1 Kamu Siapa??

kring...kring...bbraakkk.... Seketika Yeon menabrak pemilik mobil yang sedang berdiri di samping mobilnya yg parkir di bahu jalan. Tanpa menunggu lama Yeon langsung berdiri "heiiii... apa yang kau lakukan berdiri ditengah jalan?" teriaknya. Yeon berteriak lebih dulu karna dia takut disalahkan.

"Apaa?? apa kau tidak melihat aku berdiri dimana? kau telah menabrakku dan merusak pakaianku" balas lelaki itu dengan wajah dan tatapan penuh amarah.

"setiap hari aku lewat dari jalan ini dan mengapa kau berdiri ditengah jalan yang kulalui? itu kesalahanmu!!"

"hei kau pikir ini jalan milikmu? kau harus bertanggung jawab!!" kata lelaki itu sambil mencengkram lengan Yeon dengan sangat kuat.

"harusnya kau yg bertanggung jawab, sepedaku rusak, tanganku terluka dan isi tasku berserak, sedangkan kau tidak apa-apa!!" teriak Yeon sambil melihat sepedanya yang masih terjatuh, tangannya yang luka tergores aspal dan tas serta isinya yang berserak dijalanan. Dia tidak bisa berlama-lama karena harus mengikuti kelas kuliahnya. Yeon berusaha melepaskan tangannya dari cengkrangam lelaki itu, tetapi lelaki itu lebih kuat. "kau tidak bisa lari, kau harus ikut denganku ke kantor polisi, kau bisa menjelaskannya disana dan mengganti rugiku."

Yeon berusaha berpikir agar bisa lepas dan melarikan diri. "Kau tidak terluka, kenapa harus ganti rugi? ...sudah ku duga, kau pasti sengaja menabrakkan dirimu ketika aku lewat, agar kau dapat ganti rugi, aku sungguh iba melihatmu." ucap Yeon dengan wajah yang mulai sinis.

"Apa kau bilang? aku ini orang kaya, tidak ada waktu untuk melakukan hal seperti yang kau katakan. Spion mobilku saja bisa membelimu." balas lelaki itu dengan padangan sangat kejam dan lengan Yeon makin kuat di cengkramnya.

"lepaskan tanganku, aku tau kau hanya berpura-pura jadi pemilik mobil ini untuk memerasku, aku tidak takut" Yeon berusaha menahan sakitnya cengkraman tangan lelaki itu. mendengar perkataan Yeon Lelaki itu melepaskan cengkramannya, karna ia tau ia tidak akan bisa menang melawan wanita itu. "Baiklah, karna aku kasihan dan tidak tega menerima ganti rugi dari wanita sepertimu aku akan melepaskanmu. Karna aku tau kau tidak akan mampu juga untuk mengganti pakaianku yang mahal ini" ucap pria itu dengan sinis. Yeon tidak terima dengan perkataan lelaki itu, dia tau kalau dia yang bersalah dan itu membuatnya menjadi semakin marah. Yeon mendirikan sepedanya, memungut isi tasnya, merapikan pakaiannya yang berantakan dan mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan sejumlah uang yang akan dia gunakan untuk melunasi uang kuliahnya semester itu agar dapat mengikuti ujian. Ia sengaja menyisihkan beberapa won untuk makan siangnya nanti sebelum pulang kerumah. dengan penuh amarah Yeon memberikan uangnya pada lelaki itu dan dengan gaya yang sombong "ambillah uang ini, aku yakin ini cukup untuk mengganti pakaianmu." Dan setelah Yeon menaiki sepedanya dia berkata lagi pada lelaki itu, "mulai besok jangan parkir dan berdiri disepanjang jalan ini, karna sebentar lagi aku akan membeli sepanjang jalan ini" Yeon pun bergegas pergi ke kampus, dia sudah sangat terlambat.

Lelaki itu hanya bisa terdiam memandangi Yeon sampai tidak terlihat lagi. kemudian dia tersadar kalau dia juga harus segera bergegas, ini hari pertamanya bekerja. sebelumnya dia turun dari mobil karena menerima telepon dari kekasihnya yang mengatakan "aku sudah dalam perjalanan bertemu dengan ayahmu, aku akan mengatakan kalau aku sedang mengandung anakmu. Ayahmu pasti akan menerima aku sebagai menantunya." Kata-kata kekasihnya seketika membuat dia kesal dan menghentikan mobilnya di bahu jalan lalu keluar dari mobilnya. Tidak bisa dipungkirinya kekasihnya memang sangat agresif dan tidak sabaran, padahal ayahnya telah berjanji akan menerima hubungan mereka jika dia bisa menangani usaha yang telah dibangun susah payah oleh kakek dan ayahnya. Sayangnya belum sempat ia menjelaskan gadis kecil bersepeda itu tiba-tiba menabraknya. Konsentrasinya buyar dan ia memilih melanjutkan perjalanannya, ia hanya perlu menjelaskan semuanya pada kekasihnya dan juga ayahnya setelah sampai di tempat kerjanya.

Didalam mobil dia melihat uang yang masih ada dalam genggamannya, ia tidak menghitungnya tapi ia tersenyum sinis melihat uang tersebut dan meningat kata-kata Yeon "bagaimana mungkin uang ini cukup untuk mengganti pakaianku, ini hanya cukup membeli kemeja ku, dasar anak zaman sekarang" gerutunya. Dia mnyimpan uang itu di dashboard, kemudian menghidupkan mobilnya dan bergegas meninggalkan tempat itu.

***

"Yeonnn... Lee Yeon Ha... aku sangat merindukanmu... lihat aku punya sesuatu untukmu, parkirkanlah sepedamu dengan rapi." sambut Hyunee di dekat parkiran sepeda kampus mereka. Hyunee adalah sahabat Yeon sejak duduk dibangku sekolah dasar dan baru pulang liburan dari Jepang, Hyunee sengaja meliburkan diri selama seminggu karena dapat hadiah liburan dari ayahnya untuk prestasinya diujian semester lalu. "Aku tidak akan menerima hadiah darimu jika harganya murah" kata Yeon sembari turun dari sepedanya dan memarkirkannya. "Hei kau jangan sepele gadis kecil, aku membeli sesuatu yang mahal yang tidak bisa kau temukan di Seoul."

"Baiklah kita masuk kelas dulu dan aku akan membukanya saat jam kuliah selesai, bersiap-siaplah jika ini sesuatu yang tidak kuharapkan" ucap Yeon sambil merangkul Hyunee yang sudah dirindukannya sejak sehari setelah Hyunee liburan.

Setibanya di ruang kelas, dosen belum hadir. Itu membuat mereka lega, nilai mereka tidak akan berkurang 0,5. Yeon berniat membuka hadiahnya, saat hendak membuka bungkusannya ia merasakan perih ditelapak tangannya, "ssshhh aawhh, sakitnya..." jeritnya pelan. "kau kenapa? apa kau baru saja menonton sesuatu tanpa mengajakku?" tanya Hyunee dengan waajah bercanda. "yaa aku melakukannya.... tanganku terluka, aku jatuh dijalan, dan..." wajah Yeon berubah kesal dan muram ia menghentikan kalimatnya dan mengingat kejadian yang dia alami pagi tadi.

"aku sudah bilang, kita naik bus saja dan kau keras kepala sekali. ini yang kutakutkan, apa ada luka yang lain?" Hyunee memang begitu perhatian pada sahabat semata wayangnya itu.

"tidak ada, aku hanya merasa kesal, dan aku..." Yeon juga tidak bisa melanjutkan kalimatnya, ia takut Hyunee makin khawatir dan bisa-bisa dia teriak histeris.

"dan kau kenapa?? jangan berniat menyembunyikan sesuatu dariku. aku tidak menyukainya."

"baiklah, aku terjatuh karena menabrak orang yang berdiri dijalan, aku baru tau rem sepedaku sudah tidak bberfungsi lagi, dan aku harus mengganti pakaiannya yang kotor karena terjatuh. Dan kau tau, aku menggantinya dengan uang kuliahku semester ini..." Yeon mulai menangis, hanya di depan Hyunee dia bisa seekspresif itu.

"wahhh kenapa kau harus menggantinya jika pakaiannya hanya kotor, kau bisa bayar biaya laundrynya dan kenapa kau tidak menghubungiku? "

"Hyunnn... aku takut karna dia orang kaya, awalnya aku tidak mau menggantinya, tapi dia merendahkanku" ucap Yeon sambil mengusap air matanya.

"Yasudahlah, yang penting kau baik-baik saja, nanti aku kan bantu bicara pada paman dan bibi, semua akan baik-baik saja. Kalau kau bertemu dia lain kali kau harus memberitahuku aku akan membuat perhitungan dengannya." tegas Hyunee seolah memberi perlindungan pada Yeon. Yeon pun merasa semakin tenang, dia memang bukan dari keluarga kaya, keluarganya hanya keluarga sederhana, namun tidak kekurangan juga. Keluarganya memiliki sebuah toko pernak-pernik rumah tangga kelas menengah, jadi untuk biaya kuliah tidak jadi masalah besar. Yeon hanya khawatir ayahnya tidak akan mengijinkannya lagi menggunakan sepeda kekampus.

***

Yeon, Hyunee dan seisi ruangan kaget karena suara berisik mahasiswa diluar, dan terdengar pengumuman dari pengeras suara kampus, para mahasiswa agar segera berkumpul di aula kampus. kegiatan belajar agar dihentikan sebentar.

Mereka melangkah keluar kelas, menuju aula kampus yang lumayan jauh dari ruangan mereka.

"apa aku harus menggendongmu?" tanya Hyunee sedikit serius dan khawatir.

"hehehe tidak perlu, kecuali badanmu jauh lebih besar dariku, aku akan dengan senang hati menerimanya" ucap Yeon, mereka tertawa dan berjalan santai. membiarkan mahasiswa lain berjalan duluan.

Yeon dan Hyunee memang memiliki badan yang terbilang kecil, mereka tidak terlalu tinggi namun tidak terlalu pendek, berat badan mereka proporsional walaupun makannya banyak, itulah keuntungan mereka, sama-sama gadis dari keluarga biasa, mahasiswa yang pintar dan sedikit polos.

***

Mahasiswa sudah memenuhi gedung aula kampus AXA itu, terlihat rektor dan pemilik sekaligus ketua yayasan berdiri di panggung. "semua diharap kan duduk tenang, karna akan ada pengumuman dari ketua Yayasan kita." ucap rektor sembari mempersilakan ketua yayasan untuk maju ke podium.

"Selamat siang semuanya, saya hanya akan memberikan sedikit pengumuman, bahwa saya akan memberikan tanggung jawab dan jabatan ketua dan pemimpin yayasan kepada putera saya, karna sudah seharusnya saya pensiun"

"bapak masih terlalu muda dan tampan untuk pensiunnnnn..." teriak beberapa mahasiswa.

"hahahah aku tau itu, oleh sebab itu aku ingin pensiun lebih cepat dan menikmati masa pensiun berkeliling dunia sambil mencari wanita cantik untuk menemani masa tuaku..." ucap ketua yayasan dengan nada bercanda.

"puteraku tidak kalah tampan dariku, siapa tau salah satu diantara kalian adalah jodohnya."

"kami akan senang ayah mertua..." teriak salah satu mahasiswi.

" hari ini dia berhalangan hadir karena sesuatu hal, mulai besok dia akan hadir, barsikap baik dan ramah lah padanya. sampai jumpa dan terima kasih" ucap ketua yayasan dan meninggalkan podium. semua mahasiswa bubar dan kembali ke ruangan mereka.

***

Menjelang sore Yeon dan Hyunee berjalan keluar kelas, menuju taman untuk duduk sebentar melihat para kakak semester yang tampan sebelum mereka pulang.

Banyak mahasiswa perempuan yang heboh di taman, mereka menguping pembicaraan gadis-gadis itu. Mereka mendengar bahwa, Ketua yayasan mereka yang baru sudah memiliki pacar, dan tadi sempat bertengkar di gerbang kampus.

"semoga mereka putus dan ketua yayasan jatuh cinta padaku." ucap Yeon dengan wajah berseri. "baiklah menantuku, aku akan merestuimu" balas Hyunee. Mereka tertawa bahagia dengan tingkat kehaluan mereka yang diatas rata-rata manusia pada umumnya. Mereka meninggalkan taman menuju parkiran sepeda, hari ini Yeon akan membonceng Hyunee pulang. Setibanya di gerbang sekolah, pandangan Yeon tertuju pada mobil yang terparkir tidak jauh dari gerbang dia berhenti dan menoleh ke arah Hyunee. "Hyunee, pemilik mobil ini yang kutabrak tadi pagi..."

"oh ya??, kita tunggu saja disini, aku akan memberi perhitungan padanya, tenanglah uang kuliahmu pasti akan kembali." kata Hyunee dengan penuh keyakinan. Sekerumunan orang berjalan ke arah mobil itu, ternyata mereka mahasiswa perempuan yang heboh setiap melihat lelaki tampan. Karena banyaknya mahasiswa yang mengerumuni, Yeon dan Hyunee tidak dapat menembus kerumunan itu apalagi dengan tubuh kecil mereka. Alhasil, kerumunan orang mulai sepi dan mobil yang parkir tadi telah berlalu.

Dalam benaknya Yeon bertanya "Siapa kamu...? Dimana uangku?"

Seolah mendengar suara hati Yeon, Hyunee berkata sembari menepuk bahu Yeon "Uang kuliahmu telah pergi dan menghilang Yeon."

Raut wajah mereka sedih sepanjang perjalanan pulang.

*Bersambung...

avataravatar
Next chapter