webnovel

Chapter 39

"Hai sayang, kemarilah. Sebentar lagi kita di panggil masuk", teriak Alexa saat melihat Nathan berjalan memasuki ruang tunggu dokter kandungan.

Banyak pasang mata menatap kagum pria berjas dan berdasi rapi itu apa lagi dengan wajah tampannya membuat ibu-ibu yang berperut buncit berharap anak mereka akan setampan pria itu.

Senyum menghias wajah tampannya mengganti ekspresi dingin sebelumnya saat melihat Alexa istrinya.

"Ibu Alexandria Pratama", panggil seorang perawat dan Alexa langsung berdiri menjulurkan tangannya disambut Nathan dan keduanya bergandengan memasuki ruang periksa dokter.

"Siang dokter Karmini", sapa Nathan sopan.

"Selamat siang pak Presdir. Astaga ibu juga ikutan antri ya? Hebat banget si mau ikutan antri", puji dr Karmini, dokter kandungan Alexa.

"Bukan hebat dokter karena tunggu tuan ini yang lama datang nya. Soalnya dia maksa mau melihat anaknya dokter", ujar Alexa.

"Oh begitu, baiklah. Ayo mari tiduran dulu disini ya", ujar dr Karmini tersenyum.

Alexa lalu merebahkan tubuhnya dan seorang perawat menaikkan blus Alexa dan membaluri tubuhnya dengan semacam jell untuk USG. Nathan berdiri di dekat Alexa dengan wajah berharap-harap cemas. Dr Karmini lalu menaruh alat USG di atas perut Alexa yang masih sedikit membuncit.

"Ini dia jagoan kecil nya pak Presdir. Berat janinnya kira-kira 2 setengah ons atau sebesar buah alpukat. Apakah sudah merasakan tendangan bayi di perut nya bu Alexa?", tanya dr Karmini.

"Oh itu tendangan bayi ya dokter? Beberapa kali si tapi aku pikir aku salah makan makanya perut nya agak ngga nyaman", ujar Alexa kaget.

"Memang masih lemah banget bu Alexa. Pak Presdir harus banyak sabar ya karena masuk ke Tri semester kedua biasanya ibu hamil emosinya kurang stabil. Jadi harus banyak bersabar", ujar dr Karmini lagi.

"Pantes dokter, aku sering diomelin sama nyonya ini. Ada aja yang buat dia marah", gerutu Nathan sambil menggenggam tangan Alexa dan matanya tetap tertuju pada layar monitor yang memperlihatkan calon bayi mereka.

"Hehehe. Ini detak jantungnya ya pak bu. Alhamdulillah calon anaknya putra karena dia sudah tunjukin nih", ujar dr Karmini sambil menunjuk ke layar monitor dan memperdengarkan suara dari janin Alexa.

"Suaranya mirip kereta ya. Cepet banget", ujar Alexa terharu mendengar detak jantung anaknya. Nathan mencium tangan Alexa yang ada digenggamannya.

"Dokter itu bisa direkam ngga ya? Buat kasih tau ke keluargaku", tanya Nathan.

"Sudah saya rekam pak Presdir. Ini sebentar saya pindahkan ke CD dulu jadi bisa dilihat di rumah", ujar dr Karmini mengotak atik peralatannya.

Seorang perawat menghampiri Alexa lalu membersihkan perut Alexa dengan tissue hingga bersih dan merapikan kembali pakaian Alexa. Alexa bangun lalu duduk bersama Nathan di depan meja tulis dr Karmini.

"Ini pak Presdir rekamannya. Alhamdulillah putranya sehat dan beberapa bulan lagi kalian akan bertemu langsung ya. Saya sudah resepkan untuk vitamin dan obat buat ibu Alexa. Sampai bertemu lagi bulan depan ya bu", ujar dr Karmini sambil memberikan sebuah CD kepada Nathan.

"Baik. Terima kasih banyak ya dokter", ujar Nathan bersalaman dengan dr Karmini bergantian dengan Alexa.

Nathan memberikan CD nya kepada Alexa yang kemudian menyimpannya di dalam tasnya. Mereka berdua keluar dari ruang periksa dan berjalan dengan bergandengan sampai ke arah mobil yang menunggu di pintu masuk. Jason yang membawa mobil Alexa tersenyum melihat keduanya yg datang bersamaan.

"Kamu ngga bawa mobil kan?", tanya Alexa.

"Ya engga lah kan tadi uda janjian sama kamu makanya aku cuma diantar sopirku aja", ujar Nathan lalu membukakan pintu untuk Alexa. Alexa masuk kemudian Nathan mengitari mobil lalu masuk dari pintu yang satunya da tak lama mobil bergerak menuju ke arah rumah Nathan dan Alexa.

Next chapter