webnovel

Kembali Ke Dunia Kultivasi Melalui Sebuah Game

Qin Tian, seorang jenius di dunia kultivasi yang gagal menjadi Kaisar Surgawi akhirnya mati di tangan musuhnya yang berhasil menjadi Kaisar Surgawi. Tapi setelah kematiannya, dia dilahirkan kembali di sebuah dunia fana yang disebut bumi. Itu adalah dunia yang maju dalam teknologi. Tapi pada suatu hari, tiba-tiba muncul sebuah game yang bernama (Enam Belas Surga). "Mengapa nama game ini sama dengan nama dunia asalku?" Qin Tian bertanya-tanya dengan bingung saat dia pertama kali mendengar tentang game itu. ... Ini memiliki Romance Harem yang cukup bagus, jika kamu suka itu, kamu mungkin suka ini.

Saubi1234 · Eastern
Not enough ratings
218 Chs

Tiba di Sekte

Rombongan itu kemudian meninggalkan tempat itu.

Dengan rombongan yang begitu besar, tentu saja tidak ada yang berani lagi menghalangi jalan mereka.

Elang yang ditumpangi oleh Qin Tian dan yang lainnya terbang di barisan paling belakang.

Selain utusan itu, pada dasarnya tidak ada satupun yang memperhatikan mereka.

Meskipun mereka mungkin hanya murid-murid sekte tingkat rendah, mereka setidaknya berasal dari benua itu. Mereka tidak bisa bersikap sombong pada orang-orang di benua itu, tapi mereka setidaknya dapat meremehkan orang-orang dari pulau-pulau terpencil.

Tentu saja, mereka hanya bisa meremehkan orang-orang dari pulau terpencil seperti Yang Ming dan yang lainnya. Beberapa orang juga berasal dari pulau-pulau terpencil tapi mereka bergabung dengan sekte yang lebih kuat. Untuk orang-orang itu, bahkan mereka harus memberi hormat saat mereka bertemu.

Saat elang yang dia tumpangi terbang dengan stabil, Qin Tian tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat jam di dunia nyata.

Itu sudah hampir jam 4 pagi yang berarti dia sudah berada di dunia itu selama hampir empat hari.

"Aku masih bisa tinggal di sini setidaknya tiga hari lagi." Ucap Qin Tian.

Dia mulai memikirkan rencana untuk mengamankan tubuhnya saat dia keluar dari dunia itu.

"Tapi mengambil alih tubuh Hu Lei ini tampaknya juga tidak sepenuhnya sia-sia."

Dari ingatan Hu Lei, dia menemukan ada beberapa antek Hu Lei di sekte itu, dan mereka juga bukan karakter-karakter lemah diantara murid-murid sekte.

"Aku bisa menggunakan mereka. Setidaknya mereka bisa melakukan hal-hal kecil untukku."

Saat dia memikirkan itu, dia atau Hu Lei segera mengirim pesan kepada antek-anteknya.

Pesannya sederhana, itu mengirim informasi tentangnya, dan memerintahkan mereka untuk mematuhi setiap perintahnya serta memperlakukannya seolah-olah dia adalah Hu Lei itu sendiri. Jika mereka berani melawannya, Hu Lei mengatakan dalam pesannya kalau dia akan membunuh mereka semua.

Dia mengirim pesan seperti itu karena dia tidak ingin melihat mereka meragukan dan mempertanyakan identitasnya.

...

Sekitar tiga jam kemudian, Qin Tian dan yang lainnya tiba-tiba melihat sebuah gunung yang sangat besar tidak jauh di depan mereka.

Sebelumnya mereka tidak bisa melihat gunung itu karena ada banyak awan yang menghalangi pandangan mereka.

Ketinggian gunung itu mungkin mencapai tiga ratus kilometer lebih, dan satu hal yang menarik perhatian dari gunung itu adalah bahwa itu sebenarnya terbelah menjadi dua.

Di tengah-tengah gunung tersebut, ada sebuah sungai yang sangat panjang dan sungai tersebut memisahkan gunung tersebut menjadi dua meskipun gunung itu sebenarnya hanya satu gunung.

Sungai itu jelas bukan sungai biasa karena bahkan dari kejauhan, Qin Tian dan yang lainnya bisa melihat gumpalan-gumpalan kabut putih seperti awan melayang di atas sungai tersebut. Mereka, tentu saja, bukan kabut atau uap biasa karena bahkan dari kejauhan mereka bisa merasakan aura yang sangat murni dari mereka.

Yang Ming dan yang lainnya yang belum pernah melihat dunia tentu saja langsung terkejut saat mereka melihat sungai itu, tapi Qin Tian tetap tidak bereaksi karena dia sudah melihat banyak hal-hal seperti itu.

Hal-hal seperti itu biasanya disebut mata air spiritiual meskipun mereka terkadang bukan air. Selama mereka menghasilkan banyak energi spiritual, mereka akan disebut sebagai mata air spiritiual oleh orang-orang di enam belas surga.

"Sungai itu adalah fondasi sekte kita." Utusan yang berdiri di depan mulai menjelaskan.

"Semakin dekat kalian dengan sungai itu, kultivasi kalian juga akan tumbuh dengan lebih cepat. Tapi karena kultivasi kalian masih rendah, kalian hanya bisa menjadi murid pengadilan luar terlebih dahulu."

"Kalian akan menjadi murid junior ketika kalian menerobos ke lapisan keenam Magang Spiritual sebelum kalian berusia dua puluh tahun, dan kalian akan menjadi murid senior selama kalian menjadi Prajurit Spiritual."

"Baiklah, aku akan membawa kalian ke tempat tinggal para murid pengadilan luar." Dia kemudian melambaikan tangannya.

Setelah itu, elang yang mereka tumpangi kemudian terbang ke arah lain. Itu terbang ke arah tertentu di puncak gunung tersebut.

Ketika elang itu semakin dekat dengan gunung itu, Yang Ming dan yang lainnya akhirnya menyadari kalau tempat itu adalah sebuah lahan pertanian.

'....'

Ekspresi mereka menjadi aneh saat mereka melihat itu. Mereka terlihat canggung.

Utusan itu jelas menyadari kecanggungan mereka.

"Ehmm." Dia berdehem.

"Salah satu tugas kalian sebagai murid luar adalah memelihara pertanian sekte ini. Jangan berpikir kalau ini hanya pertanian biasa, diantara tanaman-tanaman itu, akan ada beberapa tanaman yang akan tumbuh menjadi tanaman spiritiual."

"Well, aku tidak akan menjelaskan lebih banyak, kalian akan mengerti dengan sendirinya nanti."

Tidak lama kemudian, elang yang mereka tumpangi mendarat di sebuah halaman yang berada di depan pemukiman.

Itu tentu saja bukan pemukiman kecil karena ada setidaknya lima ribu rumah di sana.

Masing-masing rumah bahkan memiliki halaman mereka sendiri.

Tepat setelah mereka turun dari punggung elang, seorang pria tua kemudian datang ke arah mereka.

Saat pria tua itu tiba di depan mereka, dia tiba-tiba menangkupkan tinjunya ke arah utusan itu dan berkata. "Salam senior." Dia bahkan membungkukkan tubuhnya.

Sementara Yang Ming dan yang lainnya tertegun sekali lagi, Qin Tian hanya menggelengkan kepalanya.

Hampir semua sekte memiliki aturan yang sama. Mereka yang gagal menjadi murid junior biasanya akan menjadi elder pengadilan luar.

Status mereka sangat rendah, mereka dianggap setara dengan para murid junior tapi jelas tidak ada satupun elder pengadilan luar yang berani memprovokasi murid junior.

Dan ketika mereka bertemu dengan murid senior, mereka bahkan harus memanggil mereka dengan sebutan senior bahkan jika mereka jauh lebih tua daripada murid senior itu.

Si utusan hanya mengangguk ringan sebagai jawaban. Dia kemudian berbicara pada tetua itu.

"Mereka adalah murid-murid baru yang saya bawa, bakat mereka cukup bagus, saya harap anda merawat mereka semua dengan baik. Saya yakin mereka bisa menjadi murid junior di masa depan." Dia berkata. Dia jelas sedang menunjukkan dukungannya pada mereka.

Ada alasan mengapa si utusan memperlakukan Yang Ming dan yang lainnya dengan cukup baik, itu karena dia juga berasal dari sebuah pulau terpencil.

"Yakinlah senior, orang tua ini pasti akan memberi mereka banyak bimbingan." Lelaki tua itu menjawab dengan senyum tulus.

"Mmmm."

Dia kemudian berbalik pada Yang Ming dan yang lainnya. Dia menatap Qin Tian untuk sesaat tapi tetap berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Mulai sekarang kalian semua harus berusaha dengan keras. Jika kalian bisa menjadi murid junior, jalan masa depan kalian akan menjadi lebih luas."

"Jika kalian beruntung, kalian bahkan bisa menjadi tetua sekte di masa depan. Pada saat itu, jika kalian kembali ke pulau kalian, kalian bahkan bisa mendirikan sebuah kerajaan fana di sana." Dia berkata dengan senyum tipis.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang, ku harap kita bisa bertemu lagi dalam waktu singkat."

Setelah mengatakan itu, dia kemudian melompat ke punggung elang. Dan elang itu langsung terbang setelah itu.

Yang Ming dan yang lainnya tidak mengalihkan pandangan mereka sampai elang itu menghilang dari penglihatan mereka.

Mereka kemudian berbalik ke arah lelaki tua itu. Namun, saat mereka menatap lelaki tua itu sekali lagi, mereka menemukan senyum ramah di wajah lelaki tua itu telah menghilang sepenuhnya.

Tidak, dia masih tersenyum, tapi senyumnya terlihat seperti senyum hantu yang mencoba menakuti-nakuti anak-anak. Dia menunjukkan giginya yang ompong dan kuning saat dia tersenyum.