webnovel

Aku Akan Menolongmu

Li xiao perlahan-lahan mengangkat kedua tangan, wajahnya sedikit ragu. 'Meski pria itu berlumur darah dan baju terkoyak. Aku bisa merasakan tekanan yang kuat mengintimidasiku. Tatapan matanya, tidak bisa didekati dan disentuh. Jika aku kabur dari sini? Sepertinya ide yang bagus hehe,' batin Li xiao.

'Bila kau kabur dari sini, jangan meninggalkanku,' balas Xia yu.

"Ekkkhh!''

Erang Li xiao membuat pria ini semakin mendekatkan pedang. Hanya beberapa langkah dengan Li xiao. "Emmm," geram Li xiao kembali mendiam.

'Bodoh, kita bisa mendengar pikiranmu! Maksudku, pikiran kita saling terhubung. Aku bisa mendengar pikiranmu, tapi kamu tidak bisa membaca pikiranku hehehe,' deham Xia yu. Pikiran mereka baru bisa terhubung, setelah beberapa saat membuat ikatan kontrak.

'Tenang Master, jangan gegabah. Dia seorang kultivator kelas tinggi. Aku bisa merasakan kekuatan spiritualnya. Pasti dia di atas tingkat 8,' cetus Jiu feng. Mereka sama-sama mendiam, hanya bergelut di pikiran masing-masing. Telah terjalin kontrak darah, pikiran mereka terhubung atau sejenis telapi. Li xiao belum memiliki kekuatan, maka dari itu belum bisa mengontrol isi pikiran.

"Apa yang dipikirkan gadis ini?" bisik pria yang memandang Li xiao. Kadang mengangguk, kadang menggeleng dan lebih parahnya, 'Hah! Dia berani mengabaikanku? Menarik,' sambung hatinya.

Mengangkat pedang ke kanan.

Swustt!

Satu hempasan pedang ke kiri, dinding goa sebelah kiri meruntuh. Li xiao menelan air liur dari lamunan. 'Apa itu? Aku tidak melihat gerakannya. Aku tidak bisa bergerak. Semisal ingin bergerak, tubuh ini begitu lambat dan berat! Dia bukan orang sembarangan. Andaikata mau memenggal kepalaku, mungkin sudah tergeletak di bawah sekarang. Walaupun melawan sekuat tenaga, itu seperti melempar diriku ke gerbang kematian,' ungkap jantung hati Li xiao. Membidik serius pria itu. Xia yu dan Jiu feng mempersiapkan diri, serta melirik pria itu."Hehehe, pria tampan, kamu terluka yah?" sambil senyum. Bersikap lembut dan manis.

'Hentikan ekspresi menjijikan itu!' ketus Xia yu. Hanya didengar Li xiao dan Jiu feng.

'Diam! Ini sudah akting paling berbakatku!'

'Master memang hebat, aku sampai tertipu,' balas Jiu feng. Mendengar ucapan itu, Xia yu semakin kesal, 'Dasar pantat kuda!' (penjilat)  

Jiu feng tidak terima dan mengatai balik. 'Huh bukankah itu kau? Aku hanya penghisap!'

Xia yu membalas lagi, 'Kamu!' hanya itu yang mampu diucapkan mereka berdua. Li xiao memotong pertikaian mereka. 'Diam! Kita dalam bahaya!' 

Pria yang menghunuskan pedang, terus mengamati gerak-gerik Li xiao. 'Siapa yang akan percaya wajah itu?' pikirannya mulai curiga terhadap Li xiao. Namun, tidak dengan Li xiao, seolah-olah pria ini tidak tahu apa yang dipikirannya. Mencoba mendekati sambil menduduk.

Swust~

Pedang putih panjang nan lurus, di gagang terisi ukiran berwarna keemasan, menempel di leher Li xiao. "Diam atau putus!" intimidasi pria ini. Meski ditemani akan raut kesakitan, akibat luka-luka yang diterima.

Li xiao tersentak, mencoba menguasai diri. Agar tidak terlihat takut. "Heheh, kita 'kan pernah jadian jan galak-galak,'' canda Li xiao. Mencoba mendorong pedang yang menempeli lehernya. Pria itu menunjukkan alis keriting, tidak mengerti ucapan Li xiao. 'Apa yang dia bicarakan? Itu tidak penting. Aku harus membunuhnya! Apabila tidak membunuh, akulah yang terbunuh dan begitulah hidup,' pikir pria ini. Sungguh perkataan menyayat hati bila di dengar. Li xiao, membuka bibir pucatnya, seraya tahu apa yang dipikirkannya. "Tenang, aku tidak akan membunuhmu dan juga--- aku akan segera pergi." 

Srrat.

Pedang semakin menempel di leher Li xiao. Membuat kulit lehernya tergores, mengeluarkan cairan berwarna merah kental. Kian menetes turun ke leher serta ke pedang putih. 

'Sst, ah sakit sekali in--ini pedang asli, misalkan bergerak sedikit ... kepalaku bisa melayang,'  hati Li xiao semakin waswas. Mulai memutar otak, agar keluar dari situasi mencengkam. Pokoknya segala cara harus dilakukan, tidak mungkin 'kan mati lagi, setelah bangkit dari kematian! 

"Master, aku akan menyelamatkanmu! Kita akan keluar dari sini," serang Jiu feng.  Bergerak maju menyelamatkan Li xiao, menyerang pria yang menyandera masternya. Baru Jiu feng bergerak sedikit, manik pria ini dengan cepat, beralih ke gerakan Jiu feng dan langsung.

Swush.

"Akhhh!"

"Jiu feng!" teriak Li xiao, mendapati dia di hempas begitu mudah.

Swat.

Pedang kembali menempel di leher gadis ini, Li xiao sedikit mengangkat bahu memeriksa keadaan Jiu feng. Kupu-kupu yang mencoba menyerang. Di serang balik, hanya sekali hempasan pedang. Menyaksikan itu semua, tidak bisa bergerak atau bercanda lagi. Mimik seriusnya kembali terlihat. 'Siapa pria ini? Kuat sekali! Dia hampir membunuh Jiu feng,' kalbu Li xiao. Khawatir terhadap keadaan Jiu feng, dia tergeletak di tanah. Padahal, Li xiao tahu betul kekuatan Jiu feng cukup tinggi."Ma--master aku tidak apa-apa," jawab Jiu feng agar Li xiao tidak khawatir. 

"Tidak apa-apanya! Lihat sayapmu bolong!" tegas Xia yu. Perkataannya membuat Jiu feng terkejut, "Apah?"

Xia yu makin menggoda, "Hehehe, itu besar sekali." 

Li xiao menyahut dalam pikiran, 'Baiklah kita tidak boleh macam-macam dengannya.'

Mengukir senyum dan bertingkah seimut mungkin. 'Lihat ini puppy eyes-ku, kamu tidak bisa menahan diri lagi,' jiwa Li xiao. Matanya bak kunang-kunang. Malah dicibir oleh Xia yu, 'Hentikan ekspresi itu! Seandainya aku adalah dia, mungkin saja aku sudah menebasmu! Kau seperti joker!' Xia yu terus mencemooh Li xiao di dalam pikiran. Paras Li xiao berubah dan lantas bergerak ke arahnya, menarik leher Xia yu.

"Kau yang joker dan seluruh keluargamu joker!" Sesaat, dia tidak mempedulikan pedang di leher. Amarahnya dibangunkan Xia yu.

"Meow. Ek, ekh!" 

Luapan amarah Li xiao mencekik kucing hitam, Xia yu kehabisan napas. Lelaki ini meninjau gadis di depannya bergerak. Dia ikut menggerakkan pedang, tidak terlepas dari leher jenjangnya. Sampai Li xiao berhenti, pedang ikut berhenti. Mendapat pemandangan yang mengejutkan.

'Hah! Hewan kontraknya sendiri di cekik? Apa it-itu jo--joker? Dia berani memotong ucapanku dan mengabaikanku lagi? Haah, benar-benar bodoh! Kamu harus mati sekarang!' suara hatinya. Mengangkat pedang, siap menebas leher gadis di depannya. "Okow, kita melupakan sesuatu!" Hentian cekikan, melirik ke samping, pedang putih siap memenggal kepalanya. "Tidak bisa, aku tidak boleh mati di sini!"

"Stoop!"

Tampik Li xiao menyilangkan lengan, berbentuk X. Usahanya berhasil, pedang itu berhenti. Namun, bukan karena pertahanan Li xiao, tetapi kata-kata gadis ini di depan pria itu. 'Apalagi yang dia ucapkan? Aku tidak mengerti! Di sini,l siapa yang bodoh, aku atau dia?' ungkap jantung hatinya, penuh tanda tanya. Mampu menghentikan hunusan pedang.

Li xiao memanfaatkan momen, mengintip pria di depan. Dia sedikit kebingungan. "Kenapa kau mau membunuhku? Eemh, tapi turunkan dulu pedangmu." 

"Lancang!" 

"Akhh, sst," sehabis berteriak. Dia meringis kesakitan dan mengintip Li xiao. Ringisan itu didapat dari darah di dada merembes keluar. Akibat tancapan panah, serta serpihan pedang. Karena bergerak, maka goresan semakin mendalam.

"Eee, aku tidak melakukan kesalahan apapun, kenapa aku harus mati?" ulang bingung Li xiao.

"Heh! Tidak melakukan kesalahan apapun? Menggelikan sekali! Pertama, kau mencuri bekalku! Kedua, kau berani mengabaikanku. Ketiga, kau memotong ucapanku! Terakhir, mencoba membunuhku, ahh! Hanya mati yang pantas menebus kesalahanmu," cerocos pria ini. Li xiao benar-benar tidak habis pikir, akan pemikiran pria yang di depannya.

"Nani?" kejut Li xiao. Tangan mengusapi bibir berminyaknya. Setelah mengetahui itu, segera memelototi Jiu feng. 'Maafkan aku  Master,' sesal Jiu feng di dalam pikiran. Di umpati Li xiao, 'Sial! Kau tidak berguna!' 

"Lihat ke mana?"

"Akhh, tu--turuankan dulu pedangmu! Aku akan menyelamatkanmu." 

Lelaki ini masih membidik Li xiao dan mulai mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari mulut pucat itu. 'Apalagi yang diucapkan Nani? Lebih anehnya lagi … mau menyelamatkanku? Huh! Dia pikir dia siapa? Menyelamatkan diri sendiri tidak bisa, apalagi orang lain.' Lamunan pria ini tidak percaya terhadap gadis itu. Masih tidak melepaskan pandangan ke mata Li xiao, tetapi matanya mulai menangkap. Sorot mata yang 'tak menggoyah dari gadis itu. Serasa gadis ini, tidak takut melihat darah dan dirinya. Pria ini beralih menyunggingkan bibir, membentuk seringai lalu…*..*