1 Bab 1

Sungai Amazon mengajarkanku, jika sesuatu yang misterius itu belum tentu menakutkan.

***

Terlihat seorang cewek tengah duduk di lantai beton belakang gedung sekolah dengan beberapa kuntum rokok yang berserakan di tanah, ditambah dengan kepulan asap nikotin yang ia hembuskan dari hidung dan mulutnya secara bersamaan menjadi kenikamatan tersendiri.

Dalam prinsip hidupnya nikotin dan alkohol merupakan kebahagiaan yang tidak ada nilainya dibandingkan dengan kasih sayang dan cinta.

Campan itu, ya!

Cewek itu terus menghembuskan nikotin tersebut dengan wajah datar dan juga pandangan lurus kedepan tanpa takut jika dia akan ketauan oleh guru yang sedang mencari siswa yang nakal seperti dia.

"Hai, gue boleh minta?" tanya seseorang yang kini duduk disampingnya.

Cewek itu bungkam, walau cowok yang berada di sampingnya ini terus memandanginya tanpa henti.

"Enggak boleh ya?" tanya cowok itu dengan wajah konyolnya, kemudian cowok itu menatap wanita yang tengah asik menghirup nikotin tersebut dengan pandangan penuh kesunyian.

Cowok itu menelan salivanya, karena ia tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Lainkali kalau ngerokok itu ajak- ajak gue dong, soalnya gue suka rokok. Apalagi kalau ditemenin sama sesuatu yang memabukkan, contohnya kayak lo." ujar cowok itu tersenyum dengan manis, sedangkan cewek itu mengeluarkan senyum smirknya dengan tatapan lurus kedepan.

Cewek itu terus bungkam, seperti tidak ingin berbicara sepatah katapun. Di dalam pikiran cowok itu sempat terlintas pertanyaan

Apa dia bisu?

"Nama lo?" tanya cowok itu mengulurkan tangan kanannya  sebagai awal dari perkenalan. Tapi sepertinya cewek itu tidak sudi untuk meliriknya, apalagi menjabat uluran tangannya.

Cewek itu tidak menggubris pertanyaan yang dilontarkan untuknya, karena seluruh pertanyaan yang ditanyakan cowok ini sangat konyol. Bagaimana mungkin seluruh penghuni di sekolah ini tidak mengenal siapa dia, terlebih lagi sebelumnya dia tidak pernah diajak berbicara oleh siapapun selain dirinya sendiri.

Cowok itu melirik Name tag  yang terpasang rapih di saku depan seragam cewek itu. "Kezira Dirazkenia." gumam pria itu ketika ia berhasil membaca Name tage tersebut dengan jelas.

Kezira Dirazkenia merupakan seorang siswi di SMA Moonlight, ia adalah siswa yang dikucilkan oleh seluruh penghuni disekolahnya karena wajah sangar dan beberapa penyebab lainnya, tidak ada yang mau berteman dengan dia karena kata- kata dan kelakuannya yang misterius. Apalagi ketika cewek itu marah, tidak ada yang bisa menenangkannya selain dirinya sendiri, dan karena semua itulah dia tidak pernah merasakan yang namanya cinta dan kasih sayang dari siapapun, hanya bertemankan rokok dan alkohol menurutnya itu sudah cukup.

Sebenarnya Kezira sangat cantik, rambut bergelombang berwarna cokelat dengan pahatan wajah yang sangat sempurna. Tapi sangat disayangkan, tidak ada cowok yang berani mendekatinya, apalagi dia sudah terkenal sangar diseluruh penjuru sekolah. Berani membully Kezira berarti kamu harus berani mati di tangannya.

Kezira bangkit dari duduknya dengan rokok yang ia selipkan diantara jari tangannya sambil menghirupnya kembali.

Cowok itu ikut bangkit, menatap punggung Kezia yang tengah berjalan pergi meninggalnya. "HEY KEZIRA...! MAU KEMANA..! GUE MASIH PENGEN SAMA LO GUE BAKAL PASTIIN KALAU LO ITU JODOH GUE..!" teriak cowok itu dengan konyol.

"Gue yakin lo itu jodoh gue Kezira." ujar cowok itu sambil tersenyum.

***

"AMAZON!" teriak Gerin dengan lantang membuat Amazon menoleh kearah cowok yang kini menjadi teman sebangkunya.

"Jangan teriak teriak, kuping gue sakit Ger. " ujar cowok yang tengah mengusap kupingnya karena Gerin duduk di sampinya, untuk apa Gerin berteriak jika jarak mereka sangat dekat.

"Heeee....Maaf Zon khilaf." ujar Gerin yang menderetkan bagian gigi depannya.

Amazon Azra Adzrianata, merupakan siswa baru di sekolah Moonlight. Dia baru saja pindah ke Jakarta karena pekerjaan Ayahnya yang menuntutnya untuk pindah ke sini. Hari ini merupakan hari kedua ia bersekolah disekolah baru, dan hari ini juga ia merasa kalau dia tidak menyesal untuk pindah ke Jakarta terlebih lagi ia juga mudah bergaul dengan siapapun. Wajahnya yang tampan ini dapat memikat kaum hawa kelepek-klepek karena ketampanan yang tidak ada duanya. Hidungnya mancung, kulit putih bersih, sorot mata tajam dengan mata yang sipit, dan jangan lupakan penampilan yang cool membuat siapapun yang melihatnya akan merasa terpana.

"Zon kantin yok." ajak Gerin dengan wajah konyolnya.

"Males."

Amazon membuka lembar buku pelajaran yang tergeletak dimejanya.

"Eh Ger gue mau nanya sesuatu sama lo." ujar Amazon dengan serius.

Geri menoleh kearah Amazon " Boleh nanya asal teraktir gue makan seblak." ujar Gerin menunjuk seblak Sesil yang penuh dengan bumbu cabe.

"Mau Ger?" tanya Sesil menyodorkan seblak yang tengah ia makan kepada Gerin.

Gerin menelan salivanya "Enak?" tanya dia kepada Sesil dengan mata yang menatap lurus seblak tersebut.

Sesil mengangguk "Banget..."

Gerin mendorong seblak tersebut, menjauhkannya dari pandangan matanya."Tenang Papa Amazon bakalan beliin Dedek." ujar Gerin dengan wajah memelasnya.

Amazon menggelengkan kepalanya "Dosa apa gue bisa dapet temen modelan kek ginih" gumam Amazon.

"Eh Zon mau nanya apa, gue pasti kasih tau, tapi jangan lupa seblak bi Neneng ya." ujar Gerin meminta imbalan kepada Amazon.

Amazon mengangguk "Enggak masalah."

Gerin menoleh kearah Amazon dengan sumbringah. "Apa? Mau nanya apa?" ujar Gerin dengan antusias, jika ia memberi tau Amazon lebih cepat maka dia juga dapat memakan seblaknya dengan cepat karena ia tidak mau mengulur waktu makan siangnya.

"Lo kenal sama yang namanya Kezira kan?" tanya Amazon kepada Gerin.

Seketika mata Gerin membulat ketika ia mendengar nama 'Kezira'

"Jangan macem macem lo, Zon." ancam Gerin dengan mimik wajah yang berubah menjadi serius.

"Maksud lo?" tanya Amazon seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Ih pokoknya serem deh." ujar Gerin menggidikkan bahunya dengan wajah ambigu.

"Apaan sih! " kesal Amazon dengan tingkah Gerin, dia hanya bisa melihat seseorang dari luar saja padahal belum tentukan sifat Kezira seperti itu.

"Ger! "

"Ger! "

"Gue peringatin ya, jangan pernah cari tau lagi tentang Kezira. Gue cuman cerita ya, terserah lo mau percaya atau enggak. Tapi itu kenyataannya. Dan gue harap peringtan ini bisa lo cerna dengan baik. Dia iblis Zon. Bukan manusia! "

"Ya, lo ceritain dong! "

"Sebentar, gue mau mengumpulkan aura-aura dulu supaya gue enggak kejer karena nyeritain ini ke anak baru. "

"Pada jalam dahulu... "

"Lo mau ngapain sih? " kesal Amazon dengan tingkah kekanak-kanakan Gerin.

"Kan lo mau tau tentang Kezira. Ini gue mau nyeritain. "

"Buruan dong! "

"Sabar dong, ngebet amat! "

"Doyan lo sama cewek jadi-jadian kayak Kezira" sergat Ando dengan wajah penuh tanya.

"Doyan banget dong." ujar Amazon.

"Astagfirullah! " ujar Gerin dan Ando bersamaan dengan mata terbelalak.

"Please, jangan sampai lo jatuh cinta sama dia Zon. " ujar Ando yang memperlihat sesuatu di dalam handphonenya. Itu berisi tentang kasus-kasus Kezira dari awal dia masuk sampai sekarang.

"Sebanyak ini? " tanya Amazon dengan dahi yang berkerut karena terkejut dengan kenyataan.

avataravatar
Next chapter