webnovel

Ch.6 PANIK !

CHAPTER 6

(Di luar sekolah)

Rehan menahan tangan Rangga,namun ia yang hendak melihat itu.

"....." Dengan ekspresi datar.

"Aku masih tidak mengerti kata-katamu sebelumnya" Ucap Rehan dengan penuh kebingungan.

Namun,lagi-lagi Rangga tidak mempedulikan pernyataan itu dan pergi begitu saja.

"Ada apa dengannya,bukankah itu terlalu berlebihan (sikap dingin)" Ucap Rehan dalam hati.

Sementara itu semua guru yang ada di dalam hendak pergi ke luar.Mereka mendengarkan suara teriakan Olivia,sedangkan Olivia sendiri berusaha menenangkan situasi.

"Hey kau (menunjuk Eko) kau teman kelasnya Rehan kan?.Kenapa kau masih berada disini dan tidak pulang saja" Ucap Olivia dengan wajah yang kesal.

"Tenang saja,aku akan pulang,tapi guru udah ada yang Keluar.Hey rafli,cepat tanyakan Rehan untuk segera berdiri." Ucap Eko dengan keadaan panik.

"Tunggu,kita akan ke UKS,ketua PMR ada disini." Sambil melihat Rehan dengan keadaan babak belur.

"Kita pulang saja,udah gak ada waktu" Ucap Eko.

Namun,salah satu Guru BK kini berada di luar.Rani yang ingin berteriak meminta sebuah perban tiba-tiba.

" (Menutup mulut Rani) Oi tunggu"

"Kita tidak menginginkan berada lama disini hari ini,jadi Rehan akan pergi bersmaku"

"Oi (memberi sebuah kode etik) Eko cepat sini bantu aku angkat Rehan" ucap Rafli yang juga dalam keadaan panik di tengah menutup mulut Rani.

Di samping itu,Rangga berjalan sendiri dengan keadaan babak belur.Semua orang menatapnya.

"Apa yang kulakukan hari ini"

"apa aku akan menyebabkan masalah lagi besok." Ucap Rangga yang bergumam sambil berjalan.

Dalam keadaan seperti itu,ia menunggu angkot yang belum lewat dari tadi.Ia masih memikirkan perkelahian itu,ia sangat takut jika emosinya tak terkendali.

Kemudian kejadian di luar sekolah.

Rani yang hendak melepaskan tangan Rafli yang menutupi mulutnya.

"Tunggu (terbuka) apa yang kau lakukan" Ucap Rani yang kemudian mulutnya terbuka.

"Makasih ketua PMR,tapi aku akan pergi,maaf aku tidak bisa ke ruanganmu dan masuk ke sekolah sekarang" Ucap Rehan yang sepenuhnya sadar.

Rehan yang sudah bisa bergerak namun tak leluasa berjalan.

"Sini bahumu (membantu Rehan).Maaf soal tadi Rani,kita sudah tidak punya waktu lagi.Para guru sudah mulai berdatangan keluar."

Ucap Rafli sambil menggendong Rehan yang tampannya kini babak belur.

Rani yang mendengar hal tersebut pasrah,lekas pergi ke arah dimana Rangga berjalan untuk pulang.

"Tunggu aku Rangga"

"Oh tidak (mengingat pesan Rangga)"

Masuk dalam sekolah.

"Aku melupakan Baron yang ada di dalam,hari ini aku tidak ingin tinggal untuk di ceramahi oleh para guru" Ucap Rani yang panik.

sementara itu.

"Melupakan kejadian hari ini mungkin mudah bagiku tapi tidak dengan memory mereka yang berada disana.Aku terlalu ceroboh mengambil tindakan tanpa tahu konsekuensi yang begitu besar."

"Mungkin Besok aku tidak akan datang" Ucap

Rangga menggumam di tengah ia masuk dalam angkot.

(Dalam sekolah)

Baron yang bersandar di dekat koridor melihat Rani.

"Hey,kenapa kau datang sendiri?"

"Mana Rangga?" Ucap Baron.

"Dia pergi,ia menyuruhku untuk mengantarmu pulang" Ucap Rani sambil menoleh ke kiri dan kanan.

"Kau kenapa melihat kiri kanan,apa Rangga menang?"

"Bagaimana keadaannya" Ucap Baron yang khawatir.

Namun Rani tidak mempedulikan hal itu,ia segera mengambil tasnya di uks.

"Ada apa dengannya,apa jangan-jangan terjadi sesuatu di luar"

"Oh tidak tadi aku lihat guru BK keluar"

"Oh mungkin karena itu!." Ucap Baron yang masih bingun dengan Rani.

Rani yang mendapatkan tasnya kembali.

"Woi Baron,cepat berdiri"

"Ada apa sebenarnya" Ucap Baron yang bingun tiba-tiba ingin diseret.

"Tidak ada waktu lagi,guru di atas mulai bergerak mau keluar,si bodoh itu (Olivia) teriak sampe terdengar di dalam sekolah" Ucap Rani penuh kepanikan.

Baron yang mendengar hal tersebut,tiba-tiba berdiri dan menahan rasa perih di lukanya.

(Di luar sekolah)

"Sial,mana Rangga"

"Oi Rehan! kau mau kemana" Ucap rani yang melihat ketiga orang termaksud Rehan ysng hendak kabur.

"Abaikan saja dia,kita pergi.Guru di dalam pasti sudah mulai bergerak" Ucap Rehan dengan keadaan lemas.

"(Sambil mengejar) oi tunggu kalian" Ucap Rani sambil berlari.

"Itu ada angkot yang singgah,cepat kesana" ucap Eko yang melihat ketua OSIS itu mengejarnya.

"Oi Eko bantu! (merangkul bahu kiri Rehan)" ucap Rafli.

"Maaf kalian,aku kalah" Ucap Rehan dengan nada kecewa.

Mereka berdua yang mendengar hal tersebut mengatakan bahwa itu tidak penting sekarang.

"Ketua OSIS itu keras kepala sekali"

"Untung saja ada angkot singgah disini"

"Pak jalan cepat,kumohon pak ini darurat" Ucap Eko yang panik karena Olivia hendak menghampirinya.

Sopir angkot yang hendak melihat kondisi Rehan langsung menancap gas dan pergi meninggalkan lokasi sekolah tersebut.

"Sial,bajingan!"

"Udah capek lari malah si pak sopir pergi" Ucap Olivia sambil terengah-engah.

Disamping itu,Baron dan Rani yang kini berada di luar mencari keberadaan Olivia.

"Sial,anak itu hilang"

"kemana dia" Ucap Baron.

Rani yang tidak peduli karena sudah berada di luar sekolah menarik tangan Baron dan pergi dari lokasi tersebut.

Olivia yang menoleh ke kanan melihat mereka berdua.

"Oi tunggu" (Teriak)

"Mana Rangga" Ucap Olivia yang masih terengah-engah.

"Ia sudah pulang dari tadi.By aku mau pulang"

sambil menarik tangan Baron,Rani meninggalkan Olivia begitu saja.

Sementara itu.

(Rumah Rangga)

Rangga yang sampai di rumahnya.

"aku pulang" Ucap Rangga dengan suara seperti biasanya.

Pintu terbuka.

Adiknya terkejut melihat keadaan Rangga.

Kedua orang tuanya yang melihat itu ikut terkejut.

"Kamu kenapa?"

"Apa kamu berkelahi di sekolah" Ucap ayah Rangga.

Sementara itu.

(Di luar sekolah)

Olivia kembali ke sekolah.

Semua guru hendak Keluar,Olivia yang melihat itu mengatakan kepada mereka.

"Tadi Rangga dan Rehan berkelahi Bu"

"Mereka sudah pulang" Ucap Rani yang kesal.

Guru BK yang mendengar hal tersebut menyuruh kedua pihak dari wali kelas untuk menghadap ke ruang BK besok.

"Masalah ini biar biar di urus besok ,kamu pulang ini saja" Ucap guru BK bernama Bu Risma,ia hendak menyuruh Olivia pulang dan melaporkannya beserta saksi yang ada.

Semua guru kembali ke dalam,sementara Olivia beranjak pulang meninggalkan sekolah.

"Rangga"

"Aku hanya ingin menguji mu besok"

"Aku penasaran dengan keberanianmu itu. bahkan kau sampai membuat siswa kelas 3 babak belur"

"aku masih bingun dengan sikapmu yang aneh"

"Semoga kamu cepat sembuh" Ucap Rani sambil menatap langit di atas.

(Rumah Rangga)

"Apa kamu yang memulainya nak" Ucap ibu Rangga yang kemudian adik dari Rangga tiba-tiba memeluk nya dan menangis.

Rangga yang membuat adiknya khawatir mengatakan bahwa tidak papa,ini hanya sebuah kecelekaan.

Namun tak selang beberapa lama tiba tiba suara hp ayahnya berbunyi.

"(mengambil hp) Telepon dari sekolah".

(To be continued)