webnovel

PROLOG

Sudah hampir tiga tahun Sonia duduk dibangku SMA, kini para siswa-siswi tengah menghadapi persiapan Ujian Nasional. Hatinya sangat tidak karuan, antara gelisah dan bahagia. Gelisah karena akan dihadapi oleh berbagai pertanyaan, terlebih lagi ada beberapa pelajaran yang tidak ia sukai di sekolah, yaitu Matematika dan Fisika. Sonia memang anak IPA, namun ia sangat membenci kedua mata pelajaran tersebut. Sedangkan rasa bahagia itu sendiri yaitu ia akan segera meninggalkan dunia sekolah dan mulai memasuki dunia perkuliahan. Sonia sudah berencana untuk kuliah dibidang seni musik, dan ia sangat antusias untuk mengenyam pendidikan di negeri gingseng.

Guru Matematika dan guru Fisika di kelasnya sangat memerhatikan Sonia karena diantara seluruh siswa di kelasnya, hanya dialah yang mendapatkan nilai terendah. Mereka sangat khawatir jika Sonia tidak akan lulus ujian. Dengan berat hati, ia pun harus mengikuti pelajaran tambahan dari mereka demi mendongkrak nilai Matematika dan Fisika.

Nama lengkapnya adalah Sonia Karistia, biasa dipanggil Sonia. Ia memiliki sahabat baik sejak SD bernama Bella Martha Anissa, ia biasa dipanggil Bella. Mereka sudah sangat dekat layaknya saudara kandung. Kebetulan, Sonia dan Bella sama-sama anak tunggal. Orang tua mereka pun merupakan teman dekat yang juga merupakan teman dekat sejak SMA. Jadi wajar saja jika kedua dari keluarga tersebut sudah menjadi seperti keluarga.

Sonia seorang anak yang berparas cantik, putih, dan tinggi. Selain itu, ia juga santun, ramah, pandai bergaul, senang bernyanyi, menari tarian modern, dan juga pandai bermain beberapa alat musik seperti keyboard, piano, dan gitar. Namun, kelemahannya ada di pelajaran Matematika dan Fisika. Sementara Bella, parasnya tidak berbeda jauh dengan Sonia. Ia juga cantik, manis, dan tinggi. Dan ia pun juga anak yang pendiam, senang membaca buku ilmiah, senang melakukan penelitian, dan juga cerdas. Ia selalu mendapat peringkat satu di kelas. Awalnya Sonia ingin masuk ke jurusan IPS, akan tetapi hatinya berat untuk meninggalkan Bella sendirian. Dengan terpaksa, ia pun masuk ke jurusan IPA demi mendampingi sahabatnya itu walaupun ia sendiri sangat sadar bahwa ia tidak akan pernah bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Karena ia sangat menyukai musik, Sonia pun mengambil ekstra kurikuler seni musik dan tari. Ia pun sangat antusias ketika berada di sanggar musik, sehingga tidak heran jika banyak siswa yang menyukainya. Namun, Sonia tidak pernah mengindahkan semua laki-laki yang mendekatinya, ia hanya fokus kepada ekskulnya dan juga sekolahnya karena ia ingin sekali kuliah di Seoul walaupun harus merogoh kocek yang besar. Bella pun juga berencana untuk ikut dengan Sonia karena itulah permintaan dari orang tua Sonia. Orang tua Sonia sangat cemas jika Sonia pergi kesana seorang diri. Bella juga akan satu kampus dengan Sonia, hanya saja mereka akan berbeda jurusan. Bella berencana akan mengambil jurusan Sains dan Teknologi, karena ia ingin sekali menjadi seorang ilmuan.

Hari ini Sonia akan mengikuti pelajaran tambahan yang telah disepakati oleh tim guru di sekolahnya. Ia pun berdengus kesal karena ia sangat membenci pelajaran tersebut.

"Sonia, sepulang sekolah nanti, kamu jangan pulang dulu. Karena akan ada pelajaran tambahan untuk para siswa dan siswi yang mendapati nilai rendah." Ujar Ibu Carla, selaku guru Matematika dan wali kelasnya.

Sonia berdengus kesal. "Iya, Bu!" jawab Sonia singkat.

"Huuuuh!!!! Kenapa sih, nilai Matematika gue harus jelek!" ujar Sonia kesal.

"Sabar, Son. Gue yakin kok, lo pasti bisa!" ujar Bella menyemangati.

"Gimana bisa sabar coba? Udah tahu nilai Matematika dan Fisika gue pas-pasan, masa dipaksa buat ikut pelajaran tambahan! Dikira otak gue apaan dipaksain gitu aja!" gumam Sonia.

"Hmmm.... Gini deh, lo mau ke Seoul kan?" tanya Bella.

Sonia mengangguk. "Nah, supaya lo bisa ke Seoul, seenggaknya lo harus bagusin nilai-nilai lo terutama Matematika sama Fisika. Kalau nilai lo bagus, pasti kampus disana pun juga banyak yang mau nerima mahasiswi kaya lo!" ujar Bella memberi motivasi.

Sonia terdiam. "Benar juga apa kata lo, Bel! Oke deh, gue akan semangat belajar!" ujar Sonia.

"Nah, gitu dong! Itu baru namanya Sonia! Hehehe..." ujar Bella sambil tersenyum.

Mereka berdua pun kembali fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung. Memang berat untuk dijalani Sonia, namun ia pun kembali bertekad untuk mengejar impiannya. Bella memang sahabat terbaik Sonia, ia selalu bisa memotivasi Sonia ketika ia sedang down.

********

Enam bulan kemudian........

Ujian nasional pun berlangsung, seluruh siswa-siswi pun telah masuk ke ruang ujian. Hati Sonia berdegup kencang ketika melihat soal Matematika yang telah diberikan oleh pengawas ujian. Ia pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, kemudian ia pun mulai menulis namanya dilembar jawaban ujian. Soal ujian tersebut memang sangat sulit, Sonia pun mulai mengalami kesulitan ketika ia menghadapi soal nomor tiga. Akan tetapi, ia kembali teringat akan tekadnya untuk pergi ke Seoul dan menjalani kuliah disana. Soal-soal Matematika itu pun mendadak terlihat mudah ketika Sonia mulai fokus mengerjakan.

Waktu pun terus berlalu. Sonia yang semula pesimis dapat mengerjakan seluruh soal Matematika itu, tiba-tiba ia mengalami berbagai kemudahan dalam menjawab soal. Melihat Sonia yang sangat fokus menjawab seluruh soal, Bella pun tersenyum. Waktu ujian telah habis, seluruh siswa-siswi diperkenankan untuk meninggalkan ruang ujian.

Ujian nasional pun berakhir, seluruh siswa-siswi pun sangat senang karena ini adalah terakhir kalinya mereka belajar di sekolah. Begitu juga dengan Sonia. Sepulang dari sekolah, ia pun segera masuk ke kamar dan membuka laptopnya. Ia mencari daftar kampus yang memiliki jurusan seni musik di Korea. Setelah mencari-cari, kini ia menemukannya. Sonia pun segera membuka laman website yang tertera, kemudian membuka formulir pendaftaran mahasiswa baru. Setelah mendaftar, ia pun mencatat tanggal tes masuk dan menjadwalkan keberangkatannya ke Korea.

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan, Sonia pun segera berangkat ke sekolah untuk mengetahui hasilnya. Ternyata nilainya bagus-bagus, termasuk Matematikadan Fisika. Ia pun melompat bahagia dan menangis penuh haru. Setelah mengambilhasil kelulusan, ia pun segera pulang ke rumah untuk menyiapkan keperluannya selama di Korea. Ia tidak dapat mengikuti perpisahan di sekolahnya karenasehari setelah pengumuman ia sudah harus berangkat ke Seoul. Sebelum berangkat ke Seoul, ia pun berpamitan kepada kedua orang tuanya. Sementara Bella, ia akan menyusul karena ternyata kampus mereka berbeda. Sebenarnya Sonia sama sekali tidak keberatan jika Bella keberatan untuk ikut dengannya, hanya saja orang tua Sonia sangat khawatir jika ia pergi seorang diri.