webnovel

02.Invasi

Tiba-tiba sebuah cahaya merah keluar dari kapsul tersebut ke arah retakan yang ada dilangit.

Tidak lama kemudian cahaya tersebut menghilang dan dari dalam retakan tersebut keluar sosok yang memiliki tubuh besar seperti singa yang memiliki taring panjang dan sebuah sayap.Di ujung kepalanya terdapat dua tanduk berwarna merah.Dan jumlahnya mungkin sekitar ribuan.

Sontak Rilz pun terkejut dan segera menggandeng tangan Arci untuk lari."Kak...mahkluk apa itu ?".

"Entahlah".Sambil berlari akhirnya Rilz dan Arci menemukan sebuah pabrik besar untuk bersembunyi.Setelah masuk kedalam gudang pabrik tersebut mereka menemukan pintu yang menuju ruang bawah tanah dan mereka memutuskan untuk beristirahat.Rilz duduk dan bersandar di dinding.Sedangkan Arci duduk didepannya dan dia mulai menangis lagi.

"Kak...Ayah..Ibu..sudah..".Sebelum Arci selesai berbicara aku memotong kata-kataanya sambil memeluk dan mengelus kepalanya.

" Sudahlah jangan dipikirkan lagi,kan masih ada kakakmu disini.Lebih baik sekarang kamu tidur saja dulu".

Tidak lama kemudian Arci mulai tenang dan tertidur.Rilz pun juga sudah mengantuk karena lelah berlarian tadi dan akhirnya memejamkan mata.

-

Setelah terbangun,jam smartphone Rilz sudah menunjukan pukul 08.00 pagi.Rilz pun membangunkan adiknya.Setelah dia bangun kusuruh dia untuk tetap disini."Kamu disini saja dulu,aku mau keluar untuk mencari makanan".

"Tidak kak,aku mau ikut dengan kakak".

" Jangan,ini berbahaya.Bukankah kau lihat makhluk semalam.Lebih baik aku pergi sendiri saja."

"Tapi,aku khawatir jika sesuatu terjadi padamu kak"

"Sudahlah,percaya saja dengan kakakmu ini"

"Tapi...aku..."

"Kamu tunggu disini saja,ok"

"Baiklah"

Setelah keadaan sekitar terlihat aman.Rilz mulai keluar dari pabrik itu sambil berjalan dengan hati-hati dan memperhatikan sekitar.Setelah berjalan cukup lama Rilz menemukan toko.Perasaan senang mulai mendorong kakiku untuk segera lari kesana.Tetapi setelah tiga langkah berlari tiba-tiba makhluk yang semalam kulihat keluar dari toko tersebut.Rilz pun terkejut dan segera berbelok secepatnya ke gang sempit di samping dan berharap makhluk itu tidak melihatnya.Setelah agak lama makhluk itu sudah tak terlihat lagi.

Lantas Rilz pun bergegas ke toko itu untuk mencari makanan.Sesampinya di toko itu Rilz mengambil tas punggung untuk tempat makanan yang akan dibawa.Setelah membawa makanan secukupnya Rilz bergegas keluar dari toko.

Tepat saat Rilz keluar dari toko tersebut ada satu makhluk yang ternyata berada di depan toko tersebut.Rikz pun bergegas lari dari makhluk tersebut,ternyata makhluk itu dapat berlari dengan cepat.

Setelah kupikir aku akan terkejar jika lewat jalan umum akhirnya aku memutuskan untuk berbelok dan masuk ke gang sempit.Ternyata makhluk itu lebih pintar dari dugaanku.Makhluk itu merentangkan sayapnya dan mengikutiku dari atas.Setelah keluar dari gang sempit ternyata Rilz malah menemui jalan buntu."Mungkin inilah akibatnya jika aku jarang keluar rumah.Sehingga tidak tahu jalan di kotaku sendiri".

Makhluk itu pun turun dan berjalan kearah Rilz dengan pelan sambil menunjukan taringnya."Aku akan mati..!!! maafkan kakakmu Arci"pikirku.

Saat makhluk itu melompat untuk menerkamnya tiba-tiba terdengar suara tembakan.Saat Rilz membuka matanya kepala makhluk itu sudah berlubang dan darah berwarna biru keluar dari kepala makhluk itu.Saat Rilz mencari sumber suara tersebut Rilz melihat sesosok manusia didalam sebuah rumah tingkat lantai 2 membawa senapan runduk besar.Sambil melambai-lambai mengisyaratkannya untuk masuk kedalam rumah itu.Setelah masuk ke rumah itu ternyata sosok tersebut adalah seorang wanita yang memakai celana dan kaos militer.Saat Rilz ingin berterimakasih fan bertanya namanya tiba-tiba wanita itu membungkam mulutnya.

"Ssstttt..diam dulu".Rilz pun mengangguk.Dia mengajak Rilz ke samping jendela.Saat Rilz mengintip keluar jendela Rilz sempat terkejut.Ternyata ada 3 makhluk lagi yang seperti itu.

" Aku menyebut makhluk itu Phantora.Mungkin mereka mendengar suara tembakan tadi dan menuju kesini.Tenang saja,asal kita tidak berisik kita tidak akan ketahuan" kata si wanita itu.

Setelah sekitar 30 menit dan memastika 3 Phantora telah pergi aku pun berterimakasih.

"Terimakasih,mungkin jika tidak ada dirimu aku sudah mati."

"Tidak masalah."

"Kalo boleh tahu siapa namamu?"

"Namaku...

Bersambung...chapter selanjutnya "Pertemuan"

Arju_Nashichacreators' thoughts