webnovel

Kesempatan kedua

MATURE CONTENT 21+ Awas bacaan banyak mengandung adegan dewasa, harap lebih bijak dan menyesuaikan bacaan ya... Kesempatan kedua? Dapatkah semua orang mendapatkannya? Bolehkah orang yang pernah terluka dengan sangat dalam memberikan hal itu? Violet harus menelan pil pahit saat keputusannya untuk pindah mendapatkan kejutan yang menyakitkan. Tunangannya bercinta dengan seorang wanita di dalam kamar apartemennya. Hubungan jarak jauh yang dijalaninya membuat Violet selalu mempercayai apa yang dikatakan oleh tunangannya itu, termasuk tentang wanita yang ada dibawahnya itu. Violet memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dari Marvel. Dia sudah tidak ingin melihat Marvel lagi setelah apa yang dilakukan pria itu kepada dirinya. Semua keinginan Violet itu tidak bisa dia lakukan dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Setelah beberapa lama mereka berpisah, keadaan mempertemukan keduanya. Marvel memohon dan melakukan segala cara untuk bisa membawa Violet kembali ke dalam pelukan pria itu. Haruskah Violet memberikan kesempatan itu saat pria itu datang dan bersimpuh dihadapannya? Apa yang harus dia lakukan untuk bisa menghadapi Marvel yang selalu berambisi dan seorang dominan?

kartikawulan · Urban
Not enough ratings
377 Chs

Marvel Sakit

Violetta ingin menarik tangan Marvel yang berbaring di tempat tidurnya saat melihat Marvel tidak menghiraukan teriakan darinya yang mengusir Marvel dari dalam kamarnya, dia terkejut.

Tangan Marvel panas dan dengan cepat Violetta mencoba menempelkan punggung tangannya di atas kening Marvel dan tangannya terasa terbakar.

"Kamu demam? Kenapa bisa setinggi ini demamnya? Ayo, kita harus ke rumah sakit!"

Violetta berusaha menarik tubuh berat Marvel tapi pria itu malah menarik tangan Violetta sehingga tubuhnya menindih tubuh Marvel.

"Aku tidak mau ke rumah sakit. Aku mau kamu menemaniku di sini." Ucap MArvel lirih sambil memeluk tubuh kecil Violetta.

Violetta yang awalnya ingin memberontak mengurungkan niatnya. Mandengar nada suara Marvel yang lemah membuat Violetta mulai yakin jika pria itu benar-benar sedang tidak sehat.

"Badan kamu sepanas ini, kamu tidak bisa membiarkannya. Nanti malah tambah parah,"

Marvel menggeleng cepat. Dia tidak ingin kehilangan moment berdua dengan kekasih hatinya yang sudah lama tidak dia rasakan. Marvel merindukan pelukan Violet yang tulus seperti ini.

"Aku tiak apa-apa, biarkan aku tidur sebentar. Setelah bangun aku yakin kalau aku akan kembali sembuh."

"Dasar keras kepala!"

Marvel tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Violetta. Sudah lama Marvel tidak merasakan umpatan dari Violetta karena wanita itu kesal.

Violetta merasa tubuhnya ikut terasa panas saat Marvel memeluknya semakin erat. Dan saat Violetta ingin melepaskan pelukan MArvel, deru nafas pria itu terdengar tenang. Sepertinya Marvel sudah terlelap dan akhirnya Violetta memutuskan untuk membiarkannya sebentar sampai Marvel benar-benar terlelap.

Violetta melingkarkan tangannya di tubuh Marvel meski awalnya dia ragu, Violetta tahu apa yang dia lakukan ini salah. Dia sudah menghancurkan pertunangan Marvel dengan wanita bernama Lucy dan sekarang Violetta tidur berpelukan dengan Marvel di dalam kamarnya.

"Kamu harus janji kepadaku, setelah sembuh kamu cepat kembali pulang. Jangan ada di sini dan biarkan aku sendiri." Kata Violetta lirih sambil menekan dada bidang Marvel.

Meskipun Violetta merasa berat, dia juga itidak boleh egois. Marvel adalah pria yang akan bertunangan dengan wanita lain meski Marvel mengatakan kalau pertunangan mereka dibatalkan, tetapi Violetta tahu wanita itu benar-benar menginginkan Marvel untuk menjadi pendampingnya.

"Kamu itu sudah milik wanita lain. Kambalilah kepada wanita yang sudah kamu beri janji untuk dinikahi. Jangan menjadi pria pengecut yang meninggalkan wanitanya karena orang lain."

Violetta terus mengatakan kata-kata yang selama ini ada di dalam hatinya meskipun Marvel tidak menanggapi semua ucapannya. Violetta takut jika dia kembali jatuh cinta dengan pria yang sedang memeluknya ini lebih dalam lagi, akan semakin sulit bagi Violetta untuk melepaskan diri dari Marvel.

Vioeletta terus mengucapkan kata-kata sambil melantur dan tiba-tiba ikut terlelap dalam dekapan Marvel. Perasaan nyaman yang lama tidak Violetta rasakan kini bisa dia rasakan kembali tanpa adanya paksaan dari Marvel.

Marvel yang sejak tadi mendengarkan kata-kata yang Violetta ucapkan kini membuka matanya. Melihat wanita kesayangannya yang sudah terlelap dalam dekapannya.

"Kamu adalah wanitaku, sampai kapanpun yang akan menjadi istriku hanya kamu. Maafkan aku yang bodoh di masa lalu karena dengan alasan tidak ingin mehyakiti kamu, aku malah membuat kamu terluka sampai sekarang."

Marvel mencium kening Violetta lalu turun ke bibir ranum yang selalu menjadi favoritnya. Marvel bertekad untuk mendapatkan kembali Violetta dan tidak akan melepaskannya lagi.

"Kebodohanku cukup sekali aku lakukan dan tidak akan ada yang kedua dan ketiga lagi. Dan untuk wanita itu, aku tidak pernah memberikan dia janji. Dia saja yang terlalu percaya diri akan menjadi pasanganku."

Marvel kembali memejamkan matanya, dia juga merindukan tidur dengan memeluk tubuh kecil ini dan juga mendekapnya erat.

Mereka berdua sama-sama terlelap dalam pelukan. Perasaan nyaman yang sama-sama mereka rasakan membuat keduanya terhanyut ke dalam mimpi.

***

Violetta terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara gigi yang terus bergemelatuk dari Marvel. Dengan cepat Violetta memegang kening Marvel dan sepertinya panas Marvel belum juga turun.

"Kenapa semakin panas?"

Violetta bergegas bangun dari atas ranjang dan keluar kamar. Berusaha mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengkompres Marvel.

Violetta langsug berjalan kembali ke kamar setelah dia menemukan handuk kecil yang akan dia gunakan untuk mengompres tubuh Marvel.

Denga telaten Violetta mengkompres kening Marvel. Dia tidak ingin Marvel semakin demam karena pria itu tidak mau dibawa ke rumah sakit.

"Sebaiknya aku membuat bubur, mungkin dia belum makan sejak tadi."

Violetta keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Dengan cekatan dia mengambil panci dan beras, mencucinya sampai bersih lalu menghidupkan kompor.

"Aku tidak punya Paracetamol atau obat turun panas lainnya, bagaimana ini?" Violetta terus bertanya pada dirinya sendiri yang sedang kebingungan. Dia merasa menyesal karena tidak pernah memiliki persediaan obat di rumahnya dan sekarang dia membutuhkan obat itu tapi tidak ada.

Violetta terus mengaduk bubur buatannya sambi berdoa semoa bubur yang dia buat ini layak dimakan, karena seumur hidupnya Adel belum pernah membuat bubur dan ini yang pertama kalinya.

Violetta menyiapkan buburnya yang sudah siap ke dalam mangkok dan membawanya ke kamar. Marvel harus segera makan mskipun masakannya tidak enak. Setidaknya perutnya akan ada isinya meskipun pria itu sedang sakit.

"Marvel? Ayo bangun! Kamu harus makan setelah itu aku akan pergi ke apotik untuk beli obat. Di rumah tidak ada persediaan obat sama sekali," Ucap Violetta membangunkan Marvel dengan menepuk-nepuk sedikit pipinya membuat pria itu membuka matanya perlahan.

"Kepalaku pusing," Keluh marvel sambil memegangi kepalanya yang terasa berat.

"Kita ke rumah sakit saja ya? Aku tidak tahu harus melakukan apa,"

Violetta panik melihat wajah MArvel yang sangat pucat, Violetta tidak pernah melihat Marvel seperti ini. Pria itu jika sakit tidak sampai separah ini membuat Violet semakin takut.

"Aku tidak perlu ke rumah sakit. Aku hanya memerlukan kamu ada di sisiku saja. Jangan pergi...."

Violet terdiam mendengar permintaan pria lemah di depannya ini. Pria yang selalu membuat Violetta kesal itu kini terlihat lemah tidak berdaya membuat Violetta tidak bisa melakukan apa-apa selain menuruti permintaan Marvel.

"Kalau tidak mau ke rumah sakit kamu harus makan. Aku tidak tahu rasanya tapi sepertinya masih bisa dimakan."

marvel menggelengkan kepalanya lemah mendengar apa yang dikatakan oleh Violetta. Wanitanya itu memang tidak pernah pandai di dapur tapi meskipun begitu Marvel sangat mencintainya.

"Aku akan memakannya dan setelah itu ijinkan aku untuk tidur lagi, kepalaku sangat berat. Aku ingin tidur saja."

"Iya. Setelah kamu memakan semua bubur ini kamu bisa tidur lagi dan aku akan keluar sebentar mencari obat. Kamu tidak masalah bukan di sini sendirian?"

"Tidak masalah, aku bisa tidur dengan memeluk guling kamu."