1 Bandara Incheon Korea Selatan.

Sepasang mata yang indah terlihat resah melirik ke kanan dan ke kiri. Suasana bandara di malam hari tidak terlalu menyenangkan bagi Nana yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Korea Selatan. 

Malam semakin larut, Nana semakin resah karena orang yang akan menjemputnya tidak kunjung tiba.

'Ya Tuhan, ini sudah jam 10 malam kenapa Yuri belum juga datang? Ponselku mati dan alamatnua ada di sana. Sekarang aku harus bagaimana?' Batin Nana sambil menarik troly nya menuju pintu keluar Bandara. 

Dari arah samping terdengar langkah kaki mendekat, Nana tersenyum dan langsung menengok. Namun dia harus menelan kecewa karena orang itu hanya lelaki dewasa dengan seragam supir taxi. 

"Selamat malam nona, apakah anda sedang menunggu jemputan?" tanya lelaki itu dengan sopan.

"Iya, tapi dia belum datang. " Jawab Nana dengan waspada.

"Saya akan mengantar anda untuk menemukan alamatnya. Silahkan masuk ke taxi saya! " Kata sopir taxi itu sambil menunjuk ke arah taxi nya.

"Saya akan menunggunya. Tapi, apakah saya boleh meminjam ponsel? " Nana yang tidak mungkin lagi masuk ke dalam bandara terpaksa meminjam ponsel sopir taxi itu. 

Meskipun bahasa Korea Nana kurang fasih tapi supir taxi itu bisa memahami setiap kata yang di ucapkan oleh Nana.

"Saya akan meminjamkannya, asalkan anda mau menggunakan jasa taxi saya. Selain itu, nona sebaiknya ikut dengan saya karena di sekitar bandara banyak tindakan kejahatan yang tiba-tiba."

Karena tampang lelaki itu meyakinkan Nana pun langsung setuju lalu mendorong trolinya menuju taxi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. 

Lelaki itu berhenti di depan taxi nya dan memasukkan koper Nana ke Bagasi.

'Apakah lelaki ini benar-benar ingin membantuku?' Ada sedikit keraguan di hati Nana, tapi ia segera menghapusnya karena dia tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain. 

"Silahkan masuk nona!" 

Nana mengangguk lalu masuk ke dalam taxi tanpa curiga.

Sepanjang jalan, Nana sibuk memandang keindahan Kota Seol di malam hari dari balik kaca mobil yang sengaja ia turunkan agr angin malam leluasa masuk menyapa lembut wajahnya. 

"Berhenti! "

Nana menghentikan taxi itu saat ia menyadari ada yang aneh. 

Lelaki itu tidak memperdulikan Nana, ia terus lolos hingga akhirnya ia berhenti di depan rumah tua yang gelap.

Melihat rumah tua itu, Nana bergidin ngeri dan mulai gelisah. 

"Nona, ayo turun!"

Lelaki itu menarik lengan Nana setelah ia membuka pintu untuk Nana.

"Katakan dulu kita ada dimana? " Mana menarik lengannya dari pegangan lelaki itu dengan ketakutan.

"Ini adalah rumah saya, kita akan mampir sebentar disini sebelum saya membawa anda pulang. " 

"Kalau begitu kamu saja yang masuk aku akan tetap di dalam."

Nana menjauh agar ia tidak di sentuh lagi oleh lelaki itu. 

Lelaki itu tampak menarik nafas dalam, setelah itu ia menyeret Nana keluar dari taxi dengan kasar. 

"Lepasin aku! " Nana berusaha melepaskan diri tapi ia tidak bisa mengimbangi ke kuatan lelaki itu. 

Tiba-tiba saja ia melihat beberapa lelaki berbaju hitam keluar dari gerbang rumah itu. Seketika itu Nana melotot dan keringat dingin mengucur deras di wajahnya karena ketakutan. 

"Siapa kalian? " tanya Nana dengan gemetaran. 

"Kami ingin mengajakmu bersenang-senang, karena kami adalah para lelaki yang suka memberi kebahagiaan kepada orang lain. Jadi, malam ini kita akan bersenang-senang!" Kata supir taxi itu sambil tersenyum nakal kepada Nana. 

Bola mata Nana seakan melompat dari tempatnya melihat para lelaki menyeramkan itu. Segera Nana berfikir keras untuk menemukan bagaimana cara melarikan diri dari mereka. 

Setelah itu Nana berusaha mengumpulkan keberaniannya agar tidak terlihat lemah. 

"Tolong lepaskam tanganku karena aku kesakitan. Aku janji tidak akan kabur karena aku tidak mungkin melawan kalian berdua. " Kata Nana dengan gemetaran. 

Lelaki itu pun percaya pada Nana karena apa yang Nana katakan memang benar, kalau ia tidak mungkin kabur. 

Tidak lama kemudian, Nana melepas tasnya dan menatap tajam kearah para lelaki itu sambil mengepalkan tinjunya. 

"Wow ... Apakah kamu ingin melawan kami? Hahaha... Lihatlah teman-teman gadis ini sangat lucu dan menggemaskan, aku tidak sabar untuk bermain di ranjang bersamanya. Hahhaha.. " Kata sopir taxi iti sambil terkekeh. 

"Nona, sebaiknya anda jangan melawan jika tidak ingin terluka, oleh karena itu serahkan semua barang-barangmu dan layani kami setelah itu kami akan melepaskanmu bagaimna? "

"Jangan harap kamu bisa menyentuhku, sekarang bersiaplah untuk mati... " Teriak Nana. 

Para lelaki itu langsung kaget mendengar teriakan Nana, seketika itu mereka menatap tajam kepada Nana yang ingin melawan mereka. 

Tidak lama kemudian, Nana berlari menabrak salalah satu lelaki yang ada di depannya.

"Arggg ... " Lelaki itu terjatuh, sedangkan Nana berhasil lepas dari mereka, ia berlari sangat kencang sambil menangis karena ia benar-benar takut karena ia tidak tahu sejauh apa dia dan kearah mana ia harus berlari. 

Ayo larilah Nana. Batin Nana menyemangati dirinya. 

"Kenjar perempuan sialan itu! "

Mereka semua langsung mengejar Nana karena malam ini mereka tidak boleh gagal. 

Nana terus berlari tanpa tujuan, karena yang terpenting baginya dia bisa lepas dari para lelaki menjijikkan itu.

Sesekali Nana melirik kebelakang beberapa kali, namun ia terkejut saat menabrak seorang pemuda yang tingginya sekitar 182 cm, dengan tubuh ramping dengan mantel hitam yang tebal, ekspresinya sangat gelap dan tatapanya tajam seakan siap membunuh orang yang di depannya. 

"Arrggg ... " Nana meringis setelah jatuh, ia merasakan pantatnya sakit. 

Setelah itu Nana perlahan memperhatikan kaki panjang orang yang dia tabrak, seketika itu ia mendongak samb menelungkupkan tanganya ke dada dan berkata, "Tuan tolong maafkan saya, sungguh saya tidak sengaja menabrak anda. Aku terburu-buru karena aku sedang di kejar oleh penjahat. Jadi, bisakah Tuan menolong saya? "

"Bos, dia sudah ada di gudang tua itu, sekarang apa yang harus kita lakukan padanya? " Tanya seorang lelaki yang baru saja berdiri di depan lelaki yang Nana tabrak. Seketika itu Nana diam tapi tidak berani membuka matanya. 

"Bunuh saja dia!"

"Baik bosku! " 

Rahang Nana terjatuh saat ia mendengar perintah yang diberikan lelaki itu kepada orang yang baru datang itu. Nana langsung bergdik ngeri. 

'Apakah dia Gengster di sini? Itu artinya aku minta tolong pada orang yang salah?. Batin Nana sambil menggertakkan giginya menahan rasa takut.

Seketika itu Nana merasa ingin menggali lubang yang dalam untuk bersembunyi dari situasi mengerikan ini. 

Semenatar itu, orang yang Nana tabrak masih berdiri di tempatnya tanpa mengatakan apapun pada Nana.

"Tolong jangan bunuh aku, ini hari pertamaku di Korea, aku hanya sedang soal karena bertemu orang yang salah. " Kata Nana sambol memohon dengan suara gemetar.

Setelah mengatakan itu Nana langsung membuka matanya, seketika itu matanya melotot saat melihat lelaki itu, ia terpesona dengan auranya yang menyeramkan tapi wajahnya sangat tampan dan memiliki tubuh seksi seperti model. 

'Apakah dia Pangeran dari negeri dongeng? '

Sesat kemudian, Nana tersadar seketika itu ia gelapan dan kembali menunduk sambil berkata lagi, " Saya sepertinya tidak boleh minta tolong sama anda, oleh karena itu saya akan pergi sekarang, tolong maafkan ketidak sengajaan saya!"

avataravatar
Next chapter