webnovel

1. Teror Pocong

Desa Kalimati, merupakan salah satu pedesaan di daerah Jawa Tengah. Sebuah Desa yang tidak terlalu luas, namun memiliki pemandangan alam yang indah. Topografi tempat ini masih di dominasi oleh hutan pinus, dan damar. Ada juga aliran sungai yang menjadi salah satu sumber pengairan di desa tersebut. Bahkan beberapa penduduk masih kerap menjadikan sungai sebagai tempat mandi, dan mencuci pakaian. Untungnya dengan perkembangan kehidupan yang sudah maju, mereka tidak lagi menjadikan sungai sebagai sarana tempat buang air besar. Karena setiap rumah sudah memiliki fasilitas toilet atau WC pribadi. Atau jika ada warga yang belum memiliki kamar mandi sendiri, maka mereka akan memakai fasilitas kolam ikan milik warga yang di atasnya digunakan untuk buang hajat. Di beberapa sudut desa banyak tersebar kolam ikan, dan memang salah satu sumber mata pencaharian mereka adalah berternak ikan, selain bertani.

Kebanyakan rumah-rumah di desa ini masih terbilang semi permanen, yakni terbuat dari kayu dan bambu. Jarang ditemukan bangunan yang terbuat dari tembok utuh seperti yang biasa ditemui di perkotaan. Tetapi bukan nya tidak ada rumah yang sudah memakai dinding tembok, karena ada beberapa keluarga yang memiliki rumah permanen dengan lantai yang sudah di keramik. Itu pun karena anak-anak mereka merantau ke kota besar, bahkan tak jarang ke negeri seberang.

Jalanan sudah di aspal. Lampu jalan pun berderet rapi di tiap sudut desa, dan biasanya memakai bohlam yang nyala terangnya berwarna kuning. Redup, tapi setidaknya ini lebih baik dari pada tidak ada penerangan sama sekali. Seperti beberapa puluh tahun yang lalu. Bahkan sebelum ada lampu jalan, warga desa memakai obor sebagai sumber cahaya tiap malam.

Pukul 19.00 jalanan desa sudah cukup sunyi, walau masih ada kegiatan warga yang membuat desa ini terasa hidup. Hanya saja sebagian besar penduduk, lebih suka berdiam diri di rumah saat malam tiba. Mereka lelah, karena aktifitas yang telah dilakukan selama satu hari penuh. Di ladang, sawah, mengurus ternak juga kolam ikan. Kebanyakan penduduk lebih suka menjual hasil ladang dan ternak untuk mendapatkan uang.

Tanah yang subur membuat desa ini memiliki stok sayur mayur serta buah-buahan melimpah. Aroma bekas kayu bakar yang biasanya dipakai memasak di tungku, mulai tercium khas.Lasmi baru saja pulang dari pengajian yang setiap tiga kali dalam satu minggu diadakan. Dia seorang anak gadis yang baru berumur 8 tahun. Orang tuanya memiliki ladang sayuran yang membuatnya harus mandiri bahkan hal yang mengharuskannya pergi ke mana - mana seorang diri. Untungnya Lasmi termasuk anak pemberani yang selalu berangkat dan pulang mengaji sendirian. Awalnya dia bersama teman temannya berangkat dan pulang sendirian. Tapi sayangnya rumah Lasmi berada agak jauh dari rumah teman temannya yang lain, dan kini dia berjalan seorang diri.

Suara jangkrik dan hewan malam terdengar mengiringi langkahnya. Lasmi masih berjalan dengan santai dan riang, sambil mengumandangkan sholawatan yang baru saja ia pelajari di Mushola tadi. Tangannya menjulur ke tanaman hias yang menjadi pagar dari rumah - rumah warga di sekitarnya. Ada beberapa bunga yang tumbuh di pinggir jalan dan terlihat cantik pada malam hari, apalagi bunga Wijaya kusuma memang akan tumbuh di malam hari.

Langkah kaki Lasmi terdengar menggema di sepanjang jalan, hanya dia seorang yang sedang berada di jalur selatan desa tersebut. Hal itu membuat seorang Ibu paruh baya yang baru saja hendak naik ke ranjangnya, mengintip dari jendela kamar. Ia kembali menutup jendela dan melanjutkan niatannya untuk tidur. Kini Lasmi kembali seorang diri, perjalanan ke rumahnya tinggal sebentar lagi. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti karena melihat sebuah penampakan yang tidak biasa di ujung jalan di depannya. Lebih tepatnya di depan rumah kosong milik seseorang yang sudah lama tiada.

Lasmi langsung berhenti, dia melotot sambil terus menggenggam erat buku Iqra yang ada di tangan nya. Kini ia justru berpikir untuk mundur dan kembali ke mushola tadi, saat sosok di depan sana mulai bergerak maju, namun hanya tubuhnya yang maju ke depan 45 derajat, kakinya seolah terpaku di tempat. Tapi melihat hal itu malah membuat Lasmi panik. Dia menjerit sambil berteriak menyebut pocong pada sosok yang ia lihat di depan.

Pocong adalah sejenis hantu yang berwujud guling. Di Malaysia, hantu semacam ini dikenal pula sebagai hantu bungkus. Pocong juga dikenal sebagai hantu kafan. Pocong adalah hantu yang konon merupakan arwah orang mati yang terperangkap dalam kafan mereka.

Menurut mitos yang beredar, jiwa orang yang sudah meninggal akan tinggal di bumi selama 40 hari setelah kematian. Jika ikatan kain kafan tidak dilepaskan setelah 40 hari, tubuh dikatakan melompat keluar dari kubur untuk memperingatkan orang-orang bahwa jiwa mereka perlu dilepaskan. Setelah ikatan dilepaskan, jiwa akan benar-benar meninggalkan Bumi. Sosok yang dikenal dengan nama pocong itu memang memiliki ciri khas yang sudah dikenal di masyarakat pada umumnya.

Wujud pocong memiliki wajah gosong dengan mata merah menyala. Versi lain menyatakan, pocong berwajah "rata" dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk "protes" dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup. Meskipun di film-film pocong sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:

Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatra. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

Di berbagai daerah di Indonesia sendiri ada beberapa versi pocong yang terbentuk dari kepercayaan-kepercayaan dalam kehidupan sosial masyarakat. Salah satunya adalah yang pocong plastik[1] yang konon pernah menggegerkan warga Jakarta. Cerita tentang pocong plastik ini muncul dari kisah seorang wanita hamil yang dibunuh pacarnya. Ketika sedang diotopsi dirumah sakit, mayat wanita itu terus mengucurkan darah, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk membungkusnya dengan plastik. Warga percaya bahwa kemunculan pocong ini karena arwah dari wanita itu ingin dibukakan ikatan plastik pada jasadnya.

Lain cerita di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Ada versi penggambaran pocong dengan menaiki delman. Penduduk Sidoarjo menyebutnya sebagai "andong pocong". Kisah yang disebut-sebut dengan cerita misteri hantu pocong andong ini sempat menggegerkan warga daerah Sidoarjo pada tahun 2007 – 2008. Hantu pocong ini telah menghantui warga Sidoarjo hampir setiap malam dengan suara khas gemerincing delman dan suara ketukan pintu dimalam hari. Menurut warga setempat, asal usul hantu pocong ini adalah karena kematian dua pengantin baru yang tidak direstui dan mengalami kecelakaan saat menaiki delman. Ada pula yang mempercayai bahwa hantu ini merupakan perwujudan ilmu gaib. Lalu pocong apa dan siapa yang Lasmi temui?

Next chapter