webnovel

Kisah Kasih Perjodohan

Zeline seorang gadis tomboi. Dia putra dari seorang pengusaha sukses. Dia seorang rocker dan juga biker hebat. Tapi papa mamanya tidak suka. Mereka ingin agar Zeline menjadi seorang feminim. Oleh karena itu, mereka memikirkan caranya membuat seorang Zeline yang super tomboy itu menjadi seperti yang mereka inginkan. Maka muncullah ide untuk menjodohkan dia dengan seorang laki-laki. Banyak yang sudah di jodohkan dengannya dari putra sahabatnya. Namun semua berakhir sia-sia. Semua cowok-cowok itu hanya di kerjai oleh Zeline saja. Perjodohan saat ini dilakukan kembali. Kali ini, dengan seorang pemuda mapan berusia dua puluh sembilan tahun. Andara Abimana putra tunggal pemilik perusahaan perkapalan. Mampukah andara menaklukkan keliaran dari Zeline?

Meyyis · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Saling Menolak

"Dito mana?" tanya Zeline. Mereka juga mencari keberadaan Dito. Tapi memang Dito belum keluar seeprtinya dari ruangan itu. Mereka memilih untuk tidak menunggu Dito dan memesan mie ayam kesukaan. Bunyi suara ponsel milik Zeline terdengar. Wanita itu merogoh ponselnya.

"Hallo, Ma. Ada apa?" Zeline sambil mengunyah makanannya menjawab telepon dari mamanya. Mamanya dari seberang sana memutar bola matanya. Rasanya sangat bosan memberi tahu putrinya tersebut bahwa dirinya tidak boleh makan sambil bicara.

"Zeline, berapa kali mama bilang? Jangan makan sambil bicara. Pulang sekarang!" Zeline mengerutkan keningnya. Kali ini, apa yang dia perbuat sehingga mamanya itu berteriak. Zeline terlihat menggidigkan bahunya sehingga teman-temannya kebingungan.

"Kenape, Lo?" tanya Brian.

"Nyokap ngomel. Nggak tahu kesambet di mana?" Perkataan Zeline terdengar oleh mamanya di seberang sana walau sudah bicara pelan.

"Zeline! Kamu memang benar-benar, ya? Ngatain mama kesambet. Durhaka kamu. Pulang! akan ada tamu yang datang." Zeline wajahnya masam. Dia menaruh uang dua puluh ribu untuk membayar mie ayamnya diatas meja, kemudian bangkit untuk pulang.

"Eh, kemane, Lo?" tanya Mia.

"Pulang. Nyokap sudah ngamuk. Akan ada tamu sepertinya." Zelin melambaikan tangannya meninggalkan teman-temannya. Dia menuju ke sebuah tempat parkir. Dia melihat motornya yang sudah bertengger di sana. Dia kemudian setengah berlari menuju motornya. Dengan mantap dia memakai helemnya kemudian menutup kacanya. Setelah itu dengan gagah menghidupkan motornya. Dia lebih mirip laki-laki dari pada perempuan. Meskipun sangat cantik. Dia terus saja menyusuri jalanan yang sepi karena memang jalan yang dia lewati adalah jalan tembus yang tidak banyak orang tahu.

Dia sedikit penasaran dengan tamu yang akan datang. Sampai mamanya sepanik itu. Biasanya juga dia akan bergabung kalau sempat. Dengan kekuatan penuh dia menarik tuas gas sehingga kecepatannya sangat tinggi. Dia sudah sampai didepan rumahnya. Mamanya sudah menunggu di depan pagar.

"Cepat mandi. Habis itu dandan. Mama sudah memanggil salon langganan mama." Zeline mengerutkan keningnya. Bagaimana mungkin? Untuk apa? Tapi Zeline tidak berani membantah. Walau dia anak yang bandel dan badung di sekolah, tapi tidak di rumah. Dia tetap tidak berani untuk membantah perintah orang tuanya.

Zeline masuk ke dalam rumahnya. Setelah melepas sepatunya, dia meletakkan di rak sepatu. Setelah itu dia naik ke tangga untuk sampai ke kamarnya.

"Zeline, kemari!" Zeline berhenti kemudian dengan wajah masamnya mendekati papanya.

"Kok wajahnya seperti itu, kenapa, hem?" Fakhri ayah Zeline menanyai putrinya mengapa menekuk wajahnya.

"Ah, tau ah. Mama bikin moodku ancur. Kebiasaan nyuruh nyalon. Ribet deh." Fakhri menyisir anakan rambut milik putrinya itu.

"Untuk kamu juga, Sayang. Malam ini akan ada calon suamimu datang." Mata Zeline terbelalak. Dia merasa tidak terima dengan keputusan orang tuanya yang sepihak. Zeline berdiri dan tidak komentar apapun. Rahangnya terlihat mengeras.

"Zeline! Ini demi kebaikan kamu. Mama dan Papa sudah tua, Sayang." Zeline memutar bola matanya seratus delapan puluh derajad dan memutar badannya menghadap kedua orang tuanya.

"Papa tidak lelah mencarikan aku jodoh? Aku masih dua puluh satu tahun, Pa. Masih sangat muda. Aku mau kuliah, mau ngeband. Kalian nggak asik." Fatin menaiki anakan tangga itu dengan berlari.

"Pokoknya kamu harus mau. Lelaki itu sangat baik untukmu." Fatin berhenti.

"Baik untuk kalian!" Fatin berlari menuju kamarnya kemudian menggebrak pintu kamarnya, sehingga kedua orang tuanya kaget mendengarnya.

"Pa, bagaimana ini?" tanya Kirana. Dia sangat khawatir kalau anaknya berulah lagi. Fatin sendiri di dalam kamarnya sudah nerencanakan sesuatu untuk kabura malam ini.

"Jangan khawatir. Kali ini papa yakin dia pasti akan nurut. Papa punya jurus jitu. Mama tenang saja." Kirana mengangguk. Sedangkan Zeline sendiri di dalam kamar mondar-mandir tidak karuan. Dia sudah merencanakan akan kabur malam ini. Dia menejentik-jentikkan jarinya di pelipis.

"Sayang, Mama masuk, ya?" Kirana masuk ke dalam kamar putri tercintanya. Zeline pura-pura merajuk. Dia memutar bola matanya kemudian menghadap memunggungi mamanya.

"Sayang, ini demi kebaikan kamu. Mama sudah tua. Sebentar lagi papa bahkan pensiun. Kamu tega, papa kerja terus? Mau, ya? Baiklah seperti ini saja. Kamu bertemu aja dulu. Kalau kamu tidak suka, baru bilang tidak suka." Zeline memiliki sedikit cahaya. Tapi, tetap saja. Jika tetap ketemu juga akan berbahaya kalau lelakinya suka. Akan tambah menyeramkan. Lelaki suka main paksa.

"Bener ya, Ma?" Maka Zeline bangkit kemudian tersenyum. Dia mandi seperti instruksi mamanya. Setelah itu, tidak lama kemudian datanglah orang salon untuk mendandani dirinya. Kirana keluar untuk dandan dan memeriksa menu yang disiapkan oleh pelayannya. Zeline menurut saja, ketika keluar dari kamar mandi ada tukang salon yang mendandaninya.

Pertama, mereka menyuruh Zeline untuk tidur dan memeijit seluruh tubuh wanita itu. Zeline merasa sangat keenakan sehingga dia sampai tertidur pulas. Dua jam mereka melakukan spa pada tubuh wanita cantik yang brandalan itu.

"Nona," panggil seorang pesalon.

"Iya, aku ketiduran." Zeline nyengir. Zeline disuruh berendam di bathubnya. Sudah tersedia air hangat dan juga beberapa wewangian aromatherapi. Cukup sepuluh menit dia berendam. Setelah itu berbilas. Zeline sudah dipersiapkan baju yang feminim. Dia memutar bola matanya malas. Dia mengangkat gaun itu dan meletakkannya kembali.

"Tidak ada baju lain?" tanya Zeline.

"Tidak ada, Nona. Itu yang dipesan mama anda." Zeline tidak menjawab dan masuk ke kamar mandi untuk ganti baju. Setelah itu, dia duduk kembali untuk di rias. Agak lama dia dirias. Dia sampai bosan karena saking lamanya. Saat manggung saja dia tidak akan dandan serumit ini. setelah selesai, sang perias keluar dari kamar Zelina.

"Nyonya, saya permisi." Wanita itu permisi untuk kembali karena tugasnya sudah selesai.

"Sayang, boleh mama masuk?" tanya Kirana.

"Iya, Ma." Kirana masuk dan terbelalk melihat putrinya sangat cantik.

"Ma, boleh tidak aku pakai jeans saja?" tanya Zeline. Kirana menggelengkan kepalanya.

"Cepat turun mama akan menunggumu."

Sementara itu, di rumahnya sang laki-laki juga terjadi penolakan. Sang lelaki yang baru pulang kerja dihentikan oleh papanya untuk duduk dan ikut ke rumah orang tua wanitanya yang akan dijodohkan dengannya.

"Abi, duduk, Nak." Angkasa memanggil putranya yang baru pulang kerja.

"Ada apa, Pa. Abi capek mau istirahat." Abi dengan malas duduk di sofa. Dia menarik dasinya yang terasa mencekik lehernya.

"Mandi habis itu ikut papa ke rumah teman papa. Aku kenalkan sama seseorang." Abi memutar bola matanya sangat malas. Dia tidak mau dijodohkan. Dia sudah tahu arah pembicaraan ini pasti berakhir pada perjodohan. Sunggug memuakkan.

"Pa, aku bisa cari istriku sendiri. Jangan pernah menjodohkan lagi. Papa sama mama kuno."

"Siapa? Kau masih ingin menanti seorang Anggi! Dia jalang yang hanya uangmu yang dia incar." Abi memutar bola matanya lelah. Andra Abimana hanya mau dipanggil Abi dirumah. Kalau diluar, dia dipanggil Andra.

Seprtinya Andra belum tahu siapa yang mau dijodohkan sama dia ya, Gaes.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Meyyiscreators' thoughts