webnovel

Kenapa Aku Sendirian

Seorang anak remaja perempuan dari kecil hingga sekarang ia selalu sendirian, dia di jauhi anak-anak lain bahkan penduduknya sekalipun lalu dia bertemu seseorang yang mirip dengannya! Dan dunia ini terdapat 15 kerajaan yang memiliki zaman yang berbeda-beda. Perjalanan sang tokoh utama akan sangat sulit karena akan dihadang oleh monster-monster yang kuat dan sang tokoh utama harus bisa menerima kenyataan yang menurutnya sulit untuk diterima. Di antara kelimabelas kerajaan terdapat tiga Utusan yang berada di kerajaan yang berbeda-beda dan tujuan mereka masih belum diketahui. Apa hubungan anak perempuan itu dengan zaman yang berbeda dan ketiga Utusan? Apakah dunia ini dari awal sudah seperti ini?

Diyah_Lestari_0977 · Fantasy
Not enough ratings
143 Chs

Panti asuhan

Pagi hari pun tiba, semua anak-anak dari panti asuhan langsung bangun dan bersiap untuk sarapan pagi.

Namun, Rira setiap pagi selalu terlambat untuk sarapan karena dia di kunci di kamarnya oleh pengurus panti asuhan dengan alasan,

"Kau akan melukai mereka semua!! atau kau akan membunuh mereka!! kau tidak boleh sarapan bersama kami!!" Ucap salah satu pengurus panti dengan nada kesal.

Rira saat itu tidak mengerti kenapa dia diperlakukan seperti itu dari kecil hingga sekarang dan hal ini tidak pernah berubah.

Rira selalu di perlakuan kasar oleh pengurus panti asuhan dan Rira mengira mereka marah karena Rira membuat masalah di panti sehingga pengurus panti sering bilang kepada anak-anak panti lainnya untuk tidak berteman dengan Rira.

Saat malam tiba, Rira di hukum tanpa alasan yang jelas dari pengurus panti yang bernama Mama Zera. Rira di masukkan ke dalam sumur tua yang sangat jauh jaraknya dari desa Rira.

Desa Rira itu sebenarnya tidak memiliki nama jadi di cerita ini desa tak bernama ini di sebut desa Rira. Alasan nama desa ini 'desa Rira' karena telah terjadi sesuatu yang di mana penduduknya tidak ingin mengingat nama lama desa ini.

Karena itu desa ini di sebut desa Rira supaya penduduknya melupakan nama lama desa ini. Tapi tetap saja desa ini tidak memiliki nama resmi.

Lanjut...

Rira yang tenggelam selalu merasa bahwa dia harus mati daripada di siksa secara mental dan fisik. Sedangkan Mama yang melihat Rira sudah tenggelam ke dalam sumur memutuskan untuk menutup sumur dengan sihir batu raksasa yang bernama Big Rock.

Namun, Mama Zera yang langsung pulang meninggalkan Rira yang sudah tenggelam tidak merasa bersalah dan merasa tindakan yang dia lakukan sudah benar.

Mama Zera membuka pintu masuk panti asuhan dan Mama Zera melihat seorang pengurus panti asuhan lain terlihat sedang duduk di kursi tua sambil menggendong bayi.

Mama Zera mengabaikan perempuan pengurus panti tersebut dan Mama Zera segera ke kamarnya untuk beristirahat supaya besok Mama Zera dapat menjalani aktivitas hariannya.

Matahari hampir terbit, jam menunjukkan pukul 4 pagi semua anak-anak panti bangun untuk melakukan kegiatan pagi mereka.

Setiap hari, mereka tidak pernah peduli apa yang telah terjadi kepada Rira karena mereka di larang oleh Mama Zera dan pengurus panti lainnya untuk tidak berteman dengan Rira atau pun berbicara panjang lebar dengannya.

Rira yang masih di dalam sumur sejak kemarin, memutuskan untuk bermain air di dalam sumur meskipun dia hampir kehabisan oksigen.

Rira berenang ke bawah lalu menemukan ikan kecil yang bersinar sangat terang. Rira sudah berenang sampai dasar sumur lalu menemukan rumput laut Clise.

Ternyata di balik rumput laut itu ada goa rahasia yang di buat oleh Rira sejak pertama kali terjatuh ke sumur karena seseorang mendorongnya.

Ikan kecil itu di dapat oleh Rira saat sedang melihat sungai di dekat desanya sedang mengkering. Ikan kecil itu di bawa Rira ke sumur yang tidak di pakai oleh penduduk desa. Ikan itu memberikan Rira rumput laut Clise supaya Rira tetap bisa bernapas sedikit di dalam air,

Selain itu, rumput laut ini dapat mencegah air masuk ke dalam suatu tempat. Seperti goa Rira yang tidak kemasukan air ini layaknya portal yang memisahkan air dan udara saat berada di sini tapi tetap saja jika terlalu lama Rita akan mati akibat oksigen yang semakin sedikit.

Dua hari setelah Rira berada di dalam sumur tua, Rira tidak mati di dalam sumur tersebut meskipun sudah tidak bernapas karena oksigen di goa sudah habis dan ikan kecil itu mati beserta rumput laut di dalam sumur, Rira tidak berpikir panjang lebar dia harus segera keluar dari sana bagaimana pun caranya.

Rira mencoba berenang ke atas lalu berusaha untuk membuka sumurnya. Saat Rira masih sadar di dalam air, terdengar suara yang keras yang membuat sumurnya bergetar. Rira menutup matanya dan mendengar sesuatu masuk ke dalam sumur.

Saat Rira membuka mata dia berada di samping sumur tua. Tubuh dan pakaian Rira semua basah kuyup, dia sedikit bingung atas apa yang terjadi barusan dan meski sudah di perlakukan kasar oleh Mama Zera dan pengurus panti lainnya Rira tidak marah atau pun dendam kepada Mama Zera dan pengurus panti lainnya.

Rira pergi pulang setelah pakaiannya kering dan pada saat sampai di depan desanya semua penduduk dan anak-anak panti lainnya yang sedang berada di taman desa langsung lari dan memberi tahu soal ini(Rira kembali pulang) kepada Mama Zera.

Sedangkan penduduknya menuju ke rumah mereka masing-masing serta menutup pintu dan jendela. Sekarang desa ini menjadi sepi saat Rira datang, dia bagai tornado yang menganggu desa, banyak yang berpikir demikian.

Rira terus berjalan dan sampai di depan panti dan terlihat Mama Zera sedang menunggunya. Tanpa pikir panjang...

"Cepat masuk ke kamarmu dan hari ini kau tidak boleh makan atau pun minum karena kau bermain di luar desa selama dua hari tanpa pulang ke panti!" Mama Zera terlihat marah.

"Saya belum makan biarkan saya makan!" Rira meminta tolong ke Mama Zera supaya dia di beri kesempatan untuk makan.

"Mama tidak peduli karena kau itu tidak pantas berada di sini." Mama Zera meninggalkan Rira yang tampak sangat lelah dan murung.

Rira pun pergi ke kamarnya dan saat menuju ke kamar dia melihat anak-anak lain yang sedang makan dengan porsi besar dan bisa tambah nasi lagi. Mereka makan dengan bahagia tapi tidak untuk Rira.

"Hari ini kalian harus makan yang banyak! biar sehat dan kuat." kata salah satu pengurus panti.

"Baik." anak-anak terus makan sampai tidak tersisa makanan yang ada di dapur panti.

Rira yang melihat itu terus berjalan menuju ke kamarnya, Setelah sampai Rira membuka pintu dan masuk ke kamarnya dan terlihat banyak sampah makanan dan beberapa hewan mati di kamar Rira.

Rira tidak peduli, dia menutup pintu kamar dan langsung terjatuh pingsan karena lapar dan haus. Pagi pun tiba dan Rira terkejut semua sampah dan hewan mati menghilang dari kamarnya.

Saat Rira keluar dari kamarnya dia langsung di lemparkan telur busuk oleh anak-anak panti lainnya.

"Kata Mama Zera, itu sarapanmu." kata salah satu anak kemudian mereka meninggalkan Rira sendirian.

"Aku harus...kuat." semangat Rira.

Rira pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan kulit dan kuning telur yang menempel di rambut dan bajunya.

"Huff...selesai meskipun aku di perlakuan seperti ini aku harus bertahan." Rira terus tabah.

Rira pergi keluar panti untuk jalan-jalan, dan ekspresi wajah orang lain saat melihat Rira seperti khawatir dan takut.

"Ibu aku mau main bersama Rira, Ibu." seorang anak dari desa ingin bermain dengan Rira.

"Tidak boleh!!" bentak ibu dari anak itu,

Lalu Ibunya menarik anaknya untuk menjauhi Rira tetapi, anak itu menangis dengan keras dan orang lain yang ada di sekitarnya hanya bisa diam.

"Anak itu menangis karena kau Rira!" Kata Mama Zera datang dari depan panti atau halaman depan panti.

Setelah mendengar perkataan Mama Zera Rira langsung berlari menjauh dari mereka semua dan pergi jauh dari desa. Lalu dia sampai di padang rumput dengan hembusan angin yang menyegarkan.

"Mereka membenciku salah ku apa? aku bahkan tidak tahu... Jika aku terus bertahan apa akan ada perubahan?"

Rira memegang wajahnya lalu menangis dan saat itu pula Rira mendengar bisikan di telinganya,

"Hancurkan mereka, bunuh mereka semua!" suara itu terdengar jelas di telinga Rira.

Rira melepaskan tangannya dari wajahnya dan tiba-tiba dia berada di tempat yang penuh dengan darah dan dia pun bertemu dengan seorang gadis.

Gadis itu, bermata ungu dan berambut panjang bewarna hijau terang dan memakai rantai di kedua tangannya.

"Kita bertemu lagi!" Gumam gadis itu.