1 1. CERITA BAWAH LAUT

Alkisah di sebuah kerajaan bawah laut, terlihat masyarakat bawah laut tengah dihebohkan dengan hadirnya bayi perempuan yang baru saja lahir, bayi kecil itu dinamakan Amanda. Bayi yang merupakan keturunan pertama dari Raja dan Ratu Mermaid yang kelak saat dewasa nanti akan dinobatkan sebagai Putri Kerajaan Mermaid. Akan tetapi, di saat kelahiran bayi mermaid tersebut, Amara si perempuan licik berlengan gurita itu tak senang. Ia datang mengusik semua masyarakat bawah laut, hendak merebut kekuasaan kerajaan Mermaid serta membunuh seluruh masyarakat mermaid. Kedatangannya membuat semua mermaid gempar dan langsung bersembunyi menyelinap di balik karang-karang laut, berusaha menyelamatkan diri mereka.

Amara melihat sang Ratu tengah menggendong bayinya. Ia pun hendak mendekati. Ratu yang saat itu masih dalam keadaan lemah, hanya bisa memohon pada Amara.

"Tolong jangan bunuh bayi ini," mohon Ratu.

Amara tertawa. "Bunuh anak kamu? Hahahaha. Saya tidak akan bunuh anak kamu kok." ujarnya, lalu lanjut berkata, "tapi kamu yang akan saya bunuh!!!" Dengan sigap Amara mengarahkan tongkat sihirnya ke Ratu, sangat tepat sasarannya.

Saat itu juga, Ratu pun tewas dalam keadaan masih menggendong bayinya. Amanda mendadak menangis kala itu, seakan ia tahu bahwa ibunya tlah tiada.

"Hahahhhahahahaha." Amara tertawa jahat, membuat seluruh ruangan menjadi menakutkan.

Amara melirik ke sekeliling, mencari target selanjutnya. Para mermaid yang sedari tadi bersembunyi di balik karang besar, hanya bisa terkejut melihat Ratu dibunuh olehnya. Mereka pun semakin dibuat ketakutan. Tak ada satupun yang berani melawan.

Tiba-tiba, sang Raja datang dengan gagah perkasa tanpa rasa takut. Bahkan ia menghampiri Amara dengan tangan kosong.

Amara yang menyadari kedatangannya langsung menoleh. "Ada apa? Kamu ingin saya bunuh juga seperti istri kamu itu?" tanya Amara menunjuk Ratu dengan dagu.

Raja melirik istrinya yang sudah terkapar. Wajahnya tersirat rasa marah.

Ia menghadap Amara lalu berkata dengan lantang. "Amara!! Kalau kamu ingin merebut kekuasaan kerajaan ini, bukan seperti ini caranya!!" ucapnya dengan gusar.

"Lalu kalau bukan seperti ini, seperti apa dong?" tanya Amara dengan nada mengejek.

Merasa kemarahannya sudah di puncak, Raja segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang Amara. Sayangnya, Amara lebih cepat menyerang Raja sehingga Raja terpelanting.

Amara berdecak. "Ck-ck-ck-ck.. Ini yang namanya Raja para Mermaid? Tapi kok Raja Mermaid tenaganya hanya segitu?" ledek Amara dengan sedikit terkekeh.

"Hmmm.. Sepertinya kamu lebih baik mundur saja dari kerajaan mermaid, karna di sini akulah yang pantas menjadi Ratu Mermaid sekaligus penguasa lautan ini. Hahahhahaha." ucap Amara berlagak sombong.

"Tidak! Kamu jangan pernah mimpi dan berharap akan menguasai kerajaan ini! Mermaid jahat seperti kamu tidak pantas menjadi seorang pemimpin!" gertak Raja.

"Apa? Tidak pantas? Kamu meremehkan kemampuan saya ya?" tanya Amara.

"Oke. Kalau memang kamu yang pantas menjadi pemimpin, dan saya tidak pantas jadi pemimpin kerajaan ini, maka saya akan menantang kamu untuk melawan saya! Kita akan buktikan siapa sebenarnya pemimpin terkuat! Bagaimana?" tantang Amara.

Raja berpikir sejenak, kemudian ia menerima tantangan tersebut. "Baik, saya tidak takut. Saya terima tantangan kamu!" ucap Raja.

"Hahahaha, bagus!" ucap Amara.

"Tapi ada syaratnya." ucap Raja yang membuat Amara mengeryitkan dahi.

"Syarat?"

"Ya! Kalau kamu kalah, kamu harus pergi dari sini. Dan jika kamu menang, kamu boleh menguasai lautan dan kerajaan ini." kata Raja, "tapi izinkan saya tetap menjadi Raja para mermaid." lanjutnya.

Amara terdiam. Ia tampak berpikir dua kali. Kemudia dia menyetujui persyaratan tersebut. "Oke, tapi ada satu syarat lagi," ucap Amara.

"Apa itu?"

"Kalau kamu tetap jadi Raja Mermaid, maka saat bayi itu sudah besar, ia tidak boleh menjadi Putri Kerajaan Mermaid!" ucap Amara sembari mengarahkan telunjuknya ke Amanda yang masih menangis kencang.

"Bagaimana?" tanya Amara menaikkan sebelah alisnya, menunggu kesepakatan dari musuhnya itu.

Raja melirik Amanda, bayi kecilnya yang baru saja lahir ke dunia namun sudah harus kehilangan sosok ibunya itu. Ia pun berpikir agak lama. Melihat rakyatnya sudah ketar-ketir dan ketakutan, Raja pun terpaksa menerima syarat Amara.

"Oke, saya terima." ucap Raja dengan tegas.

Mereka berdua pun kembali bertarung dengan sengit. Namun lagi-lagi, Raja harus menerima kekalahan karna sihirnya tak sekuat sihir milik Amara. Amara pun tertawa puas, kini Amara telah berhasil merampas kerajaan mermaid dari tangan Raja.

Dan kini, saatnya ia menguasai seluruh lautan dengan bebas, tanpa ada yang melarang atau menghalanginya dalam mengatur kerajaan yang ia inginkan.

****

BUGH! (suara buku tebal yang ditutup kasar)

"Cuma segitu doang ceritanya?" tanya seorang cowok berbadan tegap.

Perempuan yang baru saja berdongeng itu berdecak kesal. "Ck, nyebelin banget sih."

Ia langsung beranjak dari duduknya, hendak mengambil air minum dari dispenser dengan wajah masam.

"Loh? Kenapa? Kok malah masam gitu mukanya?" tanya si cowok yang heran melihat cewek itu sedang merajuk.

Cewek itu meneguk air minumnya, lalu kembali duduk di dekat si cowok sambil berkata, "Elu tu gue udah ceritain panjang lebar sampe tenggorokan gue kering gini, lo cuma ngerespon kayak gitu? Dan gak dengerin cerita gue? Nyebelin banget sih!" ucapnya dongkol.

"Hahahaha, abisnya sih apa-apa mermaid, apa-apa mermaid. Apa sih yang istimewanya dari mermaid? Manusia ikan jelek gitu diidolain."

"Ihhh lo yaa.. Nyebelin banget jadi adik!" ucap si cewek menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Cowok yang merupakan adiknya itu hanya terkekeh. Memang sudah menjadi kebiasaan dirinya mengganggui kakak perempuannya itu setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, ya bisa dibilang hampir setiap waktu ia mengganggu sang kakak.

"Emang apa salahnya kalau gue suka mermaid? Toh mermaid itu beneran ada."

"Beneran ada? Mana? Mana? Gak ada tuh.. Itu semua dongeng! Khayalan! Suka sih boleh suka, tapi jangan percaya sampe segitunya juga dong."

"Ihh, awas ya lo Ngga! Gue bakal buktiin kalau mermaid itu beneran ada! Gue bakal bikin penelitian gue tentang mermaid. Dan kalau gue berhasil nemuin mermaid, gue bakal dipuji sekampus dan seluruh masyarakat di sini, karna udah berhasil melakukan penelitian yang selama ini orang-orang anggap gue halu. Dan juga, elo bakal gue usir dari rumah ini. Ngerti!" kecam sang kakak dengan matanya yang memelotot.

"Hahahah, coba aja kalau bisa. Mau dicari sampai kapan pun juga gak bakal ada. Hahahaha." tawa si adik.

"Lagian kalau sampai lo gak berhasil ngebuktiin, elo malah makin dibully dan lo akan selamanya dianggap manusia terhalu sedunia tau gak hahaha.." sambungnya.

"Ihhhhhh Angggaaaaaa!!!"

Mendengar kegaduhan di ruang tamu, ibunda mereka yang sedang santainya duduk di halaman depan rumah langsung bergegas menghampiri anak-anaknya yang sedang bertengkar.

"Aduhh apaan sih kalian ini, selaluuuuu aja ribut."

"Gimana gak ribut mih, ini nih Angganya nyebelin banget!"

"Nyebelin kenapa sih?"

Sang ibu melihat anak lelakinya lalu menegur. "Angga, kamu tu gak habis-habisnya selalu gangguin kakak kamu." tegurnya.

"Bukan gangguin mih.. Abisnya lucu aja sih dengar kata Kak Becca. Hahaha.." jawab Angga sambil tertawa.

"Emang apa?"

"Jadi gini mih, katanya Kak Becca itu mau nyari mermaid." ucap Angga sambil melirik Becca yang tengah cemberut.

"Nyari mermaid?" tanya Maminya, yang membuat ia melipat dahi.

"Iya mih.. Mermaid, putri duyung." seru Becca sumringah menatap maminya.

Mami terdiam sejenak, mencerna maksud kedua anaknya itu. Sesaat kemudian, ia mengerti dan tertawa terbahak-bahak.

"Hahahhahahah.... Mau nyari mermaid atau nyari dugong?"

Sontak, Becca langsung menyipitkan matanya dengan wajah datar karna sebal sekaligus menahan sabar. Sedangkan Angga mencoba menahan tawa. Akan tetapi, beberapa menit kemudian ia tak tahan, tawanya kembali meledak, membuat Becca kembali merengutkan bibirnya.

"Ck, kalian nyebelin banget," ucap Becca.

"Hahahaha Becca.. Becca.. Kamu ini ya yang gak penting dikerjain, yang penting gak dikerjain. Mau nyari di mana? Sampe kapanpun tu ekor mermaid kagak akan muncul dimari. Itu cuma khayalan! Tahayul. Itu hanya mentos. Eh? Mitos," ucap Mami.

"Udah, udah.. jangan mudah percaya ah sama gituan. Hahaha" ucap Mami lalu beralih pergi meninggalkan kedua anaknya di dalam.

"Tuh denger," ucap Angga menyusul maminya ke teras depan rumah.

Becca menatap kepergian adik laki-lakinya dengan kesal. "Awas aja ya, gue pasti bisa kok nemuin mermaid walaupun cuma satu. Liat aja nanti," batin Becca.

avataravatar
Next chapter