1 Masa dibangku SMK Part 1

Suatu berkotaan terdapat sekolahan yang sederhana namun tidak sedikit murid-murid yang mendalami pendidikannya di situ sebut saja Sekolah Menengah Kejuruan Al-Azhar yang terletak di perkotaan sempu.

Al-Azhar ... ya ... Al-Azhar sekolahan yang terdapat berbagai kejuruan salah satunya Multimedia ternyata tidak hanya laki-laki yang berminat masuk pada kejuruan itu, ada beberapa perempuan yang juga ikut.

Selain itu SMK Al-Azhar juga sudah mulai harum namanya di kalangan masyarakat jadi tidak heran jika setiap tahunnya banyak peserta didik baru yang masuk.

Salah satunya yaitu Saiful dia anak dari sepasang insan yang ahli dalam tehnologi maka wajar anaknya disekolahkan di SMK Al-Azhar dengan harapan agar cepat mendapatkan pekerjaan saat selesai sekolah.

Suatu hari saiful yang tergolong anak suka bergaya, narsis sehingga terlihat keren, maka tidak heran banyak wanita yang menaruh hati padanya, dia saat masuk kelas barunya tidak menyangka duduk berdampingan dengan siswi yang terlihat manis senyumnya, apa lagi saat dia tersenyum ... hmm ... membuat hati menjadi terpana.

Ya ... sebut saja namanya Rahel wanita berambut lurus berponi tipis, tidak sedikit laki-laki yang ingin memilikinya namung sayang, Rahel bukan tipe wanita yang mudah ngobral cinta, banyak dari mereka yang di tolaknya.

Saiful yang baru masuk kelas dia disuruh Ibu guru untuk duduk di dekatnya, dengan hati berdebar-debar Saiful mendekati tempat duduk itu sambil tak berkedip memandang Rahel, Rahel yang menjadi salah tingkah karena pandangan seakan menabur racun sehingga membuatnya senyum-senyum sendiri.

Dalam hati Rahel berkata, "Ih ... mengapa dengan saya ini ... tidak biasanya saya seperti ini ... tatapannya itu yang membuat saya salah tingkah ... mengapa saya seperti merasa kalau dia ada perasaan dengan saya ... ih ... jangan deh saya tidak mau jatuh cinta dulu."

Saiful yang semakin dekat dengan Rahel hatinya semakin berdebar-debar tetapi dia sembunyikan, dalam hatinya berkata, "Ini wanita sepertinya cocok saya jadikan Ibu dari anak-anakku kelak, Ah ... ada apa sih ... palingnya dia sudah mempunyai kekasih secara dia kan super-super cantik bagiku dia wanita yang sempurna ... Ih ... Saiful sadar-sadar ini masih baru masuk ... ingat ... baru masuk ... masak sudah kepikiran menikah ... oh ... no."

Tak lama Saiful sudah duduk di dekat Rahel, terlihat mereka berdua tiba-tiba menjadi pemalu diam seribu bahasa.

Terlihat juga teman-teman sekelas semuanya memandangnya merasa baper, sehingga salah satu dari temen mereka sebut saja Sulis bersuara lantang, "Hmm ... Pak eko ... kamu mendapat saingan baru." sambil melirik ke pada Sabil yang sering dipanggil Pak Eko yang kabarnya juga suka pada Rahel.

Sabil yang mendengar Sulis berkata seperti itu, dia menyahutnya dengan tak kalah lantangnya, "Justru itu yang akan membuktikan seberapa besar tekat saya ingin memiliki yayang Rahel."

Tiba-tiba Rahel menghadap kebelakang seraya berkata dengar keras dan lantang, "Sulis !... Apaan sih kamu ini, kamu juga Sabil! ... Mengapa sok-so'an berkata begitu, memang saya sudah berkata barapa kali, saya tidak mau berpacaran."

Sabil tiba-tiba berkata, "Baik kalau kamu tidak mau berpacaran dengan saya, kita menikah saja bagaiman? Hmm ... saya pegang ucapanmu kamu tidak mau berpacaran."

"Ih ... Sabil kamu ya ... membuat saya tambah hmm ... jengkel sama kamu," ujar Rahel yang terlihat wajahnya cemberut.

Saiful yang mendengar mereka tersenyum tipis sambil menghadap ke depan Ibu Guru yang mulai berdiri dari tempat duduknya.

Tak lama tiba-tiba Ibu guru bersuara lantang, "Diam ...! Sabil !, Rahel! kalian ini selalu membuat ramai di dalam kelas, sekali lagi kalian berisik Ibu tidak segan-segan memerintahkan kalian keluar saat jam mengajar saya."

Maka semuanya terdiam tak bersuara hanya terdengar suara detikan jam dinding.

"Sudah untuk hari ini kita cukupi dulu ini mau ada rapat mendadak jadi nanti setelah istirahat bisa pulang," terang Ibu Guru.

"Baik Ibu Guru ... yang cantik ... baik hati dan selalu di hati," kata semua siswa siswi serentak.

Maka semua siswa-siswi keluar dari kelas hanya tinggal empat murid yaitu Rahel yang tidak berani berdiri hanya duduk termenung memandang ke arah bawah, Sabil yang mebunggu Rahel keluar, Sulis yang memperhatikan mereka dan Saiful yang belum punya kenalan dan juga belum tahu seluk beluk sekolahan Al-Azhar.

Sulis yang memberi kode kepada Sabil agar mengajak Saiful keluar kelas, Sabil tidak menggubrisnya dia memperhatikan Rahel dan Saiful yang duduk berdampingan tetapi saling diam.

Tak disangka Saiful dan Sulis memanggil Rahel bersamaan namun berbeda lafad.

"Mbak!" sapa Saiful yang memberanikan dirinya untuk membuka mulutnya untuk berkenalan.

"Rahel!" sapa Sulis yang ingin mengajaknya ke kantin Sekolah.

Rahel yang mendengar keduanya memanggil dia menjadi bingung mau menjawab yang mana dulu, akan tetapi rasa hati yang seperti menggelitik ingin semakin kenal dia membalas sapaan Saiful yang terlihat tersenyum padanya, dengan sapaan, "Iya ... ada apa ya." suara merdu dan serak-serak basah membuat hati Saiful semakin Hmm.

"Sebentar ya Sulis, tunggu sebentar mau ke kantinkan" sapa Rahel pada Sulis.

"Kok kamu tahu kalau saya mau mengajak kamu ke kantin," tutur Sulis dengan sambil memasukkan peralatan-peralatan sekolahnya ke dalam tas.

"Ya ... taulah sudah terbiasa kamu mengajak saya, tapi giliran kamu ya," kata Rahel yang kemudian menhadap ke Saiful dengan sambil tersenyum.

"Hmm ... itu kamu di ajak temanmu ke kantin, sok atuh ... besok saja masih ada waktu, terima kasih sampai ketemu besok," kata Saiful pada Rahel yang kemudian bergegas pergi keluar dari kelas.

"Hmm ... Tenang saja besok masih ada waktu," kata Sulis mengulang perkataan Saiful sambil berkedip-kedip mata.

"Ya, Sudah mari kita pergi ke kantin," ajak Sulis.

Saat mereka pergi ke Kantin tidak sengaja melintasi tempat yang dimana ada Saiful yang dikerumuni banyak siswi-siswi cantik, tiba-tiba hati Rahel menjadi berat seperti sesak, dalam hatinya berkata, "Apakah saya sudah jatuh cinta mengapa saya menjadi seperti ini melihat dia didekati para cewek-cewek, padahal saya juga belum mengenalnya, eh ... Rahel sadar ... jangan berpacaran."

"Hmm ... Ada apa Rahel? Kok segitunya melihat Mas Saiful, jangan-jangan kamu ... hmm ... jatuh cinta ya," ledek Sulis.

"Ih ... Apaan sih kamu ini, ingat saya tidak boleh berpacaran," kata Rahel.

"Ya ... sudah nikah saja," ledek Sulis.

"Ih ... Kamu ya ... bisanya ledek saja, sudah mari kita bergi ke kantin sekarang," terang Rahel.

Maka mereka pergi ke kantin sedangkan Saiful masih asik dengan para cewek-cewek cantik.

"Hmm ... Kamu memang cantik mau dong nomor Hpnya," kata Saiful pada cewek yang ada di depannya.

"Hmm ... beneran kamu minta nomer HP saya ... tidak mimpikan saya ini ... hmm ... baik-baik sebentar ya," terang wanita itu sambil mengambil Hpnya dalam tas dan kemudian memberikan Nomornya pada Saiful.

"Ya ... Sudah saya mau pergi dulu ya," pungkas Saiful kemudian beranjak pergi dari tempat itu.

"Hmm ... Lihat dia minta nomor Hp saya ... Hmm besok pasti minta hatiku ..." kata wanita itu dengan percaya dirinya.

Nah, Bagaimana kelanjutan kisahnya jangan ketinggalan keseruan ceritanya see you tomorow

avataravatar
Next chapter