webnovel

Bukan Mimpi, Suamiku Adalah Kakak Iparku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sesampainya di ruang makan, Yun Jianyue terlihat masih tenggelam dalam pikirannya. Salah satu jarinya tanpa sadar digerakkan mendekati mulutnya. Sebaliknya, Gu Zhishen yang merasa kurang nyaman akan hal itu masih memandangnya dengan sinis. Sekejap kemudian ia menyindirnya, "Apa jarimu sangat enak dimakan?" 

Ucapannya yang tiba-tiba terdengar itu langsung membuat Yun Jianyue terkejut dan hampir menggigit lepas kukunya.

Yun Jianyue memiliki sebuah kebiasaan dari kecil, ketika ia sedang memikirkan sesuatu dengan konsentrasi penuh, ia akan menggigit jarinya tanpa sadar. Dari kecil ibunya sudah memarahinya atas kebiasaan ini, namun ia tetap tidak bisa menghentikan kebiasaannya ini.

Dulu Su Xu juga sering menertawakannya karena menganggap kebiasaannya seperti anak kecil, selalu suka menggigit jari.

Namun mengingat tentang Su Xu…

Pupil mata Yu Jianyue yang jernih langsung diselimuti dengan rasa lesu dan ia pun melepaskan tangannya dari mulut.

Gu Zhishen menangkap kesuraman yang ada di mata Yun Jianyue, alis matanya pun mengerut. Saat Yun Jianyue berjalan dan masuk ke area yang terkena cahaya, tatapannya seketika bertemu dengan tatapan Gu Zhishen. Tanpa sadar ia langsung menundukkan kepalanya dan berusaha menghindari tatapan matanya yang tajam dan dalam. Ia pun memilih untuk berjalan langsung menuju meja makan.

Yun Jianyue duduk di tempat duduk yang paling jauh dari Gu Zhishen.

Tatapan Gu Zhishen seketika kembali seperti biasa, namun dengan ekspresi datar ia berkata, "Aku tidak tahu makanan yang kamu sukai. Jadi, makan seadanya saja untuk kali ini."

"Aku bukan orang yang pemilih mengenai makanan." Yun Jianyue menekankan kedua bibirnya dan menunjukkan sebuah senyuman yang dipikirnya paling manis.

Tidak memilih-pilih makan? Bagus.

Gu Zhishen terdiam sejenak dan kemudian berkata lagi, "Kedepannya, bila ada yang ingin kamu pesan, kamu bisa menyampaikannya langsung ke Zeng Pei."

Zeng Pei adalah kepala pelayan Gu Zhishen. Ia bertugas untuk mengurus segala hal keseharian dalam hidup Gu Zhisen.

Tapi, kedepannya?

Dalam pikirannya, Yun Jianyue ingin bertanya dengan maksud dari kata-katanya itu. Sayangnya, Gu Zhishen sudah mengambil alat makan dan memulai sarapannya. Alhasil, pertanyaan Yun Jianyue hanya bisa ditelan kembali ke mulutnya.

Tidak berbicara ketika makan, tidak berbicara ketika tidur. Setidaknya Yun Jianyue masih memegang erat etika yang paling dasar ini.

Setelah sarapan, Zeng Pei memerintah pelayan yang lain membersihkan meja makan.

Yun Jianyue duduk di depan meja makan dan merasa sedikit canggung, apalagi melihat Gu Zhishen yang sepertinya memiliki kesibukan sendiri. Di pertengahan sarapan sudah ada telepon yang masuk dan ia pun tidak lagi sempat memakan sarapan yang ada di depannya. Ia selalu melihat ke ponselnya, sepertinya orang menghubunginya memiliki urusan pekerjaan dengannya.

Dua puluh menit kemudian, akhirnya Gu Zhishen selesai menelpon. Yun Jianyue pun ingin pamit dengannya, namun Gu Zhishen berkata duluan, "Aku akan mengantarmu pulang dulu."

Yun Jianyue belum sempat menolaknya, Gu Zhishen sudah membelokkan badan dan berjalan keluar rumah. Langkahnya tampak elegan dengan satu tangan di dalam sakunya dan satu tangannya mengambil ponselnya. Punggung belakangnya begitu tegap dan tinggi, sambil berjalan ia memerintah Zeng Pei untuk menyiapkan mobilnya.

Yun Jianyue hanya bisa dengan kaku memasuki mobilnya itu.

Sepanjang perjalanan, tidak ada yang memecahkan keheningan dalam ruang mobil. Gu Zhishen sedang melihat ke dokumen-dokumen yang menumpuk di sampingnya, sedangkan Yun Jianyue sedang berpikir bagaimana menjelaskan kepada orang tuanya kalau ia semalaman tidak pulang ke rumah. Lebih parah lagi, ia tidur di rumah calon kakak ipar laki-lakinya ini.

Mobilnya berhenti di depan rumah besar keluarga Yun, Yun Jianyue membuka sabuk pengamannya dan berkata, "Terima kasih Kakak Ipar."

Gu Zhishen langsung mengerutkan alis matanya, ia langsung turun dari mobil dan memanggil Yun Jianyue.

"Kakak Ipar, kenapa?" Mata Yun Jianyue yang jernih memantulkan cahaya matahari dan melihat ke Gu Zhishen. Wajahnya bersih tidak memakai kosmetik sama sekali, namun ini menampilkan sebuah kenyamanan yang cantik dan indah ketika menatapnya.

Gu Zhishen menatapnya selama sepuluh detik. Sayangnya, hal ini malah membuat Yun Jianyue merasa tidak nyaman dan bermaksud mengatakan sesuatu untuk menyingkirkan suasana yang aneh ini. Namun sebuah pepatah yang diucapkan Gu Zhishen bagaikan petir menyambar kepadanya.

"Kapan kamu mau memberitahukan kepada orang tuamu kalau kita berdua sudah menikah?"

Apa!?

Yun Jianyue mulai curiga kalau dirinya telah memiliki halusinasi pada telinganya. Hal ini pasti halusinasi yang mengganggu indra pendengarannya.

Kalau tidak, bagaimana ia bisa mendengar calon kakak iparnya mengatakan bahwa telah menikahi adik dari calon tunangannya sendiri.

"Kak, Kakak Ipar, bercandaanmu sepertinya sudah keterlaluan..."

Sebelum Yun Jianyue menyelesaikan kata-katanya, Gu Zhishen sudah terasa tidak sabar dan langsung memotong kata-katanya, "Akta nikah ada di dalam tasmu, sore ini aku akan terbang ke Australia untuk urusan bisnis selama satu minggu. Aku berharap kamu bisa mempersiapkan dirimu sebagai Nyonya Gu dalam jangka waktu ini."

Apa!!!!

Nyonya Gu?

Siapa?

Sebelum Yun Jianyue merespon, Gu Zhishen sudah menyerahkan dua buah kartu nama kepadanya, "Mengenai segala keperluanmu, kamu bisa menghubungi asistenku ataupun Zeng Pei. Lalu, mengenai pernikahan kita, kita bisa tentukan ketika aku sudah pulang dari Australia atau jika kamu memiliki pemikiran lainnya kamu bisa langsung menghubungi Zeng Pei."

Gu Zhishen melihat ke jam tangannya setelah selesai berkata. Ia benar-benar tidak punya banyak waktu lagi. Melihat ke arah Yun Jianyue yang terpaku diam sambil mengambil kartu nama di tangannya. Dalam hatinya, ia merasa khawatir kepada Yun Jianyue, namun urusan pekerjaannya sudah tidak bisa ditunda lagi.

Sebelum pergi, Gu Zhishen mengelus kepala Yun Jianyue seperti binatang kecil dan berkata, "Tunggu aku pulang."

Mobil Gu Zhishen pun pergi meninggalkannya di depan rumah keluarga Yun

*****

Setelah Yun Jianyue kembali ke kamarnya, hal pertama yang dilakukannya adalah mencari akta nikah yang dikatakan Gu Zhishen di dalam tasnya.

Di dalam tasnya tersimpan banyak barang, dengan tidak sabar ia menuangkan segalanya yang ada di dalam tas, dan menemukan sebuah buku kecil berwarna merah.

Yun Jianyue bagaikan tersambar petir saat membuka buku kecil tersebut.

Di dalam buku kecil merah itu tertulis hubungan suami-istri antara Yun Jianyue dan Gu Zhishen. Kemudian pada foto pernikahannya bisa dilihat kalau wajahnya memerah, bahkan kepalanya sangat dekat dengan kepala Gu Zhishen. Mereka melihat ke arah kamera dengan latar belakang kain merah yang meriah. Mata Yun Jianyue bahkan menampilkan sebuah rasa malu-malu, hanya saja matanya agak sedikit bingung dengan situasi di foto itu.

"Apa aku sedang bermimpi?" Yun Jianyue kemudian mencubit bagian pahanya dengan kuat dan merasakan rasa sakit yang begitu nyata.

Ya, Ia pun meyakini hal ini bukanlah mimpi.

Yun Jianyue melepaskan akta nikah itu dan langsung melihat kalender di ponselnya. Ia masih belum percaya dan meyakini bahwa hari ini adalah April Mop, pasti!

Namun pada kalender telah menunjukkan kalau hari ini adalah tanggal 21 Mei.

Sudah satu bulan lebih berlalu dari April Mop!

Yun Jianyue melemparkan ponselnya dan kemudian berteriak dengan keras, "Aaa..."

Dengan sangat pasrah ia berbaring di tempat tidurnya dan berguling-guling dari kiri ke kanan kemudian dari kanan ke kiri lagi.

Sebenarnya seberapa wine yang diminumnya semalam? Bagaimana ia bisa bertemu dengan Gu Zhishen? Bahkan dari segala bukti ini, bukan hanya ada kemungkinan telah bersetubuh dengannya, tapi juga telah menikahinya!

Otaknya seakan dikejutkan dengan aliran listrik tingkat tinggi. Ia sama sekali tidak mengingat kejadian semalam dan masih kaget dengan semua kenyataan ini.

Namun tidak bisa, ia harus jujur kepada orang tua dan kakak perempuannya. Bila ia tidak memberitahukannya, maka bisa jadi, kakaknya akan membunuhnya begitu mengetahui mengenai hal ini.

Yun Jianyue langsung berdiri dari tempat tidurnya. Perasaannya saat ini terasa sangat panik hingga tidak sempat memakai sandal rumahnya saat melangkah keluar kamar. Ia langsung berlari turun dari lantai dua sambil memanggil, "Ibu... Ayah… Kakak...."

Sayangnya, pada ruang tamu yang luas ini tidak ada satu orang pun yang menjawab. Hanya ada Bibi Wen yang kebetulan ada di dapur mendengar panggilan Yun Jianyue langsung keluar dan berkata, "Nona, Tuan dan Nyonya Besar masih belum pulang."

"Terus kakakku?" Yun Jianyue bertanya dengan cepat.

"Nona besar masih belum pulang ke rumah sejak semalam."

Dari semalam belum pulang ke rumah? Hati Yun Jianyue menjadi semakin berdebar.

Matilah kau Yun Jianyue. Jangan-jangan kakaknya sudah tahu. Oleh sebab itu, ia tidak ingin pulang ke rumah dan bertemu dengannya?

Yun Jianyue belum sempat berpikir lebih dalam lagi. Dari luar pintu sudah terlihat ayah dan ibunya berjalan memasuki rumah. Wajah Yun Xiaotian sekarang sangat tegang dan menggambarkan suasana yang mengerikan di sekitarnya. Sedangkan di sampingnya, Chen Xiaoxiao sedang berjalan mendampinginya. Suasana ini sungguh terasa mengkhawatirkan dan menggelisahkan bagi Yun Jianyue.

"Ayah, ibu, kalian kenapa?" Dengan hati-hati Yun Jianyue bertanya, ia sangat takut dengan reaksi mereka ketika mengetahui pernikahannya dengan Gu Zhishen nanti.

Reaksi ayah susah ditebak, tetapi kalau ibunya, ia pasti akan mematahkan kedua kakinya ini.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Yun Jianyue sudah dilarang keras untuk merebut segala sesuatu dengan kakak perempuannya, bahkan itu hanyalah selembar kertas. Setiap kali ada perselisihan antara mereka berdua, ibunya tidak menilai penyebab kesalahan, yang minta maaf duluan pasti adalah Yun Jianyue dahulu.

Kali ini kalau ibunya mengetahui bahwa dirinya telah merebut suami kakak perempuannya, ia pasti akan membunuhnya!

Semakin dipikirkan semakin ketakutan, kedua kaki Yun Jianyue mulai melemas, terutama Yun Xiaotian dan Chen Xiaoxiao yang saat memasuki rumah hingga duduk, tetap bermuka suram dan tidak mengatakan apapun.

Jika sekarang Yun Xiaotian mengeluarkan satu suara saja, pada detik selanjutnya Yun Jianyue pasti sudah berlutut ke bawah lantai dan mengakui kesalahannya.

"Jianyue, Wanwan ada kontak dengan dirimu?" Akhirnya Chen Xiaoxiao membuka mulut duluan.