3 Part 3 Mabuk

"Kamu kenapa? Mata kamu kok sembab. Terus itu ada luka"tanya nyonya Diana yang sedang sarapan dengan Panji. Kebetulan Alice sedang mengelap guci yang jaraknya tidak telalu jauh dari meja makan. Dia tidak menyangka kalau Nyonya Diana sedang mengamatinyadan tahu kalau kedua matanya tengah sembab karena habis menangis tadi malam.

"Dia kenapa lagi? Kemarin terluka dan sekarang tiba-tiba matanya menjadi sembab begitu. Apa dia habis menangis."batin Panji dalam hati sambil memandang Arini ketika sudah berdiri di samping mamahnya.

"Oh ini karena keliliban Nyonya."Arini berdiri disamping Nyoya Diana dan berpura-pura menutupi masalahnya dari majikannya. Nyonya Diana langsung percaya saja dan melanjutkan makannya lagi.

"Apa ada yang lain yang bisa saya bantu Nyonya?"tanya Arini dengan polos tidak tahu kalau Panji terus menatapnya ketika berbicara dengan majikannya.

"Nyonya saya pamit kebelakang."pamit Arini dan Nyonya Diana mengangguk.

"Dia pasti habis menangis tadi malam. Kenapa dia menangis. kok malah aku jadi memikirkan dia begini sih."batin Panji dalam hati dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa kok nggak ngantor."Nyonya Diana menatap Panji yang hanya memakai pakaian santai.

"Hari ini aku nggak ngantor mah. Semua pekerjaan ku telah aku kerjakan. Hari ini aku mau istirahat di rumah."jawab Panji sambil makan.

"Oh gitu. Mamah mau ngasih tahu kalau kakakmu tadi malam nyuruh mamah pergi ke Semarang."kata Nyonya Diana menatap Panji yang sedang makan.

"Mamah hari ini mau ke Semarang? Terus pulangnya kapan?"tanya Panji sambil membelalakkan kedua matanya karena terkejut.

"Ya hari ini. Mamah nggak tahu. Tapi kayaknya satu minggu mamah disana."kata Nyonya Diana sambil menebak.

"Berarti Panji akan sendirian dirumah."ucap Panji dengan sedikit kesal. Tapi dalam hati Panji merasa senang karena bisa kumpul bersama temannya tanpa takut dimarahi mamahnya.

"Ya sudah mamah mau berangkat dulu ke bandara ya. Takut telat nanti."Nyonya Diana mencium dahi Panji.

Panji menghantarkan Nyonya Diana sampai di depan rumah saja. Sebenarnya Panji ingin menghantarkan sampai di bandara tapi dilarang mamahnya. Setelah mamahnya sudah pergi Panji langsung masuk ke dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah, Panji merasa penasaran dimana Arini kok nggak kelihatan. Dicarinya kesana kemari namun tidak ditemukannya.

"Tuan ada yang bisa saya bantu?"Arini muncul di belakang Panji. Seketika Panji terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya memandang Arini. Entah kenapa tadi dia mencari Arini dan ini malah tiba-tiba muncul dari belakang.

"I...itu meja makan nggak kamu bersihkan."Panji mencari alasan. Dia tadi hanya iseng saja mencari Arini.

"Ya saya akan membereskannya tuan. Soalnya tadi saya belanja di depan tadi. Saya pamit dulu tuan."kata Arini dan langsung menuju meja makan untuk membersihkan piring-piring kotor..

Arini langsung menuju ke meja makan dan segera membereskannya. Sedangkan Panji mulai sibuk dengan ponselnya di ruang tamu. Arini dengan telaten membersihkan satu persatu pekerjaan rumah majikannya. Saat dia sedang membersihkan kolam renang tiba-tiba Panji memanggilnya.

"Arini."teriak Panji di dekat pintu sambil melihat Arini yang sedang membersihkan kolam renang.

"Ya tuan."Arini menghampiri Panji.

"Mamah ini pergi ke Semarang. Saya mau pergi. Kamu jaga rumah."pesan Panji sambil melihat wajah Arini yang begitu cantik dan imut walaupun dengan penampilan sederhana.

"Sayang."tiba-tiba terdengar suara Raisa dari dalam rumah. Seketika Panji dan Alice menengok kea rah dalam rumah.Dan benar saja Raisa muncul dari sana.

Betapa terkejutnya dia ketika melihat Panji dan Raisa sedang berpelukan di dalam rumah. Bahkan Panji juga mencium kening Raisa dengan mesra. Arini melihatnya begitu risi karena mereka tidak tahu malu. Ya wajar saja Alice tidak pernah beradegan seperti itu dengan lawan jenisnya.

Panji dan Raisa menuju mobil dan langsung pergi bersama. Arini langsung menutup pintu rumah dan melanjutkan pekerjaannya. Arini merasa senang sekali ketika semua orang rumah telah pergi . Itu berarti dia bisa leluasa melakukan apapun di dalam rumah tanpa takut dan malu. Tapi dia juga tahu diri akanb batasan-batasan yang harus patuhinya.

Dia baru ingat dengan perkataan Panji kalau Nyonya Diana sedang pergi ke luar koita. Itu berarti dia dan Panji akan berduaan di dalam rumah. Walaupun di rumah juga ada Pak Mansyur tapi kalau sudah malam pasti Pak Mansyu pulang ke rumahnya sendiri. Pikiran Arini kini berpikiran yang tidak-tidak. Tapi dia juga sadar dia itu siapa, tidak mungkin lah Panji akan melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Dia bukanlahh selevel dengan Panji.

Hari ini Panji mengahabiskan waktunya bersama Raisa jalan-jalan dan shopirng di mall. Seperti biasa kalau Panji tidak bekerja pasti Raisa mengajak Panji untuk menemaninya ke mall. Disana Raisa selalu meminta untuk dibelikan semua yang diinginkannya.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama di mall, kini giliran keduanya beristirahat dan ngumpul bareng bersama teman-teman Panji di salah satu café. Semua teman Panji sudah mengenal Raisa kalau dia adalah pacar Panji. Bahkan Raisa sendiri sudah akrab dengan teman-teman Panji.

"Raisa...Katanya kamu pergi ke luar negeri. Kenapa kamu disini."ditengah asyiknya mengobrol dengan teman-teman Panji, tiba-tiba ada sosok laki-laki kekar datang menghampiri Raisa.

"Kamu siap?"tanya Panji masih biasa..

"Kenalin saya kekasihnya dia."jawab pria tersebut yang bernama Rian.

"Eittsss. Jangan ngaku-ngaku ya. Gue pacarnya dia."Panji terlihat sudah emosi. Rian malah menatap Panji dengan sinis.

"Raisa....jelaskan siapa dia sebenarnya?"Panji menggebrak meja dengan keras hingga teman-temannya kaget melihatnya. Raisa mulai ketakutan.

"Kamu pulang dulu ya. Aku mau ada urusan dulu."suruh Raisa pada Rian. Tapi Rian tidak bergeming untuk meniggalkan Raisa.

"Sayang aku bisa jelasin."ucap Raisa sambil memegang tangan Panji. Mendengar cara bicara Raisa membuat Panji yakin kalau Raisa telah berselingkuh dengan Rian.

"Apa kamu bilang. Kamu panggil dia sayang."teriak Rian tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Maaf, Rian maksa pengen ketemu sama kamu. Katanya dia udah beliin kamu tas brandred dan dia ingin mengajak kamu ke Hongkong. Aku nggak bisa nahan dia untuk bertemu kamu."ucap asisten Raisa yang terlihat ngos-ngosan mengejar Rian untuk menghampiri Raisa.Semua orang langsung menatap kearah Raisa. Mereka menganggap kalau Raisa benar-benar tengah dekat dengan Laki-laki yang tidak dikenal itu.

"Aku khilaf sayang maaf."asistennya yang sudah terlanjur bicara di depan semua teman Rama membuatnya semakin terpojok alhasil Raisa langsung mengakuinya dihadapan orang banyak kalau da telah menjalin hubungan special dengan Rian tanpa sepengetahuan Panji pacarnya sendiri yang telah dipacarinya beberapa tahun lalu..

Panji tidak mengira orang yang sangat dicintainya sudah lama itu malah mengkhianatinya. Setelah semua diberikannya tapi pada akhirnya hanya dibalas dengan pengkhianatan.Teman-teman Panji yang duduk semeja dengannya berusaha menenangkan Panji. Mereka tahu bagaimana perasaan Panji saat itu. Ingin rasanya

Panji marah melampiaskanya emosinya langsung ke Raisa tapi diurungkannya. Rasa kecewa dan sakit hati pada Raisa kini menjadi satu. Karena ini berada ditempat umum dan banyak orang yang memandanginya Panji memutuskan untuk meninggalkan Raisa begitu saja dan menahan rasa sakitnya sendirian.

Teman-temannya terlihat khawatir sekali dengan Panji saat itu. Apalagi emosinya masih belum stabil malah menaiki mobil sendiri, takut terjadi apa-apa di jalan.

Kini Panji mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Emosinya pada Raisa telah membuat hilang arah. Hingga akhirnya dia menghentikan mobilnya di rumah Rehan. Kebetulan Rehan juga sedang di rumah. Tanpa permisi, Panji langsung masuk ke dalam rumah Rehan dan mengambil beberapa minuman anggur disana.

Rehan usianya lebih tua satu tahun daripada Panji namun dia sudah membeli rumah mewah dan tinggal sendirian. Sedangkan orangtuanya tinggal diTangerang. Kebetulan di rumah, Rehan sudah menyiapkan beberapa minuman anggur untuknya. Baru kali Panji datang ke rumahnya dan meminta sebotol anggurnya .

"Bro lho kenapa?"tanya Rehan sambil melihat Panji dengan tatapan heran melihat tingah aneh Panji.

Pertanyaan Rehan tidak diindahkannya. Rehan sudah menduga kalau Panji saat itu sedang mengalami masalah.

"Lho harus cerita dulu ke gue. Lho kenapa sebenarnya?"Rehan langsung mengambil botolan anggur yang diambil Panji. Rehan menatap sorot mata Panji yang nampak sendu dan menahan sedih.

"Cerita lah bro. Lho kenapa?"Rehan terus bicara tapi Panji mengacuhkannya dan terus meneguk botol anggurnya.

Panji dan Rehan kini duduk di sofa. Panji terlihat sedang memukul-mukul kepalanya dan mengacak-acak rambutnya sendiri. Rehan hanya membiarkannya saja mungkin dengan begitu, Panji bisa lebih tenang sendiri dan hingga akhirnya bersedia menumpahkan segala yang dipendamnya .

"Gue nggak nyangka kalau Raisa sejahat itu bro?"ucap Panji dengan tatapan mata yang kosong.

"Kenapa...apa yang sudah dilakukan Raisa sama lho?"Rehan membelalakkan kedua matanya karena terkejut letika masalah yang dihadapi Panji saat itu berhubungan dengan Raisa. Seperti yang diketahui Rehan, selama ini mereka begitu romantis sekali kalau pacaran..

"Raisa ternyata selingkuh dibelakang gue."ucap Panji sambil menahan rasa kecewa dan sedih tapi masih bisa ketawa ketawa sendiri. Rehan memakluminya karena Panji saat itu dalam keadaan mabuk

"Lho tahu darimana kalau Raisa selingkuh."tanya Rehan karena tidak percaya. Kalau dilihat-lihat Panji dan Raisa romantis sekali bahkan jarang bertengkar. Bahkan menurut Rehan Raisa itu sangat cinta sekali dengan Panji.

"Gue lihat dan dengar sendiri bro.Dasar cewek aneh ya. Wkwkwk."kata Panji dan langsung tertawa lagi.

"Biarin aja deh dia kayak gitu. Mungkin dia kecewa banget sama Raisa. Apalagi ini dia mabuk pasti pikirannya sama emosinya nggak stabil."batin Rehan sambil melihat Rama dengan kasihan.

"Raisa ternyata punya cowok selain aku. Tadi aku lihat sendiri. Gue suruh dia buat ngejelasin pas cowoknya dating tapi malah dia bilang…..wkwkwk. Malahan cowok itu manggi dia dengan kata sayang."Panji terlihat kecewa sekali.

"Setelah apa yang telah gue berikan sama dia, kasih sayang, semua barang yang diinginkannya. Ternyata dibalas dengan perselingkuhannya itu. Wkwkwk"Panjimengingat perhatiannya yang telah diberikannya kepada Raisa..

"Udah bro. Mungkin lho nggak berjodoh sama dia." Rehan menasehati Panji agar bisa menerima apa yang sedang terjadi dan sabar . Walaupun memang pada akhirnya harus merasa sakit dan kecewa.

"Lho itu cowok. Jadi harus kuat. Masih ada cewek diluaran sana."kata Rehan berusaha menghibur Panji.

Akhirnya Panji menghabiskan waktunya hampir seharian di rumah Rehan dengan meminum anggur begitu banyaknya sambil berharap semua emosinya dan amarahnya bisa hilang. Terlihat juga Rehan sama-sama ikut minum dengan Panji. Akhirnya mereka berdua saling mabuk. Berhubung Rehan sudah sering minum jadi dia bisa mengontrol minuman yang dia minum itu. Sedangkan Panji tidak bisa mengontrol seberapa yang dia minum itu karena ini pertama kalinya dia mimum hingga akhirnya dia harus mengalami mabuk berat.

avataravatar
Next chapter