webnovel

7 Maharesi

pada masa kejayaan majapahit, kerajaan ini ditopang oleh 7 maharesi yang mempunyai 7 padepokan silat di 7 wilayah keluasaan berbeda di majapahit.

Juga merekalah yang bertugas untuk menjaga keamanan daerah masing-masing sehingga tentara kerajaan majapahit bisa ekspansi keluar pulau bahkan sampai negeri srilanka.

Ke-7 Maharesi ini disegani bukan hanya karena ilmu kanuragannya yang tinggi, tapi juga karena merekalah setiap desa di majapahit terbebas dari rampok dan begal.

Pulau jawa menjadi pulau yang paling aman dan tentram.

Walaupun tidak seluruh begal dan rampok bisa ditumpas, tapi sudah sangat memberi rasa aman kepada masyarakat ataupun pedagang yang biasa berpergian.

*****

Masih sangat pagi buta, bahkan mataharipun masih belum nampak.

Tapi di tempat yang terpencil disudut desa, sudah sangat ramai oleh suara anak muda disebuah padepokan kecil.

Suara semangat anak muda diiringi dengan kicau burung dan hewan lain yang mungkin mulai melakukan aktivitas dipagi hari.

Padepokan ini namanya padepokan Randu Agung.

Sebuah padepokan kecil yang bisa dikatakan adalah anak cabang dari padepokan Harimau Putih.

Tugas utama padepokan ini adalah menjaga keamanan empat desa disekitar padepokan Randu Agung baik dari rampok maupun kasus-kasus lainnya seperti pencurian, pertengkaran, atau bahkan pembunuhan.

Disini juga tempat menggembleng para pemuda desa untuk menjadi pemuda yang tangguh.

Bagi para pemuda desa, Padepokan ini merupakan sebuah kesempatan emas.

Mereka yang mempunyai kemampuan dan keahlian kadang bisa sampai bekerja di Ibukota dan bisa menjadi kaya raya tanpa takut kelaparan lagi saat musim kemarau tiba.

Minimal mereka bisa menjadi Instruktur dipadepokan ini dan kedepannya sudah tidak dipusingkan dengan makan dan minum.

Bahkan posisi sebagai instruktur pun sudah memberi kebanggaan terhadap keluarga mereka.

Membayangkannya saja, bahkan bisa membuat para pemuda ini semangat.

Karena, dengan modal jadi instruktur padepokan, mereka bisa meminang pujaan hati.

Bahkan kadang bisa meminang kembang desa.

Disini merupakan tempat wajib pemuda desa ketika mereka sudah menginjak usia 12 tahun dan lulus saat mereka menginjak usia 17 tahun.

Murid dipadepokan dibagi menjadi 3 kategori.

Murid kelas pemula, murid kelas lanjutan, dan murid kelas inti.

Murid kelas pemula biasanya usia 12-14 tahun.

Murid kelas lanjutan biasanya usia 15-17 tahun.

dan, murid kelas inti biasanya usia dipilih oleh para instruktur, guru, atau mahaguru yang biasanya dipilih pada usia 16-17 tahun.

Para murid inti jumlahnya bisa dihitung dengan jari dan merekalah yang akan menjadi penerus kelangsungan padepokan ini.

Berlatih dan belajar di padepokan tidak selalu menginap dan mengabdi.

Mereka diberi kebebasan.

Ada yang pulang kerumah waktu sore hari, tapi memang lebih banyak yang memilih untuk menginap.

Dan tentu saja jika mereka menginap, mereka harus membawa perbekalan sendiri dan juga wajib membersihkan seluruh padepokan sebagai ganti tempat tidur yg mereka tempati.

Mahesa Bayu sudah dipercaya memimpin teman-temannya menjadi asisten guru latih tarung walau di masih berusia 13 tahun.

Dia bukan anak seorang bangsawan ataupun saudagar yang kaya raya, tapi hanya anak seorang petani.

Hanya dalam setahun, dia sudah unggul disegala bidang bahkan mengalahkan seniornya yang berusia 16 tahun di "Sabung Peteng" dimana ada kompetisi bertarung di 2-4 hari kosong sebelum awal tahun (dalam tahun saka ada10 hari dalam seminggu dan tepat 30 hari dalam sebulan dan 12 bulan dalam setahun.

Maka setiap tahunnya disesuaikan tahunnya sesuai dengan daur perputaran matahari).

Di final dia berhasil mengalahkan Wira dan Wijaya difinal dengan mudah walau pertandingannya 2 lawan 1.

"sepuluh putaran lagi dan kita akan istirahat" seru Mahesa Bayu kepada rekan-rekannya.

"sepuluh orang yang paling terakhir akan menimba air dulu untuk semua sebelum sarapan" imbuhnya.

Tanpa dikomando semuanya langsung mempercepat larinya agar tidak menjadi 10 terakhir karena bisa dipastikan mereka tidak bisa menikmati sarapan jika itu terjadi.

****

End Of Charpter 1

Next chapter