1 Kehilangan

"semuanya cepat lakukan evakuasi warga, kita masih tidak tau apa tujuan musuh" ucap bramana dengan lantang sambil menunjuk arah bukit.

"siap kapten" ucap seluruh peleton yang dipimpinnya.

Ya sedang terjadi sebuah kekacauan yang sangat besar di kerajaan Baraska, Bramana yang seorang kapten yang cukup berpengalaman kualahan dengan apa yang sedang Kerajaan Baraska alami.

"Evakuasi semua penduduk keatas bukit Jangkabuana" Teriak Bramana kepada seluruh seluruh peletonnya

"siap Kapten!" sekali lagi jawab seluruh pasukanya.

Para tentara dengan sigap langsung menyasak seluruh rumah warga dan mencoba menggendong para lansia, orang sakit dengan sigap dan cekatan mempercepat jalannya Evakuasi.

Bramana yang masih menjaga digarda depan dan mengupayakan pertahanan untuk memperlambat pergerakan lawan agar para warga dapat dievakuasi dengan cepat, setelah salah satu prajurit turun dari arah bukit dan memberi tahu bahwa diatas juga terjadi pertempuran. Mendengar itu Bramana langsung berlari kearah bukit dan menugaskan sahabatnya Roger untuk menjaga garda depan, dia sedikit khawatir karena disana dari tadi ada orang yang sangat iya cintai yaitu Riris yang bersiap menunggu warga, Riris adalah seorang dokter dia ditugaskan didaerah pengungsian untuk merawat para warga yang dievakuasi dan memberikan pengobatan kepada seluruh pasukan Baraska, tapi tanpa disangka disana juga menjadi sasaran para musuh yang entah dari mana datangnya. Bramana yang berlari dengan seluruh kekuatannya, tapi Bramana sudah terlambat di sana sudah hancur bahkan hampir semua orang tidak tertolong tapi untungnya para warga yang sedang di evakuasi belum sampai, tapi sangat disayangkan para relawan yang ada disana hampir tidak tertolong, dia mencoba untuk mencari kekasihnya Riris tapi tidak kunjung menemukanya. Bramana sebenarnya sangat kebingungan karena yang mereka lawan bukanlah kerajaan lain melainkan pasukan tulang berjirah yang entah darimana datangnya.

Bramana melihat sekilas ada portal yang terbuka dan menyebabkan semua pasukan- pasukan tengkorak itu keluar, tapi setelah sekilas dia melihat Portal itu, tiba-tiba portal itu menututup dengan sendirinya dan mengeluarkan Prajurit tengkorak terakhir. Dia tidak melihat tanda-tanda ada pemimpin tengkorak disana, dia mencoba untuk mengalahkan semua Pasukan Tengkorak yang ada disana. serangan demi serangan dia hunuskan kepada tengkorak-tengkorak itu tapi ada beberapa tengkorak yang memakai baju jirah lengkap layaknya seorang prajurit kerajaan, mereka memiliki pertahana yang cukup keras. mereka memiliki kemampuan menyambungkan lagi tubuhnya yang sudah patah, bahkan yang sudah jatuh ketanahpun mereka bisa mengambil dan menyatukannya kembali. Ketika Bramana melihat itu bahwa para tengkorak itu memiliki kekuatan yang cukup mengerikan. dia mencoba mengubah pola serangannya, setelah dia berfikir pasti tengkorak-tengkorak itu memiliki kelemahan, dia mencoba mencari sedikit celah dan ternyata dia melihat bahwa dikepala mereka seperti mengeluarkan Kristal yang mengeluarkan aura kehitaman. Dengan seketika dia mengedepankan pedangnya dan menutup matanya.

"beyond" Bramana mengucapkannya dengan lirih dan tenang.

seketika tubuhnya langsung mengeluarkan aura hitam. Jurus ini digunakan Bramana untuk melampaui batas manusianya dan dengan jurus ini semua indra, pergerakan dan kekuatan Bramana meningkat pesat

"jangan halangi jalanku!, sampah! " sambil menebas para tengkorak-tengkorak itu dengan penuh amarah, hingga membuat para tengkorak itu hancur lebur dan para tengkorak berjirahpun tidak bisa menyatu kembali dan tidak hidup kembali. yak karena Bramana sudah mengetahui kelemahan mereka dan dengan memecahkan semua permata hitam yang ada dikepala mereka dan itu menyebabkan para tengkorak berjirah hanya menjadi tengkorak biasa yang tidak memiliki kekuatan special apapaun.

Setelah semua musuh di bukit jangkabuana habis dia mencoba melihat-lihat sisa tengkorak itu, hendak memegangnya semua tengkorak itu menghilang seperti terbakar oleh api hitam dan tidak ada bekas apapun, seketika tempat itu seperti tidak terjadi apa-apa, tapi meninggalkan kerusakana. Setelah berusaha sangat keras dia teringat akan tujuanya sebelumnya dan dia langsung mencari Riris, tapi na'as Riris sudah Kritis karena diserang oleh Para tengkorak-tengkorak tadi. Bramana berlari kearah Riris

"Riris!" ucapnya sambil memeluk erat tubuh Riris yang sudah tak kuasa melakukan apapun

"jangan menangis, masih banyak orang yang harus kamu selamatkan" Ternyata Riris masih dapat berbicara walaupun sangat lirih dan sambil memegang pipi Bramana.

Setelah mendengar ucapanya hendak membalas ucapanya Riris ternyata sudah tiada, tangan yang tadi memegangi pipi Bramana seketika langsung jatuh ketanah dan itu adalah kata-kata terakhirnya. Bramana yang terkejut melihat itu dia langsung menundukkan kepalanya dia menangis memeluk erat tubuh Riris yang sudah lemas tak bernyawa "aaaaaaahhhhhhkkkkkkkkkkk!" Braman berteriak sangat keras sambil matanya berlinang airmata yang sangat banyak

Bramana yang masih bersedih dan masih menangis sambil melihat kepergian Riris dia masih tidak menyangka semua itu akan terjadi.

Sambil teringat keinginana Riris yang sebenarnya bahwa dua minggu lagi adalah hari pernikahan mereka berdua dan Bramana sudah mempersiapkan semuanya dan menyiapkan apapun yang diperlukan untuk Riris tapi takdir mengatakan hal yang berbeda Riris lebih dulu berpulang dan meninggalkan Bramana.

"kamu ingat janjimu kepadaku dulu Ris? kau akan menemaku hingga jenggotku tumbuh panjang dan memutih" sambil berderas air mata dan memgangi tangan Riris yang sudah tak memiliki daya sama sekali

"ingatkan, ingatkan janji itu? tapi kenapa?" sambil terus menerus mengeluarkan air mata, tiba-tiba terdengar suara entah dari mana

"jangan bersedih Kapten, aku akan selalu bersamamu, aku akan selalu berada disampingmu" terlihat wujud Riris yang memakai baju putih, itu semua terlihat seperti Jiwa Riris yang hendak kealam baka. Lalu bayangan jiwa Riris itu memegang kedua pipi Bramana

"aku akan selalu mencintaumu dan selalu melihatmu" sambil mencium kening Bramana. Bramana yang terdiam tak kuasa berkata melihat bayangan jiwa Riris didepannya. Bramana kembali menangis dan hendak menyampaikan sesuatu tapi bayangan Riris sudah pergi jauh keatas, alih-alih hendak merajuknya tapi tidak akan pernah bisa karena mereka sudah berada dialam yang berbeda.

Bramana yang tadi berusaha terus menerus merajuknya berhenti melakukan hal yang sia-sia itu, karena dia tersadar bahwa semua itu tidak akan mungkin lalu dia menggenggam tangan kanannya dengan tangan kirinya dan menaruh genggaman tanganya didadanya. Bramana lalu mencoba menegarkan diri dan sambil tak kuasa melihat tubuh Riris dia lalu menggendongnya dan menaruh tubuh itu dipohon, dia menaruh Riris layaknya sedang duduk lalu dia mengambil gelang yang ada dipergelengan tangan Riris. gelang biru itu adalah pemberian Bramana saat dia ke acara pasar malam di kerajaan Baraska dan dia memenangkan sebuah permaian dan hadiahnya adalah gelang itu. Gelang itu adalah bukti janji mereka berdua, untuk selalu bersama.

Dia lalu berjalan kearah pinggiran bukit dan melihat kearah langit lalu dia menggenggam erat gelang itu didadanya, lalu terdengar teriakan

"semuanya cepat kita hampir sampai di tempat evakuasi " teriak Gerald si kapten palu kepada peletonnya dan para warga.

tapi melihat kenyataanya disana melihat banyak sekali yang terluka dan terlihat tubuh Riris yang sudah tak bernyawa dipinggir pohon, Gerald langsung terkejut.

"semuanya bantu yang masih selamat dan kumpulkan yang sudah meninggal " teriak Gerald kepada seluruh orang dibelakangnya.

sambil menundukkan kepala dan merasa dia bersalah akan kematian Riris, karena dia tahu hubungan mereka karena Gerald adalah salah satu sahabat dekat Bramana. Dia berjalan kedekat tubuh Riris

"aku minta maaf Ris, gara-gara keegoisanku aku tidak bisa menyelamatkanmu" sambil memegangi tubuh Riris dan lalu dia berdoa akan Kematian Riris. Dia berjalan kearah Bramana

"Kapten, aku minta maaf karena-"

"tidak, itu bukan salahmu. Ini salahku karena aku lupa akan janjiku yang akan selalu berada disampingnya, karena kesombongaku inilah, semua ini terjadi " sambil menangis dan tersenyum dia melihat kearah Gerald

"tapi" ucap Gerald yang mencoba merajuk Bramana

"enggak, sudah jangan dipikirkan. Jangan sedih terus nanti Riris malah sedih" sambil mengeluarkan air mata dan memegangi erat gelang biru kesayangan Riris.

Sambil memejamkan matanya dia mengingat masalalunya, ya masalalu saat pertama kali Riris kehilangan gelang birunya, Riris menangis menjadi-jadi gara-gara kehilangan gelangnya, tapi hendak memberitahu Bramana, tiba-tiba gelang itu ada ditangan Bramana

"mangkanya besok-besok hati-hati" sambil mencubit pipi Riris

"ih kan ngak sengaja" sambil memalingkan tubuhnya dan wajahnya

"tapi, makasih ya" sambil tersenyum malu dan menggenggam erat kedua tangan dibelakang tubuhnya

"iya" sambil mengelus-ngelus kepala Riris.

Bramana yang teringat masalalu itu dia lantas tersenyum dan menoleh kebelakang melihat Gerald yang masih merasa bersalah, Bramana berjalan Kearah Gerald

"sudah tidak apa-apa, mari kita bantu yang dikota mereka pasti kewalahan" sambil tersenyum dan memegangi pundak Gerald

"baiklah, aku mengerti" sambil menganggukkan kepalanya, dan mereka berduapun berdiri lalu berlari kearah Kota.

Setelah sampai ketempat Roger, mereka berdua mencoba menanyai keadaanya "bagaiamana ?"

"sebenarnya tengkorak itu tidak banyak, tetapi mereka tidak bisa mati kalau hanya ditebas dengan pedang biasah" Roger dengan muka pucat dan kewalahan mencoba memberitahu apa yang dia rasakan, Roger memberi tahu itu sambil terengah-engah.

Bramana menambakan bahwa Tengkorak yang memakai jirah memiliki kelemahan yaitu dikepalanya seperti ada permata hitam dan itu harus dihancurkan. Bramana menancapkan pedangnya ketanah, dia langsung menyayat ibu jarinya dengan pedang dan mencoba membuat lingkaran dan menaruh tangannya di tengah lingkaran itu, seketika langsung keluar sebuah lambang sihir berwarna merah dan lingkaran itu mencoba dia masukkan kedalam pedang. Pedang itu mengeluarkan api dan terbukalah pedang sihir, itulah kekuatan asli Bramana dan dia sambil mengeluarkan semua amarahnya dia menghancurkan satu persatu tengkorak yang membuat semua peleton yang ada disekitarnya tercengang, mereka semua tidak menyangka bahwa kekuatan kapten mereka sehebat itu. Ketika sudah banyak menghancurkan lawanya sambil stamina yang kian mengurang dia seketika teringat Riris dia langsung mengeluarkan api yang selanjutnya yaitu api biru, dengan api biru dia bisa melakukan pergerakan yang sangat cepat, dan sekali lagi itu semua melihat orang disekitarnya terkagum melihat itu, sampai Gerald dan Roger hanya melihat saja mereka berdua tau akan kekuatan Bramana. Gerald yang memiliki kekuatan sihir tanah dia juga membangkitkan kekuatan palu sucinya dia merapalakan sihir agar palunya dapat mengeluarkan kekuatan pertahanan yang kuat, bahkan pertahanan sihirnya tidak bisa ditembus oleh siapapun bahkan mahluk apapun dan Roger juga melakukan hal yang sama dia adalah pengguna pedang besar jadi dia mengeluarkan seluruh kekuatan pedangnya dan dengan itu dia memiliki serangan yang kuat dan dapat menghancurkan apapun yang ada didepannya, mereka bertiga adalah kombinasi yang sempurna, Bramana dengan kecepatanya, Roger dengan kekuatan penghancurnya dan Gerald dengan pertahanannya yang kokoh, mereka bertigalah kunci setiap kemenangan kerajaan Baraska.

Ketika mereka bertiga sedang melakukan kombinasi dan pasukan musuh yang sudah mulai berkurang, Bramana yang tersenyum melihat Gerald dan Roger. dia terkejut melihat portal hitam yang keluar, portal itu cukup besar dan ternyata itu adalah portal untuk mengeluarkan tengkorak yang terkuat, dialah bos tengkorak, dia dua kali tinggi Bramana dan kekuatanya seperti 50 orang laki-laki.

avataravatar
Next chapter