aku naik motor berangkat menuju klinik bersalin dengan membawa perlengkapan untuk melahirkan. Tiba diklinik aku harus mengantri sambil menahan rasa sakit. Pasien yang melihatku pucat langsung memberiku toleransi untuk segera diperiksa. Dokter berkata bahwa aku sudah pembukaan dua dan menunggu di ruang bersalin. Suamiku membawakan tas berisi kain dan perlengkapan bayi menuju ruang bersalin. Yang tadinya aku berpikir akan menunggu sampai tengah malam ternyata ketika sedang asik bermain handphone aku merasakan kontraksi yang tak tertahan. Suamiku bergegas memanggil bidan di klinik tersebut. Tak tertahan lagi bayiku lahir dengan sendirinya dan bidan pun datang untuk membantu. Senang rasanya tepat jam 8.24 malam aku sudah melahirkan anak kedua. Tanpa menunggu tengah malam, bayiku lahir dengan selamat dan normal. Malam itu aku diharuskan menginap di klinik. Keesokan pagi suamiku mengurus biaya administrasi untuk kepulangan aku dan bayiku. Satu jam berlalu dan suamiku masuk keruang bersalin untuk menjemput kami. Aku pulang dengan menaiki becak dari klinik. Tiba lah dirumah, tetangga dan saudara yang mengetahui bahwa aku telah melahirkan mulai berdatangan dan mengucapkan selamat. Rasa haru dan bahagia memyatu begitu saja. Anak kedua aku beri nama Zidan. Keluarga kami hanya mengandalkan mata pencarian dari suamiku dan terkadang ada saudaraku yang membantu. Setelah melewati 40 hari pasca melahirkan. Aku berkeinginan untuk bekerja dengan tujuan membantu perekonomian keluarga kami. Tapi semua usaha yang aku lakukan adalah hal yang sia sia.