webnovel

33

Ayla begitu histeris saat terbangun dari tidurnya. Rizky juga Satyo yang sedang berbincang dibawahpun merasa terkejut mendengar suara teriakan Ayla.

"Ayla .." seru keduanya.

Mereka secara bersamaan berlari menaiki tangga menghampiri Ayla yang sedang beristirahat didalam kamarnya.

"Nggak, ibu !! Maafin Ayla.." teriaknya dalam tangis.

"Hiks,, hiks .. maafin Ayla bu, maaf .." tangisnya histeris.

Rizky yang sampai lebih dulu segera membuka paksa pintu kamar. Melihat Ayla yang sedang ketakutan, Rizky kemudian berlari mendekap tubuh kekasihnya itu.

"Hussstt, sayang tenanglah. ."

"Takut, aku takut .." tangisnya mencengkeram baju Rizky dengan kuat.

"Nggak usah takut, ada aku disini sama kamu. Ada kak Satyo juga papi yang jagain kamu yank.." membelai punggung Ayla.

"Tenanglah dek.." membelai puncak kepala Ayla.

"Lihat lah ada kak Satyo juga yang menjagamu .." seru Rizky.

Rizky melonggarkan pelukannya, membiarkan Ayla melihat kehadiran serta kekhawatiran kakaknya itu.

Betapa sakit hari Satyo melihat adik kesayangannya kini sangat ketakutan. Ia merasa gagal untuk menjaga adiknya, ia merasa sudah gagal sebagai kakak untuk Ayla.

"Maafin kakak ya yang nggak bisa jagain kamu.." seru Satyo menangis sambil membelai kepala Ayla.

"Bukan salah kaka, ini salahku yang terlalu bodoh.." balas Ayla yang juga menangis.

Satyo yang sudah tak tahan segera membawa adiknya dalam dekapannya. Rasa sayang tulus Satyo begitu besar pada Ayla, walaupun tak ada ikatan darah diantara keduanya.

"Kakak jangan menangis lagi, maafin Ayla.."

"Berjanjilah satu hal sama kaka,"

"Apa .."

"Mulai saat ini jika kamu merasa kesulitan atau apapun itu, tolong .. tolong kasih tau kaka atau kamu kasih tau Rizky. Biarkan kami menjagamu dek .."

"Hm, aku janji.."

Rizky begitu terharu melihat persaudaraan keduanya walaupun tanpa ikatan darah sekalipun. Rizky juga dapat merasakan bagaimana tulusnya Satyo juga Burhan menyayangi Ayla.

*

Diruangannya, Burhan sudah mengantongi nama orang yang telah berani menyerang Satyo juga Rizky. Dan kini Burhan tengah bersiap untuk menemuinya.

"Kita lihat, seberapa berani kamu melawan saya !!" Gumam Burhan.

Burhan bersama beberapa anak buahnya meninggalkan rumah tanpa berpamitan dengan Rizky maupun Satyo. Ia hanya pergi secara diam-diam agar keduanya tak tahu dan ta ikut campur.

Dan sesampainya dirumah sakit, Burhan segera melangkah menuju kamar vvip kelas utama dirumah sakit tersebut.

"Dimana kamarnya, " tanya Burhan dingin.

"Satu belokan lagi tuan, nanti di kamar 127.. " kata anak buahnya.

Burhan dengan langkah lebarnya berjalan menuju kamar Widuri. Namun Burhan sedikit terkejut saat melihat beberapa laki-laki juga tengah berjaga di depan kamar Widuri.

"Bereskan mereka tanpa suara .." titah Burhan pada anak buahnya.

Tak butuh waktu lama bagi anak buah Burhan membereskan anak buah Santoso. Dengan beraninya Burhan membuka kasar pintu kamar rawat Widuri hingga membuat Santoso yang sedang berjaga menjadi terkejut.

"Siapa anda !!" Bentak Santoso menunjuk Burhan.

"Siapa saya ??" Balik tanya Burhan yang memilih duduk disofa.

"Kalian apakan anak buah saya !!"

"Tidak sulit membereskan tikus-tikus tak berguna," ledek Burhan membuat amarah Santoso meledak.

"Kamu -

Saat Santoso hendak maju menghampiri Burhan, anak buah Burhan segera menghadang Santoso.

"Lepaskan saya!!" Berontaknya.

"Jangan pernah bermain-main dengan saya !!" Geram Burhan menunjuk Santoso.

"Saya tidak melakukan apapun, apalagi saya tidak mengenal anda sama sekali !" Bentak Santoso.

"Anda memang tidak mengenal saya, tapi anda sudah berani melukai anak-anak saya!!" Teriak Burhan murka.

"Anak-anak apa .?? Siapa anak-

Santoso menghentikan ucapannya, ia teringat akan Rizky juga Satyo yang baru-baru ini diserangnya.

"Kenapa?? Sudah ingat dengan kedua anak saya yang kamu serang secara diam-diam seperti pengecut??"

"Jadi mereka anak anda! Anak sama bapak nggak jauh beda.. "

"Tentu saja, karena mereka anak saya. Anak yang hebat tentu saja papanya juga hebat.." bangganya Burhan.

"Menjijikan !!"

"Saya kemari hanya ingin memberitahu anda untuk jangan berani menyerang keluarga saya lagi, atau anda akan tau akibatnya !!" Ancam Burhan.

"Anak anda sudah berani membuat anak saya celaka!! Lihatlah kondisi anak saya!!"

"Jangan menyalahkan anak-anak saya!! Kalau mau salahkan saja menantumu itu!! Menantu brengsekmu!!"

"Apa maksud anda!!"

"Cari tahulah apa yang sudah menantumu itu lakukan, hal buruk apa yang sampai membuat anakmu tak bisa bangun itu..!!"

"Keterlaluan!! Teriak Santoso.

"Lepaskan dia, kita pergi!!" Ajak Burhan.

Dengan penuh wibawa Burhan keluar diikuti oleh para anak buahnya. Sedangkan Santoso, dia terduduk lemas mengetahui kebenarannya.

Santoso yang masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Burhan segera menghubungi anak buahnya yang ada di perusahaan. Ia meminta semua rekaman cctv kantor, termasuk cctv dalam ruangan.

Tak lama Santoso menerima telpon dari anak buahnya, ia mengatakan pada Santoso jika semua rekaman cctv tentang Aren sudah ia kirim ke emailnya.

Betapa terkejutnya Santoso saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat bagaimana kurang ajarnya Aren saat melecehkan Ayla diperusahaan. Tak hanya itu, bahkan putri semata wayangnya juga ikut andil dalam menganiaya Ayla karena kecemburuan dan tipuan dari Aren.

"Laki-laki brengsek!! Berani sekali mempengaruhi anakku!!" Geramnya.

Mata Santoso begitu berkaca-kaca saat melihat bagaimana kejamnya perbuatan Widuri pada Ayla. Dengan sadarnya ia mendorong tubuh Ayla dari tangga, bahkan ia juga menghalangi saat Ayla akan dibawa kerumah sakit.

"Nak, kenapa kamu sekejam ini .." tangis Santoso.

"Kejam sekali kamu nak dengan wanita lemah ini, dia yang diperlakukan tak layak oleh suamimu tapi kamu malah melukai dia .." sesal Santoso mengingat apa yang diperbuatnya pada Satyo juga Rizky.

Burhan meminta anak buahnya untuk mencari alamat Ayla juga mempersiapkan tiket penerbangannya dengan Widuri serta cucunya.

"Kita akan tinggalkan semuanya nak , kita akan hidup bersama bertiga dengan bahagia.." membai kepala putrinya.

"Tunggulah disini, ada yang harus papa selesaikan sebelum kita pergi.. "

Santoso berjalan menghampiri Aren, beberapa anak buahnya yang menjaga Aren segera memberi salam saat melihat kedatangannya.

"Dimana dia!!"

"Ada didalam tuan, "

"Bagus, jangan biarkan siapapun masuk !"

"Baik tuan".

Betapa Aren terkejut saat melihat kedatangan Santoso kekamarnya.

"Papah.."

Bugh..

Santoso segera memberi tinjuan pada perut Aren hingga membuat Aren tersungkur kesakitan.

"Apa papa gila! Pah, aku lagi sakit.." protesnya.

"Bahkan saya sekarang menginginkan kematianmu!!"

"Maksud papa apa!!"

"Ayah macam apa yang sanggup melecehkan putri kandungnya sendiri. Bahkan kini saya takut membayangkan cucu semata wayangku hidup denganmu!!"

"Ini salah paham, pasti ada yang memfitnahku pah, "

Plak..

Santoso yang geram dengan alasan Aren segera memberi tamparan keras pada pipinya. Aren begitu marah saat Santoso kembali menyerangnya.

"Papah!!" Bentak Aren.

"Jangan memanggilku papa!!" Balas teriak Burhan.

"Saya begitu jijik mendengar laki-laki bejat sepertimu memanggilku papa!!" Lanjut Santoso.

Aren begitu ketakutan saat melihat sorot mata Santoso yang terbakar api kemarahan. Tak ingin membuat masalah dengan Santoso, Aren segera meminta ampun.

"Ampun pah, maafin Aren.." memeluk kaki Santoso dengan erat.

Next chapter