webnovel

pengintaian

Ting... tong... ting... tong...

sialan setiap kali dapet moment bagus pasti ada aja halangannya, ku bangunkan mbak puji dari posisi nungginya, ku peluk dia dan ku hapus airmatanya

"sudah jangan nangis, buka aja pintunya, jangan terlihat mencurigakan" pesanku padanya. mbak puji pun bergegas untuk membukakan pintu

"silakan masuk mas dan silahkan tunggu dulu ya, saya panggil nyonya dulu" tutur mbak puji.

saat mbak puji memanggil tante, aku pun dengan sengaja mondar-mandir di sekitar dapur deket dengan tangga utama yang ke lantai 2, aku hanya berpikir apakah tante berani membawa cowok itu ke lantai 2 selagi ada aku disini.

tante pun turun dengan dress putih seksi dan transparant, terlihat jelas lingerie birunya yang menggoda iman dan Bra biru yang sesuai dengan lingerie nya, lekuk tubuh tante sangat menggoda, begitu nyata terlihat, payudara terlihat kencang, besar dan padat berisi, pahanya sangat mulu nan putih besar dan seksi sangat sintal, pantat terlihat tidak kendor dan sangat menggemaskan, melihat nya saja aku sudah sangat horny, walaupun parasnya bukan seleraku dan sifatnya sangat menjengkelkan dan membuatku muak tapi melihat tubuhnya pikiranku sangat di penuhi oleh nafsu.

saat sampai di lantai dasar tante pun kaget melihat aku yang ada disana, terdengar lirih suara tante,

"puji... kenapa kamu gak bilang kalau ada nathan disini?" ucap tante.

"maaf nyonya saya tidak tau" ujar mbak puji.

dan dengan santai tante pun menyuruhku untuk masuk ke kamar.

"nathan... masuk kamar sana" suruhnya.

tanpa mempedulikan perkataan tante aku pun bertanya kepada tante.

"dia siapa tante?" tanyaku sinis.

"client tante... sudah masuk kamar sana" hardik tante.

aku pun masuk kamar, dan aku berpikir akan merekam kelakuan tante jika berani berbuat asusila di rumah ini. sesaat kemudian aku pun mengintip dari kejauhan apa yang di lakukan tanteku dan tak lupa merekamnya, mereka begitu mesra dan cowok itu berkali-kali mencium bibir tante tapi tante terlihat tidak nyaman mungkin karena ada aku di rumah dan akhirnya cowok itu pun di suruh pergi oleh tante.

Mengetahui cowok itu pergi, aku pun masuk kamar untuk menenangkan diri, aku berpikir tentang kelakuan tante dan apa yang sudah aku lakukan pada mbak puji, bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu, apakah aku sudah tidak memiliki moral lagi.

lagi-lagi pikiran kotor ku kembali, kali ini bukan mbak puji yang jadi sasaranku melainkan Tanteku sendiri, aku pun naik keatas mencoba mencermati lantai atas sembari mencari celah untuk mengintai tante.

Disaat aku mengintai kamar atas terdengar suara pintu terbuka, secara refleks aku pun langsung sembunyi di celah rak sepatu. Terlihat tante sudah berpakaian rapi bertanda dia akan keluar rumah, dia pun menuruni tangga dan berkata

"puji... aku keluar dulu!" teriak tante.

pasti dia mau menemui cowok yang tadi, mereka bakal check in mungkin di salah satu hotel, mungkin tidak jauh dan sekitar sini saja, karena aku lihat cowok tadi begitu sangat bernafsu dengan tante begitu juga dengan tante. tapi apa daya aku gak punya kendaraan disini jadi aku hanya bisa stay di rumah, sungguh tidak ihklas hati melihat tante dicicipi pemuda ingusan macam dia.

"Anjiiiiiiinggg..... Bangsaaaaattt... !" teriakku sangat keras.

kulihat pintu kamar tante sedikit terbuka, Wow... kesempatan untuk masuk ke kamar tante, karena tante lupa mengunci kamar, aku langsung keluar dari tempat persembunyian untuk masuk ke kamar tante.

Kuperhatikan sekeliling dan disetiap sudut kamar tante, kamar yang sangat besar dan mewah, ranjang empuk dan besar, home theather, lemari baju yang menawan, tempat rias yang indah, dan ada piano di deket jendela, lalu aku masuki kamar mandi yang sangat mewah, toilet dengan kaca transparant. aku pun keluar dari kamar mandi dan terlihat mbak puji sedang mengganti bunga di vas bunga yang terletak di atas tempat tidur.

"mbak... lagi ngapain?" tanyaku ke mbak puji.

"ganti bunga yang layu mas..." jawab dengan ketakutan.

Aku tau dia masih ketakutan kalau aku akan berbuat yang tidak-tidak terhadapnya. tapi untuk sekarang aku masih bisa berpikir jernih dan bisa mengendalikan nafsuku.

"berapa hari sekali mbak tuh bunga di ganti??"

"3 hari sekali mas" masih tetap dengan ketakutannya.

"mbak yang disebalah itu kamar siapa?"

"kamar Non Rina, mas..." jawabnya lagi.

selama aku disini aku belum pernah melihat kak rina, bisa di pastikan jika dia ngekost di daerah deket universitasnya, sudah hampir 8 tahun aku tidak melihatnya, terakhir aku melihat nya saat aku berumur 7 tahun, semoga saja sifatnya tidak seperti mamanya.

Disaat bersamaan aku berpikir bagaimana cara mengintai, kamar ini dilihat dari segala sudut sangat susah, dari jendelapun tidak ada celah, satu-satunya cara adalah dengan masuk ke kamar kak rina dan membuat lubang untuk naik ke atap, selama kak rina tidak ada dirumah aku bisa memanfaatkan hal ini.

sebenarnya dengan membeli kamera CCTV yang kecil bisa aja untuk mengintai dan mengawasi kamar ini tapi aku tidak memiliki banyak uang untuk membelinya, walaupun aku dari keluarga kaya tapi orang tua ku sangat pelit dalam urusan uang meskipu itu kepada anaknya.

"mbak... apapun yang saya lakukan dirumah ini, mbak harus diem aja ya"

"iya mas..." jawabnya dengan nada ketakutan.

"mbak punya kunci kamar tante dan kamar kak rina?" tanyaku lagi.

"ada mas.." jawabnya.

"ok... mana, saya pinjam mbak" pintaku.

setelah mendapat kunci tersebut aku pun pergi keluar untuk menduplikat kunci kamar tante dan kak rina, hal ini aku lakukan untuk menjalankan misiku yaitu mengintai tanteku. entahlah hal ini benar atau tidak tapi aku harus lakukan untuk mendapatkan bukti otentik saat tanteku sedang berhubungan intim dengan selingkuhannya.

setelah aku menduplikat kunci tersebut aku pun masuk ke kamar kak rina dan mencari tempat yang cocok untuk aku buat jalan masuk ke atap, ternyata gak usah lagi melubangi karena di pojok kamar mandinya sudah terdapat lubang yang muat untuk dimasuki, mungkin lubang bekas orang sipil/listrik untuk mengatur alur kabel-kabel di rumah ini.

dengan menaiki washtafel dan berpegangan dengan dinding aku bisa masuk melewati lubang tersebut. aku pun memasuki lubang tersebut dan merayap menuju kamar tante dan aku harus membuat lubang kecil untuk bisa melihat aktifitas tante baik di kamar maupun di kamar mandi. semua sudah beres, aku membuat 1 lubang di kamar mandi dan 1 lubang di area kamar tante.

aku pun turun dan masuk ke kamar tidurku untuk rebahan sejenak.

"mas... mas... bangun" dengan nada pelan mbak puji membangunkanku.

"ehh... mbak ada apa mbak?" tanyaku.

"saya di suruh tuan bangunin mas untuk makan malam" jawabnya.

"jam berapa sekarang mbak..?" tanyaku lagi.

"jam 9 malam mas..." jawab mbak puji.

mendengar jawaban tersebut aku pun kaget dan langsung bangun. aku bergegas mandi dan menuju ruang makan tapi di meja makan hanya ada makanan saja tanpa ada om dan tante, mungkin mereka sudah makan malam dan sekarang sedang istirahat.

Disaat makan aku mendengar suara

"pa... udah belum, ke kamar yuk" suara tante terdengar. saat terdengar kamar om tertutup tanpa pikir panjang lagi aku pun langsung menghentikan makan dan naik ke atas, melihat situasi aman aku masuk ke kamar kak rina secara perlahan dan secara perlahan aku naik ke atap kamar tanteku.

"pa.. mau minum obat kuat gak?" tanya tanteku dengan nada mesra.

"udahlah gak usah, besok pagi-pagi harus ada di kantor karena ada meeting penting" jawab Om teguh, sembari menarik selimut.

"ya udah deh.." jawab tante dengan nada sinis.

aku masih di atas sambil nunggu kejadian selanjutnya, dan benar saja selang setengah jam kemudian tante bangun dan menuju kamar mandi, aku pun merayap pelan-pelan menuju lubang yang ada dikamar mandi, perlahan tante membuka baju tidurnya, terlihat bawah tante hanya mengenakan celana dalam saja, payudaranya dibiarkan terurai bebas tanpa satu helai benang pun menutupi, kemudian dia membuka celana dalamnya, aku mengira tante akan buang air besar tapi ternyata tante sedang melakukan video call dengan seseorang, di pasangnya earphone dia, lalu bercakap dengan orang tersebut.

"sayang temenin aku ya.." ucap tante debgan nada yang menggoda.

"resiko punya suami yang letoy" ucap tante lagi

"diremes dong say... isep aja sayang jangan di kasih tanda nanti ketahuan" ucapnya manja.

dengan tangan kanan meremas payudaranya sendiri, tante begitu terlihat sangat terlena dan terbuai, tante sudah sangat terangsang sehingga ucapnya pun ngawur.

"isep sayang sampai keluar ASI nya... dasar bayi nakal"

"oohhhh... pelan sayang melintirnya, sakit putingnya" desahannya.

"yank... yang bawah mau di cium, rileks aja ya ciumnya" godanya.

tantepun mengarahkan handphone nya ke bawah bagian kemaluannya. kedua kakinya mengangkang dan berpijak pada dinding toilet, tangan kanannya mulai memainkan klitorisnya.

"aahhh... jangan sayang, di kecup aja jangan di gigit ya"

"hah... kamu udah keluar, hahaha... payah ah" tante tertawa dengan nada mengejek.

dasar cowok anjing, gitu aja dah ngecrot. serasa pingin ku bunuh saja tuh cowok, bener-bener sangat kesal melihat hal ini.

"bantuin aku ngeluarin yaa.. say" pintanya penuh nafsu.

tantepun memasukan jarinya kedalam lubang vaginanya, satu jari terasa kurang dia masukan lagi menjadi 2 jari, di kocoknya lubang vagina miliknya dengan frekuensi yang semakin meningkat.

"aahhhh.... terus sayang.... aahhhhhh..... i love u sayang" suara kepuasan terdengar lirih.

tante pun tergeletak lemas sembari duduk di washtafel.

"aku udah keluar... makasih sayang" ucapnya.

kejadian ini semakin membuat hatiku terbakar amarah, kalau aku saja sampai semarah ini bagaimana dengan Om teguh kalau sampai tau akan hal ini. aku harus cepat bergerak menghentikan tante untuk berbuat lebih jauh lagi.