webnovel

Orang Gila

Sekarang sudah jam tiga Lili berangkat TPQ seperti biasa dan pulang pada jam empat. Lili pulang sendirian dengan menaiki sepedanya. Lili melewati jalan kecil yang biasa dia lalui setiap harinya. Dari kejauhan Lili melihat ada seseorang sedang berjalan di dekat sungai sambil membawa sesuatu di tangannya. Lili terus saja mengayuh sepedanya sampai ketika jarak orang itu dengan dirinya semakin dekat. Kemudian Lili melihat ke arah orang itu.

Deg..

Jantung Lili berdegup kencang karena terkejut dan perasaan takut.

"Apa? Orang gila." batin Lili.

Orang gila itu tersenyum ketika melihat Lili.

Kemudian Lili mengayuh sepedanya semakin cepat sampai melewati jembatan yang sempit dan tidak memiliki besi pembatas.

"Byuuur!" sebuah suara yang datangnya dari sungai.

"Arghhhh!" teriak Lili.

Lili menangis dengan keras setelah diri dan sepedanya tercebur ke dalam sungai. Suara tangisannya sampai terdengar oleh orang-orang yang tinggal disekitar sungai itu.

"Suara apa itu?" tanya Pak Mun.

"Seperti suara tangisan seseorang." kata Niki.

"Aku akan melihatnya mungkin ada sesuatu yang yang terjadi." kata Pak Mun.

"Aku ikut." kata Niki lalu mengikuti dibelakang Pak Mun.

Di sungai sudah ada beberapa orang berkumpul. Mereka mencoba mengangkat sepeda keluar dari dalam sungai. Dan orang lainnya menggendong Lili yang masih menangis sesenggukan.

"Ini kan Lili anak dari Ibu Susan." kata Niki.

"Nak, Om antarkan kamu pulang ya?" kata Pak Mun.

"Iya." jawab Lili masih menangis.

Diantarkannya Lili ke kediaman Tuan Rudi.

Tok tok tok

Pak Mun mengetuk pintu rumah Lili.

Sesaat kemudian pintu terbuka lalu keluarlah Ibu Susan.

"Lili, kamu kenapa ko basah kuyup begini?" tanya Ibu Susan.

"Lili tercebur ke sungai bu." jawab Pak Mun.

"Kenapa bisa tercebur ke sungai?" tanya Ibu Susan lagi sambil menggendong Lili.

"Tadi ada orang gila yang tersenyum sama Lili." sahut Lili.

"Jangan menangis lagi. Kamu sudah di rumah sekarang." kata Ibu Susan mengusap wajah Lili.

"Terimakasih pak sudah mengantarkan Lili. Dan maaf sudah merepotkan bapak." kata Ibu Susan kepada Pak Mun.

"Saya senang bisa membantu Lili dan saya tidak merasa direpotkan, Bu. Sekalian saya pamit." kata Pak Mun.

"Iya." jawab Ibu Susan.