webnovel

Ulah Marvel 2

Violet semakin mencium bau-bau tidak nyaman. Pembicaraan kedua orang tua Marvel dan juga Tommy bisa dikatakan sangat lancar tapi Violet merasakan sesuatu yang buruk terjadi sebentar lagi.

"Kamu sudah lama menjalin hubungan dengan anak saya?" Tanya Berliana memotong pembicaraan Tommy dengan Clara.

"Oh, maaf sebentar Nyonya." Tommy menghentikan pembicaraannya dengan Clara dan beralih melihat ke arah Berliana dan tersenyum. "Saya cukup lama menjalin hubungan dengan Vio, memangnya ada masalah Tante?"

Nada bicara Tommy yang sepertinya meremehkan Berliana membuat wanita itu tidak suka. Apalagi setelah berbicara seperi itu, Tommy kembali beralih kepada Clara dan melanjutkan pembicaraannya dengan Clara yang tertunda.

"See?" Ucap Berliana lirih sambil menunjuk ke arah Tommy yang sudah berbicara lagi dengan Clara.

Violet sangat tahu watak kedua orang tuanya yang sangat tidak suka dengan orang yang meremehkan mereka seperti yang dilakukan oleh Tommy saat ini. Di mata Tommy saat ini hanya ada Clara yang menyandang nama Jovian di belakangnya tanpa tahu siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Kedua orang tua Violet juga memiliki kekayaan yang tidak kalah dengan keluarga Jovian tapi mereka selalu tidak mau jika harus tampil dan menunjukkan apa yang mereka miliki, semua diatur oleh keluarga Jovian sehingga yang terkenal di dunia bisnis adalah keluarga Jovian.

Violet tahu kalau mommynya sedang menahan emosi, Violet melirik ke arah daddynya yang sibuk berbicara dengan daddy Ben. Kedua pria ini sedang mengabaikan Tommy tapi Tommy sama sekali tidak merasa diabaikan karena sejak tadi pria itu sok akrab dengan Clara. Membicarakan bisnis dengan Clara tanpa peduli dengan sekitarnya.

Violet sudah tahu apa yang ada di dalam pikiran mommynya saat ini. Wanita yang sangat Violet cintai itu sudah cemberut melihat apa yang dilakukan oleh Tommy dan jika sudah seperti ini hanya satu orang yang bisa mengembalikan mood mommynya yang sudah hilang dan berantakan.

Marvel. Marvel adalah orang yang selalu bisa mencairkan semua suasana buruk yang dialami oleh Berliana jika Berliana sedang bad mood.

Violet meraih ponselnya dan megetikkan sesuatu di sana lalu mengirimkan pesannya kepada Marvel tanpa ada yang tahu. Violet berharap kalau Marvel bisa meredakan kemarahan mommynya.

Tidak ada jawaban dari Marvel bahkan pesannya belum dilihat sama sekali sama pria itu. Adel semakin resah karena wajah dari mommynya semakin murung, Berliana mengambil ponselnya dan memainkannya dengan wajah sedih.

Violet sangat tidak suka saat melihat mommy sedih seperti itu. Dia berusaha menarik perhatian Tommy dengan menarik-narik kemeja yang dipakai oleh Tommy tapi pria itu sama sekali tidak memperdulikan panggilan dari Violet dan tetap berbincang dengan Clara.

"Sayang, kamu kesini itu mau aku perkenalkan kepada kedua orang tuaku tapi sepertinya kamu lupa dengan tujuan kamu datang ke sini ya?" Ucap Violet menyindir Tommy dengan sedikit keras.

Violet sudah kesal dengan apa yang dilakukan oleh Tommy kepada kedua orang tuanya, selama ini Violet cukup mengerti semua kesibukan Tommy dan selalu mengabaikan Violet jika sudah menyangkut pekerjaan tapi kalau urusan kedua orang tuanya, Violet tidak akan terima.

"Sayang, maafkan aku. Aku sedang berbincang dengan seorang wanita yang cukup berpengaruh dengan dunia modeling. Aku ingin bekerjasama dengan perusahaan Mrs. Jovian yang besar itu." Jawab Tommy tanpa merasa bersalah sama sekali.

Violet memutar bola matanya. Di mata Tommy memang hanya ada bisnis dan bisnis, Violet sendiri juga sebenarnya ingin sekali melepaskan semuanya dengan Tommy hanya saja dia masih tidak enak karena semua yang Violet raih saat ini ada campur tangan Tommy di dalamnya.

"Tom...," Bisik Violet semakin merasa tidak nyaman dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Apa Sayang?"

Tommy benar - benar tidak bisa mengerti keadaan saat ini. Violet melirik kearah mommynya dan tidak bernai mengatakan apapun.

"Maaf semuanya sudah membuat kalian semua menunggu. Temanku baru saja datang."

Violet menghembuskan nafas lega saat mendengar suara milik Marvel dari arah belakangnya.

"Oh tidak masalah, rasanya saat kamu datang mommy tidak akan kesepian lagi."

"Uhuk... Uhuk...," Violet tersedak minuman yang baru saja dia teguk saat mendengar sindiran dari mommynya terdengar oleh telinganya.

"Mommy kenapa kesepian? Di sini sudah ada anak mommy yang mommy rindukan selama ini."

"Huh, semuanya sudah sibuk dengan pikiran mereka masing - masing." Jawab Berliana sambil melirik ke arah Tommy yang sama sekali tidak merasa tersindir dengan semua yang dia ucapkan.

Marvel mengikuti kemana arah mata dari wanita yang telah melahirkan Violet itu melihat. Ada rasa senang saat melihat orang yang sangat dicintai Violet itu kecewa.

"Mommy jangan khawatir. Ada Marvel di sini yang akan mendengarkan smeua keluhan Mommy. Perkenalkan ini adalah teman Marvel dia bernama Daniel." Ucap Marvel memperkenalkan orang yang berdiri di sampingnya.

"Woah... tampan sekali? Tapi kamu tidak perlu khawatir, ketampanan dia tidak mengalahkan ketampanan kamu."

"Mommy selalu memiliki mata yang bagus. Tidak seperti dia yang tidak bisa melihat seseorang." balas Marvel sambil melirik ke arah Violet dan mendapat cibiran langsung dari orangnya.

"Oh, di sini sudah ada tamu dari Mommy rupanya. Halo Mr. Tommy!" Ucap Marvel dengan wajah datarnya.

"Oh, hallo Mr. Marvel."

Kedua pria itu berjabat tangan, melihat keduanya berjabat tangan bukannya merasa tenang Violet malah merasa ada sesuatu yang akan meledak sebentar lagi.

"Katanya kamu tadi menjemput teman kamu? Dimana dia sekarang?" tanya Berliana kepada Marvel membuat Marvel melepaskan jabat tangannya kepada Tommy.

Mata Tommy terlihat berbinar - binar saat melihat ada Marvel di dalam ruangan ini, ikut makan malam bersama dengannya sehingga dia merasa sangat beruntung sekali malam ini.

"Dia tadi sedang pergi ke toilet Mom,"

Jawaban Marvel membuat Tommy bertanya - tanya, ada hubungan apa antara Marvel dengan Violet.

"Keluarga kalian ada hubungan erat? Kenapa Mr. Marvel memanggil mommy kamu dengan sebutan mommy?" Tanya Tommy dengan suara berbisik kepada Violet tapi terdengar jelas di telinga Marvel.

"Mereka adalah kolega."

Jawaban Violet membuat senyuman di wajah Tommy benar - benar bahagia dan ekspresi itu berhasil membuat Violet semakin kesal.

Kini Violet sadar dengan posisinya saat ini. Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran pria yang duduk di sampingnya itu.

"Kenapa kamu terlihat senang sekali?"

"Karena kalian adalah kolega. Aku bisa mengembangkan bisnisku dengan mudah, kenapa kamu tidak menceritakan ini sejak dulu?"

"Queen, kamu bisa hitung mundur sampai sepuluh. Ada kejutan yang bisa mmbantumu membuat keputusan." Ucapan Marvel membuat Violet menoleh ke sebelah kirinya, tepat dimana Marvel duduk saat ini.

"Kejutan apa?"

"Tiga, dua, satu...."

CEKLEK!!!

"Maaf saya tamu yang tidak tahu diri, datang terlambat ke sini."

Semua orang melihat ke arah pintu yang baru saja terbuka. Di sana ada seorang pria yang cukup cantik menurut Violet dan yang tidak bisa dia tebak adalah panggilan pria itu kepada seseorang yang jelas sedang duduk bersama mereka.

"Honey? Kamu juga ada di sini?"

Next chapter