webnovel

Tujuh Pendekar Sakti

Ketua organisasi Hunter, yaitu Vallion yang merupakan guru dari 7 pendekar sakti, kemampuannya sangat mengerikan dimana ia bisa membuat hujan meteor dalam jarak serangannya. Kemampuan dalam birokrasi dan diplomasinya juga sangat mumpuni. Hal ini lah yang membuat dirinya diangkat menjadi seorang panglima perang sekaligus menjalankan organisasi hunter, sebuah institusi bayangan yang ia ciptakan untuk menciptakan kedamaian.

Pendekar 1 : memiliki kemampuan melemparkan jarum-jarum beracun dari jarak yang sangat jauh, kekuatannya yang sangat mengerikan dan sekaligus menjadi jurus andalan adalah badai jarum beracun. Jurus ini dilakukan dengan cara melemparkan ribuan jarum beracum ke langit, kemudian jarum tersebut akan jatuh layaknya badai yang mematikan.

Pendekar 2 : memiliki kemampuan beladiri tangan kosong yang tak tertandingi, setiap pukulan dan tendangan yang dia keluarkan layaknya pukulan dari tangan yang terbuat dari besi yang sangat keras.

Pendekar 3 : memiliki insting yang sangat kuat, pendengaran dan pengelihatan yang tajam. Dia dapat mendengar suara yang sangat kecil sekalipun, dan langkah kaki orang yang berada sangat jauh hanya dengan mendengarkannya di tanah. Dan dia memanfaatkan instingnya ini untuk mendalami kemampuan menembak. Si pengguna shootgun, dia juga pengguna pisau belati untuk pertarungan jarak dekat.

Pendekar 4 : seorang pendekar pedang yang sangat cepat dalam mengayunkan pedangnya, konon pedang miliknya begitu berat hingga membelah batu besar adalah hal yang mudah dengan pedang ini. Dalam kecepatan tertingginya, dia mampu melakukan 100 kali tebasan dalam satu kali serangan.

Pendekar 5 : memiliki ketahanan tubuh yang melebihi manusia normal lainnya, dia mampu menerima berbagai pukulan di tubuhnya tanpa merasakan sakit yang serius. Konon dalam keadaan tubuh yang sedang sangat baik, dia mampu menahan serangan meriam dengan tubuhnya. Dan senjatanya adalah rantai yang panjang yang biasa digunakan seperti cambuk. Kekuatan andalannya adalah segel rantai, dimana siapapun yang telah disegel dengan rantainya tidak akan bisa lepas dari jeratan, sebab dia memiliki kemampuan khusus yaitu penghapusan kekuatan yang dialirkan melalui rantainya yang mengikat, sekuat apapun orang yang disegel, didalam jeratan rantainya adalah manusia normal tanpa kekuatan.

Pendekar 6 : seorang pendekar pedang aliran kuno. Tidak seperti pendekar pedang pada umumnya yang memakai pedang berukuran normal. Dia adalah pengguna dua pedang, satu berukuran sangat panjang dan satunya lagi sedikit lebih pendek. Dengan pedangnya ini, penampilannya menjadi sangat mencolok di setiap pertempuran berdarah. Setiap orang yang melihatnya pasti akan mengetahui nafsu membunuh yang menjerit dari auranya, bahwa ribuan pertempuran telah dilalui.

Pendekar 7 : memiliki kemampuan untuk menghipnotis seseorang dan mengendalikan pikiran lawannya dengan mata sebelah kiri miliknya yang telah terkutuk. Pendekar ini bisa mengalahkan lawannya hanya dengan sekali menatap, musuh akan masuk ke perangkap ilusi miliknya lalu mengakhiri hidupnya sendiri tanpa pertempuran. Dia juga pandai bermain senjata jenis tombak sabit.

***

Masuk ke cerita.

Di suatu malam yang sunyi tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang perajurit penjaga gerbang kerajaan, sesosok mayat dengan bekas luka yang mengerikan tergeletak di dekat post penjaga, tubuhnya mengerut dan sekujur tubuh menjadi lebam, mendapati akan hal itu, beberapa prajurit berkuda dengan lampu-lampu lampion yang digunakan sebagai media penerangan langsung menyisir hutan bambu di bagian terluar kerajaan, saat itu seorang pria bertopeng yang sedang bermain suling ditemukan di tengah hutan, Para prajurit langsung mengepung dari berbagai sudut. Pria itu dicurigai sebagai pelaku pembunuhan tersebut.

Saat suling kembali di tiupkan, bangkitlah sekelompok mayat hidup yang muncul dari dalam tanah hutan bambu itu dan melakukan serangkaian pembantaian sadis terhadap perajurit kerajaan.

Berita tewasnya kapten Radit Cuan dengan satu regu pasukannya itu tersebar begitu cepat bagaikan wabah yang melanda, menciptakan suatu kondisi ketakutan yang sangat mencekam dan trauma tersendiri bagi rakyat biasa maupun mental para prajurit tempur.

Untuk struktur kekuatan di kerajaan Shindra, ada 10 ksatria agung sebagai pilar kekuatan, juga berfungsi sebagai peramu formasi perang.

Dan untuk Militer tempur, Kerajaan Shindra terbagi menjadi 4 korps, yang masing-masing korps memiliki komandan dan divisi-divisinya.

Sedangkan penjagaan kerajaan dari dalam juga memiliki lembaga pertahanan khusus, mereka disebut Militer Sayap Elang, yang tugasnya adalah menjaga jalannya serangkaian perda dan kestabilan pengamanan dalam negri, tidak terlibat dalam perang secara langsung, hanya menciptakan kondisi rukun berbangsa dan bertanah air di dalam perbatasan.

Untuk Militer Sayap Elang sendiri hanya diketuai oleh satu jendral saja, yaitu Jendral Edrick yang selalu mendampingi raja disinggasananya.

Sore itu disebuah kedai makanan pada desa kecil nun jauh disana, obrolan tentang terbunuhnya satu regu pasukan kerajaan sedang ramai diperbincangkan. Di tengah keramaian tiba-tiba saja seisi kedai dikejutkan dengan datangnya seorang pria bertubuh besar yang membawa sebuah pedang yang panjang, pedang itu bahkan sama panjangnya dengan tubuhnya. Dia adalah seorang pendekar yang bernama Jaka Ambarawa.

Semua orang yang makan dikedai itu biasanya adalah pendekar kampung. mereka terdiam saat Jaka Ambarawa masuk kedalam kedai, suasana yang tadinya ramai menjadi hening seketika, bahkan kondisi hening ketika itu menciptakaan kepekaan indra pendengaran tersendiri pada setiap orang yang ada di kedai tersebut, mereka bahkan dapat mendengar detak jantungnya masing-masing.

Sampai saat Jaka Ambarawa memesan sebuah makanan pada pelayan kedai yang menghampirinya. "Permisi Paman, saya pesan satu ayam dan satu gelas susu sapi."

Semua orang tak tahan mendengarnya, sampai ada celetukan tajam dari salah satu pengunjung kedai. "Hahahahahahaha, wajar saja badannya besar, sukanya minum susu sapi, seperti bayi saja, popoknya mana popoknya mana bruakakakak."

Dan celetukan yang lainnya. "Badannya saja yang besar, pasti kemampuannya tidak sehebat penampilanya."

Mendengar itu semua Jaka Ambarawa hanya diam saja, di tak ambil pusing sambil menghisap rokok kretek dan menikmati makanan dan minumannya yang baru saja di hidangkan.

Tak lama kemudian suasana menjadi kacau, beberapa orang rampok datang untuk menjarah kedai serta orang-orang yang ada di dalamnya.

Pada situasi yang kacau itu tiba-tiba saja datang dua orang laki-laki dari luar kedai yang melakukan perlawanan terhadap sekelompok rampok itu, yang satu berpakaian seperti penyihir berwarna serba hitam dengan memakai masker penutup mulut dan topi pesulap tinggi yang membuat penampilannya nampak eksentrik, dan yang satunya lagi berpenampilan layaknya orang kantoran, dengan setelan dasi dan kemeja yang dimasukkan.

Tidak sampai mengeluarkan kemampuan khusus, para rampok itu sudah kalah lalu berlari terbirit-birit dengan seruan ancaman akan ada serangan dengan skala yang lebih besar sebagai bentuk pembalasan.

Lelaki penyihir itu bernama Bernard, dia memiliki kemampuan khusus ruang dimensi, dimana dia bisa membuang organ tubuh musuh yang dihadapinya ke-ruang antah berantah dengan efek pembuangan organ juga akan dia dapatkanya dengan bentuk yang lebih minim yaitu hanya 20% saja dari apa yang dia buang, dengan syarat objek bagian tubuh harus sudah dia sentuh terlebih dahulu.

Karena kemampuan khusunya ini sangat beresiko, oleh sebab itu di dalam pertarungan Bernard biasanya melakukan trik sulap yang dirancang untuk membunuh. Bernard hanya mengaktifkan kemampuan khusunya ketika nyawa sudah menjadi taruhan ataupun di pertarungan yang tak mampu dimenangkannya.

Sedangkan lelaki rapi yang satunya memiliki kemampuan khusus kecepatan kilat, pengendali listrik, dia bernama Bayu, mantan bos bandit dari tanah yang terbuang, sebelum akhirnya Bayu dikalahkan oleh Jaka Ambarwara dan menjadi muridnya.

Setelah mengalahkan para rampok itu dengan mudah, Bernard dan Bayu menghampiri Jaka Ambarwara lalu ikut duduk bersamanya, alih-alih mendapat pujian akan tidakan heroiknya, justru tamparan dengan kulit pisam ambon melayang di kedua pipi mereka.

"Apa kalian bodoh dasar pegundal ... mengalah sedikit untuk keamanan jangka panjang juga bagian dari perlawanan, lihat kekacaun yang akan terjadi setelah ini, kalau tahu kalian akan menyesal karena telah bertindak sembrono," ujar Jaka Ambarwara.

"Maafkan kami, Guru. Sebagai bentuk penyesalan akan hal ini, kami bersedia menjaga desa ini dari serangan gelombang kedua," jawab Bayu.

"Halah, sudahlah tidak perlu! Kalian akan ada misi yang jauh lebih penting, aku sudah mendapat kode rahasia dari ketua," balas Jaka Ambarwara.