52 Aku Tidak Percaya

Lion merasakan kalau Nana lagi menggrutu dalam hatinya, dengan lembut dia berbisik di telinga Nana. "Jangan mencoba mengumpatku, karena kalau tidak aku tidak akan membebaskanmu malam ini"

Mendengar perkataan Lion Nana bergidik ngeri, dia langsung mundur kebelakang dan mendadak hilang keseimbangan dan hampir terjatuh ke lantai tapi Lion segera menangkap pinggang Nana dan menarik Nana ke pelukannya. "Sayang apakah kamu baik-baik saja?.

Nana mengedip-ngedipkan matanya melihat tatapan lembut Lion, jantungnya berdetak kencang ketika menyadari dia ada di pelukan Lion, dan semua orang kembali di buat iri dengan perlakuan Lion pada Nana.

"Ya ampun tuan Lion ternyata sangat romantis"

"Ternyata dia tidak semenyeramkan yang kita fikirkan,"

"Bos memang luar biasa, tapi aku rasa calon istrinya itu terlalu biasa"

"Mungkin itu yang bos kita suka, sederhana dan polos"

Maurin merasa kesal dengan semua bisik-bisk para karyawan Lion yang hadir di acara itu, sedang Albert hanya duduk diam sambil memainkan handphonnya, ada sedikit rasa kecawa di hatinya melihat Nana berada di pelukan Lion.

Setelah berpamitan, Lion langsung, meninggalkan lokasi acara dengan menggandeng tangan Nana tanpa memperdulikan semua mata yang tertuju padanya.

Para tamu ada yang memilih pulang dan ada juga yang memilih menikmati makanan yang sudah disediakan.

Sesaat kemudian Lion dan Nana berada di dalam mobil mewah Lion. "Are you oky Nana? " tanya Lion ketika melihat Nana menahan sakit.

"Kakiku sakit" jawab Nana. "Apa kamu sudah makan?" Lanjut Lion. Nana menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sendu, "Aku masih lapar, tadi hanya makan kue saja" lanjut Nana.

"Baiklah, malam ini aku akan membawamu ke suatu tempat yang tidak akan pernah kamu lupakan" kata Lion.

Nana menjepit alisnya, mendadak ekspresinya berubah aneh, secara sepengetahuanya Lion suka membawanya ke tempat-tempat aneh.

'Si bebek mau membawaku ke mana lagi? ohh tuhan jangan-jangan'. Batin Nana.

Lion tidak perduli dengan ekspresi Nana, dia tersenyum licik melihat Nana menggrutu. Segera setelah itu dia menjalankan mobilnya dan sesaat kemudian mobil Lion sudah jauh meninggalkan hotel.

"Kenapa kamu melakukan hal bodoh tadi? " tanya Nana.

"Aku menyukainya" jawab Lion dengan santai sambil mengedipkan matanya.

"Maksudmu? " tanya Nana.

"Karena aku suka melihatmu kesal " Lanjut Lion. Mendengar jawaban Lion, Nana menarik nafas dalam menahan rasa kesal di hatinya.

"Nana ?" suara Lion terdengar lembut di telinga Nana. Nana langsung menoleh kearah Lion yang sedang fokus menyetir. "Um"

"Apa kamu membenciku?" tanya Lion.

Nana tampak berfikir. "Tidak" jawab Nana.

Mendengar jawaban Nana Lion langsung meliriknya. "Terus?"

"Apa? "tanya Nana.

"Kalau gak benci berarti kamu menyukaiku? " Lion mulai merasa deg degan menunggu jawaban Nana.

Nana mengerutkan keningnya seraya berkata, "Aku tidak memiliki perasaan apa-apa padamu jadi fokuslah menyetir! "

"Aku hanya bertanya jadi jangan berfikir macam-macam, itu semua karena aku merasa bingung dengan sikapmu yang selalu galak , tidak pernah lembut dan ramah padaku apa lagi tersenyum" ucap Lion.

"Aku hanya baik dan ramah sama orang yang memperlakukanku dengan baik" jawab Nana dengan ketus. Lion mengerutkan keningnya mendengar perkataan Nana.

"Apa aku tidak baik padamu?, apa aku begitu kasar? "

"Iya" jawab Nana spontan dan itu membuat ekspresi Lion jatuh.

Mendengar jawaban Nana, Lion kecewa karena bukan itu jawaban yang dia harapkan, namun dia semakin penasaran dengan perasaan yang sedang dia rasakan.

'Ini bukan perasaan cinta atau suka, ini hanya rasa resfeck karena dia pelayanku'. Batin Lion.

Setelah lama terdiam tiba-tiba Nana terkejut dengan getaran suara handphonnya. melihat ID pemanggil, Nana langsung tersenyum dan mengangkatnya.

"Apakah aku mengganggu? " terdengar suara lembut Jeha dari seberang telpon.

"Tidak, ada apa? "

"Mmm apa malam ini kamu punya waktu? "

Nana melirik Lion, setelah itu lampu menyala di kepalanya dan ide yang sedikit gila muncul dalam fikirannya.

"Nanti aku kirim lokasi padamu"

"Oky, aku akan menemuimu"

Setelah itu Nana menutup telponnya dan menoleh ke arah Lion. "Kamu mau membawaku kemana? " tanya Nana.

Lion tetap diam tidak mau menjawab pertanyaan Nana, dia malah menambah kecepatan mobilnya.

"Lion apa yang kamu lakukan, pelankan mobilnya aku takut !" Nana begitu takut sampai tidak sadar dia menggenggam erat lengan Lion seraya memintanya untuk melambatkan laju mobilnya.

Tiba-tiba Lion ngerem mendadak, Nana langsung kaget dan hampir kecedot lagi.

"Lion... kamu... " Nana menatap Lion dengan geram. Belum saja Nana bisa melanjutkan perkataannya, Lion menatapnya dengan sinis, "Apa kamu takut mati? "

"Tidak, aku hanya sayang dengan nyawa yang Allah berikan padaku" jawab Nana. Lion menyeringai aneh. "Allah ? siapa dia?" tanya Lion.

"Tuhanku dan tuhanmu" secara tidak langsung Nana memberitahu Lion tentang keberadaan tuhan.

"Aku tidak punya tuhan" ucap Lion tanpa ekspresi.

Ekspresi Nana menjadi rumit ketika mendengar pernyataan Lion, dia kira Lion beragama lain dan mempercai tuhan yang di percayai agamanya akan tetapi Lion ternyata lebih parah dari dugaan nya.

"Kenapa kamu mengatakan itu? " tanya Nana dengan heran.

"Karena aku bisa hidup tanpa tuhan, aku cerdas dan berbakat jadi aku bisa melakukan dan mendapatkan apapun yang aku inginkan termasuk wanita jelek sepertimu" kata-kata Lion sukses membuat Nana menatap ngeri kearahnya.

Nana menarik nafas dalam dan berkata dengan tegas, "Aku tidak perduli kamu mengatakan aku jelek atau tidak, sama halnya kamu tidak mengakui adanya tuhan maka aku juga tidak akan pernah mengakui keberadaanmu, dan satu hal lagi mungkin kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan kecuali aku, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah jatuh pada manusia yang sombong sepertimu"

" - " Lion bergidik ngeri melihat tatapan Nana, dia kehilangan kata-kata, untuk sesaat mereka terdiam.

avataravatar
Next chapter